December 28, 2018

SUKA DUKA LIBURAN DI MELACCA


"Time moves in one direction, memory in another."
- William Gibson




Hai!
Aku terlalu sering memulai kalimat pembuka dengan kata Hai, bahkan saat aku bingung harus membuat caption apa di Instagram. Okey, anggaplah thats the easiest way to start everythings, termasuk postingan blog kali ini. Awal Desember 2018 lalu, aku akhirnya punya kesempatan ke Malaysia lagi setelah beberapa kali datang, dan akhirnya punya cukup waktu buat lanjut Solo Travel ke Melacca, sebuah kota yang tidak terlalu besar, jaraknya sekitar 3 -4 jam dari Kuala Lumpur (depends on traffic).

KENAPA MELAKA?
Beberapa teman bertanya tentang hal ini, kok ke Melacca? Ngapain ke Melacca? Mang ada yang bagus di sana? dan segala pertanyaan sejenis, kayak "Melacca itu, saking g banyak yang bisa di explore, palingan juga kelar 2 hari. Hal ini, sama sekali tidak membuatku ragu untuk membereskan seluruh preparation ke Melacca. Secara, aku juga butuh liburan ke suatu tempat yang tidak terlalu ramai, tidak terlalu "sulit" medannya. Sebelumnya sempat tepikir untuk liburan ke Krabi - Thailand, tapi setelah membuat pertimbangan ini itu akhirnya aku memutuskan 5 hari menghabiskan masa liburanku di Melacca, sebuah kota peninggalan portugis di Malaysia. Aku sempat tertantang, kayak apa sih ni kota, sampe orang - orang bilang, ga banyak yang bisa aku explore di sini. Nice. Itu dah kayak kasih tantangan tersediri bukan.

Museum Stadthuys
Kurang dari dua bulan aku beli tiket dan urus perihal akomodasi dan itinerary. Oh, kayaknya malah cuma sebulan, karena bisa dibilang ini adalah liburan ter-last minute -ku sepanjang sejarah. Lebih dari 20 lokasi yang ingin aku datangi termasuk juga cafe dan kedai makanan yang menurut info itu cukup terkenal dan makanannya pun enak.

Perjalanan ke Melacca
Aku naik Air Asia direct dari Yogyakarta. Dari KLIA2 naik bus ke Melacca Sentral, sekitar 3 jam. Ada kendala? Ada. Hahahaha..... Karena kebetulan aku perbangan siang ke malam, jadi aku akan diprediksi landing di KLIA2 pukul 9 malam (belum pakai muter - muter KLIA2 karena harus lewat imigrasi dan lain sebagainya). Dari web yang aku liat tentang jadwal bus, menginfokan bahwa bus terakhir adalah pukul 21.30 waktu Malaysia. Oke, berarti aku hanya punya waktu  30 menit sampai ke Terminal Bersepadu Selatan (TBS) yang ada di kompleks KLIA2 tepatnya turun 1 floor dari arrival gate. Apa saja yang harus aku prioritaskan waktu itu:
  1. Ngebut proses di Imigrasi (jangan sampe aku mampir - mampir dan bikin ada di atrian panjang Imigrasi). And I did it! Ini adalah rekor tercemerlang-ku karena ada diurutan pertama antrian imigrasi KLIA2 setelah lari kocar - kacir paska landing. Sampe pengen pipis aja ditahan bentar, dimasukin lagi ke kandung kemih, dijagain sampe ntar lebih aman sikonya. Hahaha!
  2. Beli simcard. Koneksi internet adalah hal yang sangat penting untuk traveling saat ini. Kamu bisa pesen taksi online, bisa liat GPS, bisa liat informasi yang sekiranya kamu butuhkan saat perjalananmu. Kebetulan, aku keluar dari arrival gate pukul 21.05, pesawat landing 10 menit lebih awal, jadi punya waktu cukup untuk lari -lari ke imigrasi dan urus beli simcard yang ada tepat di depan pintu keluar. TAPI, apalah arti namanya apes tak terhindarkan. Aku sampai ganti nomor 2 x di tempat jual simcard karna katanya kuotaku kok ga bisa keload dengan sempurna. Padahal perlu waktu sekitar 5 -7 menit untuk registrasi kartu itu, cek passport dllnya. Aku liat jam dan ternyata aku cuma punya waktu 5 menit lagi ke TBS, akhirnya aku minta batal proses simcard. Sebel sih, karena kayak merasa sia - sia dah berhasil keluar imigrasi cepet tapi tertahan di simcard corner.
  3. Pesan tiket bus di TBS. Namanya dimudahkan, untunglah masih ada jadwal bus paling terkahir yakni pukul 22.15. Oke meskipun nanti imbasnya akan sampai ke bab check in hotel. Tapi ya sudahlah yang penting jalan dulu. Jangan lupa perhatikan betul jam keberangkan bus, dan kode bus, serta shelter yang sesuai agar kalian ngga salah nunggu. Lokasi "mangkal" bus ini tepat di pintu keluar TBS.
  4. Gunakan grab. Aku naik grab dari terminal Melaka Sentral, ke hotel - eh lebih tepatnya backpacker hotel (karena kali ini aku memilih stay di dormitory bule - bule gitu ga jauh dari Jongker Street). Dari Terminal ke hotel, biaya grab cuma 7 RM sahajaaa.. Murinda! (Murah, nda!).
Oke, aku akan cerita lengkapnya tentang cerita di masing - masing lokasi wisata pada postingan selanjutnya. Kali ini betul -betul cerita tentang pengalaman tak terlupakan di Melaka yang mungkin kalian perlu tahu. Perjalananku dimulai di hari kedua (secara karena hari pertama isinya full perjalanan dri Yogya ke Malaysia, lanjut Malaysia - Melaka).

