October 15, 2021

Learn From Tony Stark: "We all have a second change!"

LIFE JUST LIKE MAGIC


Tau Tony Stark?
Okelah, Robert Downey Jr. Beberapa waktu terakhir, berita-berita dan perjalanan hidupnya ke-highlight di sosial media (bukan karena berita baru, bukan) Ada beberapa pecinta Marvel yang bikin fan video soal Tony. Singkat kata, mungkin tidak hanya Robert, masih banyak kisah lainnya, hanya saja dia adalah satu contoh nyata yang memanfaatkan "kehidupan" kedua setelah "kematian"-nya yang berulang-ulang. Flashback sebentar, belum genap 10 tahun dia udah tau yang namanya narkoba dari sang ayah, teenagers ga kelar juga nakalnya, kecanduan obat-obatan terlarang sampai ancur hidup dan karirnya. Masuk penjara, udah kayak hal yang biasa, dan bahkan bicara karir, ngga ada produser film manapun yang mau kerjasama bareng Robert. Hingga pada akhirnya dia berada di turning point-nya dia untuk membuang seluruh narkoba-nya dan berusaha "hidup" kembali. Waktu itu, memang lagi ada kesempatan buat casting Iron Man - tapi lagi-lagi awalnya tim filmpun juga ngga mau kerjasama dengan Robert karena you know why lah ya. Pada akhirnya "kesempatan" kedua kembali menjadikan Robert kembali hidup melalui Tony. Iron Man saves Robert! Merinding sih kalau inget lagi ceritanya, sampai jadi aktor dunia dengan bayaran termahal, membintangi 10 judul film Marvel (Marvel doang ya, belum yang lain) dan segala-segalanya yang ga bisa aku tulis satu-satu.

Poinnya gini:

Ya, mungkin 3 - 4 bulan terakhir, sebagai pendengar pasif aja (karena cerita ini juga didapatkan dari cerita orang-orang terdekat, meski bukan secara langsung cerita mereka). Ada yang hancur karirnya karena selingkuh di kantor dan diviralin istri sah-nya, ada yang jadi simpenan (dan mau dengan ikhlas jadi orang ketiga - ngga tau sih kalau ternyata dia yang keempat atau kelima), ada yang belum lepas dengan alkoholnya (bukan karena pesta-pesta, kadang hanya duduk diam atau bercerita sembari nungguin tipsi biar jadi waktu yang tepat buat bisa curhat sama temennya yang lain), cerita-cerita yang beragam banget yang mungkin nggak akan bisa kucerna semuanya tentang asal muasalnya gimana. Intinya gini sih, aku punya trust issue, tapi aku bisa dipercaya dalam poin curhatan orang - bukan karena aku sebegitu sucinya untuk tidak membeberkan cerita orang dan jadi bahan gibahan, tapi lebih kepada aku bukan karakter orang ribet yang punya banyak waktu untuk mengurusi kehidupan orang atau dosa-dosa mereka. Mau cerita silahkan, ngga yaudah. Mau temenan silahkan, ngga temenan ya silahkan, ya semacam gitulah. 

2020 - 2021, is the best year that God show their true colour? (istilahnya)

Mana yang baik, mana yang ngga baik, mana yang temen cari benefit, tapi kemudian sebagai manusia sosial pada umumnya, yang cukup dewasa; The true winner is: ngga perlu lagi merespon semua hal. Ngga update status buat nyinyir, ngga bikin story buat menyampaikan kesedihan atau semacamnya, atau bisa minum teh anget di tengah Kawa-Kawa, misalnya, bisa milih untuk pamit tidur duluan daripada lanjut kemana-mana, lebih pada sejauh mana bisa kontrol untuk berlawanan arah selama tau itu yang terbaik buat kita. The true friend, will understand, yang ngga paham, berarti bukan surrounding yang bagus, gitu aja udah gampangnya.

Less than 1 year, semua yang udah jadi big wishes aku bertahun-tahun silam dan setiap rencana dari cerita kesuksesan di balik usia tertentu, bener-bener kejadian nyata sekarang. Dan kadang buat nyampai ke titik ini, kamu ancur-ancuran dulu, "dipaksa" resign dari kantor entah Tuhan kasih alasan apapun lah pokoknya diajak keluar dari titik sekarang, untuk tidak terjebak nyaman. Kalau ngga dikasih "paksaan" mungkin aku hanya bakal jadi kayak kemarin-kemarin aja, sih. Dan, tidak perlu banyak orang tau prosesnya kayak gimana dan kok bisa, mereka tidak mudah mencariku di sosial media, mereka ngga akan mudah nyari background pekerjaanku di Linkedin, mereka ngga akan bisa membayangkan berapa gajiku sekarang, siapa lingkunganku saat ini, (biarkan mereka tau sebatas mereka harus tau), seseru itu sih pada akhirnya. 

