February 11, 2015

Saya Masih Saya yang Dulu

SAYA MASIH SAYA YANG DULU

"kawan baru akan melihat siapa saya. kawan lama menerima saya apa adanya. Kawan baik tidak peduli siapa dan bagaimana saya, mereka tidak akan pernah kemana-mana".



Tulisan ini dibuat berlatarlatar belakang dari semua pertanyaan orang-orang terbaik, terdekat, dan yang terbiasa denganku. Yang mengenalku atau bahkan yang hanya tau namaku.

Dia Sombong.
Tidak pernah sedikitpun di pikiranku akan menjadi jenis manusia seperti ini. Bagi yang berpendapat itu mungkin hanya menilaiku dari "kulitnya" saja. Jika bertemu, berpapasan, dimanapun, sapalah. jangan pernah sungkan menyapa atau melihat ke arahku. Terkadang tidak selalu aku berdiri atau berjalan dalam kondisi memperhatikan setiap orang yang aku lalui.

Dia mementingkan diri sendiri.
Kadang iya. Benar. Dan mungkin itu tidak hanya terjadi padaku saja. Tapi kadarnya tidak pernah berlebihan. Sempat berlebihan, hanya pada masa transisi dimana aku mulai membandingkan bagaimana rasanya hidup demi banyak orang- kepentingan banyak orang, namun tidak mengalami perlakuan yang sama saat kesulitan yang datang menghampiriku. Semua terjadi karena sebuah alasan, bukan?

Dia tidak punya waktu lagi buat kita.

Siapa bilang?
Aku hanya tidak suka mendadak. Mendadak itu membuat kita harus mengolah lagi jadwal demi jadwal yang sudah dirangkai bahkan pada jauh-jauh hari sebelumnya. Meski begitu, saya masih kompromi tentang "dadakan" lainnya tapi tetap melihat faktor prioritas.

Dia suka seenaknya bicara.
Seenaknya bicara versi Ayu bukan menggebu-gebu menyampaikan isi hati, menghakimi tanpa ampun, atau mengucapkan kata-kata kasar. bagi mereka yang berpendapat itu mungkin adalah mereka yang justru mendapat perhatian lebih banyak dariku. karena pada dasarnya aku tidak suka mengomentari kehidupan ataupun perbuatan orang lain, tapi jika sampai aku komentar, menasehati, atau mengeluhkan perbuatannya, itu tandanya aku memperhatikan mereka.

Dia sudah beda "kelas".
Tidak pernah! Aku masih sama seperti dulu. Dalam hal ini, hanya sedikit kesimpulan yang bisa aku utarakan:
"kawan baru akan melihat siapa saya. kawan lama menerima saya apa adanya. Kawan baik tidak peduli siapa dan bagaimana saya, mereka tidak akan pernah kemana-mana".

Dia tidak mau berbaur lagi.

Bohong! Itu adalah kebohongan paling konyol yang pernah aku dengar. Kebanyakan dari mereka akan membanding-bandingkan saya dan kehidupan mereka. Akan melihat saya pada satu sisi, kebetulan, keberhasilan, link yang kuat, dan faktor mujur. Itu salah! Sungguh kesalahan. Aku meraih ini sungguh berjuang dari bawah. Merangkainya dalam hampir 10 tahun, dimulai dari merasakan fee yang tidak genap 50.000 rupiah. Merangkai mimpi demi mimpi dan menjadikannya sebuah pembelajaran yang membuatku ada di titik ini. Proses ini tidak instan.

Dan saya, masih saya yang dulu.
Copyright © 2014 FILOSOFAST

Distributed By Blogger Templates | Designed By Darmowe dodatki na blogi