Tiket bus dari KLIA 2 ke Melaka Sentral

SUKA DUKA JALAN KAKI
Jalan dari hotel ke Jongker Street buat cari makan sekaligus explore museum Stadthuys dan sekitarnya. Aku memilik kemana-mana jalan, dalam area ini kamu tetap akan dimanjakan dengan suasana kota yang asik, klasik, unik, dan khas sentuhan peranakan. Memang, meskipun Melaka kuat peninggalan Portugis, tapi banyak juga arsitektur diwakili gedung - gedung bergaya peranakan. Salah satu lokas wisata di sini yang kuat khas peranakan yakni Museum Baba Nyonya. Museum ini menandai sejarah peranakan dimana dulunya ada masyarakat lokal (pribumi) yang menikah dengan keturunan Cina, maka anaknya disebut Baba (untuk pria) dan Nyonya (untuk wanita). Opsi lainnya selain jalan kaki, pastinya sewa sepeda atau Grab. Oh iya, kalian juga boleh banget mencoba asyiknya naik Beca (mirip becak kalau di Indonesia), kendaraan lokal yang lengkap dengan hiasan dan lampu warna - warni, bahkan dengan lagu - lagu hitz yang dimainkan keras melalui speaker yang ada di Beca. Kota ini termasuk aman, mau aku pulang malam (dan bahkan dini hari) aku masih aman sampai hotel. tapi tetap ya, kalau kalian Solo Travel sepertiku, meskipun banyak referensi daerah itu aman, tidak jamin kejahatan atau pelecehan tidak muncul. Kalian tetap harus berhati - hati, gunakan intuisi, selalu waspada dan memang better jangan suka improvisasi masuk gang - gang sepi. Meskipun aku sempat mengalami lewat jalanan sepi di Melaka,tapi aku tetap lewat jalur utama.

Kompleks Red Building

SUKA  DUKA MAKANAN DI MELAKA
Ingat! Bagi kalian yang liburan ke Melaka dan benar - benar ingin makanan halal, tak ada salahnya kalian menanyakan dulu makanan yang ingin kalian makan apakah bener - bener apa engga. Karena tidak selalu makanan yang tidak mengandung daging pork secara langsung, tapi dia menggunakan minyaknya. Ada beberapa makanan halal di Jongker, salah satunya di Sayyid Antique, boleh seacrh di google. Makannya ada soto, lontong, nasi lemak, dan beberapa pilihan minuman yang nikmati, dijamin halal. Oh ya, pilihan lainnya kalian bisa ke Jongker 88, itu famous pisan di sana. Bisa pilih asam pedas, berbagai mi lezat dan kamu juga bisa nyoba es cendol durian. Aku pecinta mi, pengen banget coba wantan mi, tapi apa daya, memang tidak boleh dimakan, karena hampir semua wantan mi itu tidak halal. Oke baiklah!