Life is just like magic! Yeach its true. Jika memang ada yang pernah diambil Tuhan darimu, kamu ditukernya banyak banget. Tadi aku pikir ya kata-kata ini hanya sebatas bahasa motivasinya Mario teguh, tapi pas happened in my life, trully fully; God! Thanks, sudah dikasih lebih-lebih dari yang aku minta.

Sekarang, menata rencana lagi untuk mimpi-mimpi besar yang pernah ke-pending; New York misalnya. Ahhh, Matera -Italy, atau yang penting, beres dulu perihal pandemi dan bisa selalu sehat udah cukup deh. Kemana-mananya nunggu ngga ribet.

Thank you for the happiest year of my life.

October 1, 2021

PEREMPUAN

Tulisan Tanpa Judul




"Mba, ada yang ingin saya sampaikan,"

Awalan seperti ini bukan kali pertama, saat rekan kantor mendadak minta waktu, untuk bicara empat mata. Tarohlah mereka adalah para wanita, pejuang-pejuang hebat yang aku pikir menanggung beban dilema terberat dalam berbagai peran yang mereka lakukan. Baru-baru ini juga, rekan kerja saya ini berbincang tentang rencana resign dari kantor karena family matter. Family means, anak-anak, suami, ya gitulah ya. Pada akhirnya mungkin tulisan ini akan dicibir beberapa orang yang melihat bahwa "ya itu kan tugas wanita".  Dihadapkan pada posisi ini sama aja kayak di adu dengan kondisi dan posisi. Kondisi dimana harus jadi leader, dan mengayomi tim, tentang apapun situasi yang dialami. Dan "Posisi" yang menunjukan dua wanita dengan karakter berbeda, dengan pilihan hidup beda, duduk berdua saling berhadapan dan berdekatan.

Ngga ada wanita yang ga hebat sih menurutku. Mereka memilih, apapun itu pilihannya, aku tidak akan menjustifikasi dari sudut pandang anti-patriarkhi-ku. Kehilangan satu diantara salah satu tim ku, di tengah performa yang baik, dan lagi rame-ramenya resort rasanya kayak, hhhh.... ikut sedih sih ya. Jadi intinya dia mengalah karena jarak, akan lebih baik jika fokus pada keluarga agar menekan jarak, effort dan semuanya yang bisa muncul karena ego kedua belah pihak (suami dan istri). Bagus! Itu pilihan. 

Aku dari muda bukan karakter orang yang mudah "menyerahkan" impianku di tangan orang lain. Apapun itu alasannya, peran, kewanitaan, cinta, apapun. Sampai aku ngga bisa lagi hitung. Banyak pelajaran, situasi, cita-cita, kemampuan, dan segalanya yang membuat kita makin memfilter hal-hal atau manusia-manusia yang tidak terlalu berkontribusi dalam hidup. Semakin kesini, pun demikian. Satu-satunya hal yang ingin aku kejar adalah sesuatu yang bisa dihitung, (dan jangan serta merta ini hanya tentang uang). Kilometer jarak, ketinggian pesawat, jumlah ini dan itu, semuanya.

Berpikir logic dan realtisis adalah kunci dari keseimbangan. Jangan salahkan yang tidak seimbang, bisa saja dia sempat bodoh atau bertemu atau terlibat dengan orang bodoh lainnya.

Aku senang bagaimana "kehangatan" tercipta antara dua wanita yang duduk bersama tentang pilihan. Pilihan dia untuk mengalah dan memilih keluarga, dan Pilihan aku untuk fokus kepada impian dan cita-cita. Tidak ada yang salah dari salah satunya, justru yang Anda -Anda bilang, wanita kan harus gini, harus gitu, ahhh... keasyikan apa lagi itu?? Sudah sudah, mari belajar tentang apa itu yang disebut "berpikir terbuka".

Kembali lagi, 
aku akan sekuat tenaga mempertahankan timku, tapi jika itu tidak mengubah keputusannya maka yang bisa aku sampaikan, hitung lagi (bagaimana financial life setelah resign, misal), dengan menghitung kita akan tau tabungan akan bertahan seberapa lama (wajib dengan memasukan anggaran dana darurat). 

Sukses, and see u on top.

Copyright © 2014 FILOSOFAST

Distributed By Blogger Templates | Designed By Darmowe dodatki na blogi