April 8, 2014

Buat yang Underestimate sama Nasi Merah. Read this!



Tangkal Radikal Bebas Pakai Tameng bernama: NASI MERAH

Kamis minggu kemaren, lepas dari pergi ke media printing, aku sama anak-anak marketing sepakat makan siang di "tempat yang masih dirahasiakan namanya". Katanya itu makanan sehat pokoknya. Biasanya sih kalau makanan sehat, feeling rasanya engga oke, terusan kalo engga ya, semacam sayuran. Finally, sampailah kami ke tempat itu, aduh alamatnya juga engga tau pasti, tapi buat kamu yang ada di Yogya, rute nya sih gampang, dari kampus UII jalan Kaliurang, lurus terus ke utara, pas pokokan itu ada gereja Katholik kan kiri jalan, nah masuk aja di belokan kiri itu, sekitar 1 KM, nanti tempetnya sebeah kiri jalan "Nasi Merah Khas Gunung Kidul". 

Kaaann.. bener kaann.... seumur-umur makan nasi merah aku ini cuma sebates icip aja. Keras, aneh, dan nggak biasa sih lebih tepatnya. Ini malah kepepetnya makan nasi merah, yang mana satu-satunya menu disana. Pesen - pesen - pesen - dan bakpia anget ini pun sampek duluan buat salah satu pilihan ngemil. Kebetulan kami makan siang pas itu, barengan sama sales marketing-nya Grand Zuri hotel yang juga, temen kami. :p

bakpia

bakpia

bakpia

Bakpia-nya ini sekitar 1500-an (moga nggak salah ngitung, abisnya di nota jadi satu semua urusan per-bakpiaan segaban orang). Seringnya di sini, bakpia disajikan anget-anget, dan itu enak. karena juga ukurannya rada gedean, bukan kecil kayak bakpia-bakpia umumnya itu. 

Oke, dan akhirnya, inilah pesanan makan siang kami semua. 

satu bakul nasi merah

lauk banyak pilihan

sambal bawang mantap

Ada nasi merah yang cukup buat bertujuh orang, ada pilihan lauk pauk kayak, ayam goreng, empal, tahu tempe, ati ampela, sesuai selera kamu sih, laennya ada sayur lodeh, dan tumis daun pepaya. Makanan datang, suddenly semuanya sibuk sendiri-sendiri.


serbu makanan

Sampai seporsi nasi merah, sayur, dan lauk ada di piring, masih rada underestimate sama rasanya. Tapi, waktu dimakan, ternyata olahan nasi merahnya engga keras, kayak di tempet nasi merah yang dulu pernah sekedar icip dari porsian temen. Ya, ini sih jauh better, lebih rasanya kayak nasi putih biasa cuman radak lembek gitu aja sih. 

Kata Ratri, nasi merah itu engga bikin gemuk, tapi ternyata engga cuma itu manfaatnya, menurut artikel yang aku baca, nasi merah itu banyak mengandung serat, dan kandungannya itu bisa mengontrol kadar gula darah, jadi bikin kita gampang kenyang juga. Selain itu, nasi merah juga mengandung antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas, bisa menurunkan kadar kolesterol jahat plus-nya lagi ada Vitamin B6. 

Bicara soal tempat makan nasi merah, ini tempet sih kayaknya emang tenar gitu, soalnya waktu kita dateng, pas jam makan siang, banyak mobil-mobil parkir di pinggiran jalan, padahal, warung makannya bukan warung makan besar atau restoran, dilihat malah kayak warung biasa yang nggak gitu luas. Soal harga, per porsinya sih enggak bakal lebih dari 20 ribu, kalau dihitung per kepala, mungkin tergantung kamu pake lauk apa. Karena umumnya di sana, nasi merah disajikan sesuai kebutuhan per-kepala, ada sayur, dan lauk pun dijadikan satu. Bisa ambil sesuai kemauan, dan nanti dihitungnya belakangan. 

Itu cerita tentang nasi merah. Mau coba juga...silahkan... :)

dinta & selvi










No comments :

Post a Comment

Copyright © 2014 FILOSOFAST

Distributed By Blogger Templates | Designed By Darmowe dodatki na blogi