Sarapan di Jongker 88. Mie Bakso Ikan

SUKA DUKA CUACA DI MELAKA
Oke benar, bahwa Desember bukan waktu yang bagus buat datang ke Kuala Terengganu, lokasi kedua yang rencananya akan aku datangi setelah 2 hari di Melaka (tadinya). Tapi karena info dari beberapa teman di Couchsurfing bahwa pulau Lang Tengah dan pulau Redang di Kuala Terengganu di tutup selama Desember - Februari karena cuaca di waktu tersebut kurang baik, jadinya aku memilih stay di Melaka. Dan jangan sedih, di Melaka juga tetep hujan anyep - anyep gitu tiap hari. Meskipun syukurlah 3 hariku di sana cerah, 2 hari ujan. Cerah dalam hal ini, ada masa dimana aku bisa aman explore lokasi wisata, meski sorenya tetep ujan, atau paginya di awali ujan. Jangan lupa untuk bawa payung kemanapun, paling nggak kamu nggak akan kerepotan saat hujan mulai turun sedangkan kami masih berada di lokasi yang tidak memungkinkan untuk berteduh.

SUKA DUKA HOSTEL DI MELAKA
Aku akan cerita tentang dua lokasi hostel backpacker yang aku gunakan. Biasanya dari jauh- jauh hari, aku cari dulu beberapa hostel yang memang review nya bagus, ratingnya oke, dan yang pasti review google nya dan komen usernya meyakinkan. Kedua dari look nya harus udah feel in duluan. Salah satu hotel yang aku gunakan adalah Ringo's Foyer, hanya 5 menit dari Jongker Street jalan kaki. Aku suka banget sama hotel ini, karena murah, simple (bed-nya ada kotak gitu, mgkn bisa kayak cabin hotel kali ya nyebutnya), terus lokasinya dekat kemana - mana, khususnya ke Jongker Street, semua yang tinggal di sini (yang mana 100%) juga baik - baik dan ramah, apalagi Daniel, yang jaga hotel. Kamar mandi bersih dan lingkungan cukup tenant dan menyenangkan.



Hotel backpacker kedua yang aku gunakan di dua malam terakhir adalah The Bunk  By Olive, nah ini kalo jalan kaki ke Jongker mayan jauh, ada sekitar 10 -15 menit. Makanya waktu pindah hotel, agak sedikit penyesuaian ulang, dari lokasi yang cozy ke lokasi yang dekat dengan jalan raya, yang setiap malam masih denger suara bus, kendaraan melintas. Tapi nilai plusnya dari hotel ini adalah bersih banget, kamar utama, dan ruang tamu di kasih karpet bersih, ada pula dapur, ruang santai, ruang makan yang lantainya kinclong buanget. Kamar mandi juga nyaman, hot water ada dan lancar, pada intinya dua hotel ini menyenangkan, ga ada yang bermasalah, hanya saja kendalanya lokasinya yang satu dekat, yang satu agakjauhan dari Jongker Street. Bicara rate harga, Ringo's Foyer lebih murah dari The Bunk by OLive, salah satu faktornya adalah karena Itu aja sih.

Thats all! Kalau kalian masih ingin dan perlu tau beberapa hal seputar liburan Melaka, leave comment di bawah ya. Kadang suka bingung kalau menulis yang diluar moment terbaik atau terkonyol. Siapa tau ada hal - hal penting yang terlewat untuk diceritakan.











November 27, 2018

COLOANE VILLAGE: SEMUA YANG MEMBUATKU JATUH CINTA

"But a city is more than a place in space, it is a drama in time." -  Patrick Geddes




Aku jatuh cinta.

Pagi itu, tepat saat aku menapakan kaki kanan, turun dari bus ibukota.



Setelah perjalanan bus hampir 20 menit dari Macau Aiport, sampailah aku di ColoaneVillage tak jauh dari Cotai. Sepanjang perjalanan aku cukup terkesima dengan tata kotanya, budaya percampuran Eropa yang masih kentara. Apalagi saat tiba di Coloane Village.  Kesan pertama tentang lokasi ini, ternyata tidak sesimple mau minum kopi apa engga, tapi mau minum kopi yang SEPERTI APA. Aku berjalan melalui gang demi gang yang tak terlalu lebar, kanan kiriku adalah rumah warga, bahkan beberapa diantaranya adalah warung makan sederhana yang memang tutup di pagi - siang hari. Dia baru akan buka di malam hari, dan kebanyakan libur di akhir pekan. Menyusuri lokasi ini, kalian bisa melihat rumah - rumah warna - warni dengan halaman yang bersih jauh dari sampah. Meskipun ada jemuran baju, tapi tetep keliatan rapi. Di sini juga ada satu toko Egg Tart yang cukup melegenda bernama Lord Stow's. Tentu tidak pikir panjang, aku membeli 2 potong Egg Tart, mencicipinya selagi hangat sembari melangkah menemukan lokasi indah lainnya di Coloane Village. 




Gereja St. Francis Xavier berwarna kuning terang, khas bergaya Portugis merupakan satu landmark ternama di sini. Gereja ini seolah menjadi icon lokasi yang hanya ada di lokasi ini. Di depan gereja ada air mancur yang suara gemericiknya sungguh menenangkan hati. Di kanan kirinya ada stall makanan dan minuman, rapi berjajar, bahkan ada beberapa diantaranya belum buka. Aku duduk di salah satu bangku dekat stall makanan, menikmati suasana yang tidak terlalu ramai karena memang lokasi wisata di sini tidak terlalu banjir pengunjung seperti jika di pusat kota dan area belanja. Bisa dibilang Coloane Village ini agak ke tepi, mungkin butuh waktu 30 menit lebih jika untuk kembali ke pusat kota atau Ruins St. Paul contohnya.





Ada jalan membentang di depan lokasi gereja, meski ada jajaran mobil parkir namun lokasi ini sangat rapi dan bersih. Sepanjang jalan kalian bisa melihat perairan luas dan pemandangan indah lainnya didukung dengan cuaca yang tidak terlalu panas hari itu di Macau. Ohh... sungguh menyenangkan! Aku akan sangat merindukan masa - masa ini pasti. Kita bisa menikmati indah dan tenangnya kota ini tanpa harus melihat banyak turis ramai. Ada beberapa dari mereka yang berfoto tapi dengan sangat tenant, tidak berisik. Mungkin karena memang lokasi ini berada dekat gereja jadi kita sebagai pengunjung tetap harus menjaga tata tertib yang ada meski tidak ada aturan khusus yang tertulis di sekitar lokasi.






Setiap sisi kota menawaarkan keindahan yang tidak terlupakan. Budaya, sejarah, makanan nikmat, ketenangan, dan tentunya keramahan orang -orang sekitar membuatku yakin kalau aku akan kembali lagi ke tempat ini.

July 25, 2018

CEWEK: SINGLE VS MARRIED

“When you stop expecting people to be perfect, you can like them for who they are.” 
― Donald Miller




Selamat sore yang menyenangkan, di hari Rabu.

Mungkin sudah beberapa waktu aku tidak menulis tentang love, life, dan motivasional. Terkadang tiga hal itu cukup sensitif, bagi beberapa orang, bagi kamu, aku, mungkin kita semua. We believe, setiap orang punya cerita masa lalu yang mendasari keputusan dan jalan yang dia ambil di masa depan. Aku menajamkan mata, telinga dan hati beberapa minggu terakhir. Kemudian, mengerucut pada satu kondisi dimana seseorang pernah mengalami masa "pengaharapan" orang lain yang terkadang tidak sejalan atau "belum" sejalan dengan cara pemikirannya atau pengambilan sikapnya, dengan hanya berangkat dari pertanyaan: "Kapan Nikah?" (tuh kan, mendadak sensitif, maybe part of you will skip this topic hehe...).

Aku tidak berdiri di salah satunya tentang pemahaman sederhana tentang wanita dan kodratnya terkait pernikahan. Aku meletakan diriku pada "masa" dimana wanita berada pada suatu kondisi yang tidak memerlukan "back up" dalam kehidupannya (dalam hal ini suami), karena beberapa faktor seperti si wanita sudah cukup tangguh, mapan, dan mampu untuk membawa dirinya, menghidupi dirinya bahkan mungkin keluarganya (orang tua dan saudara), bisa jadi karena si wanita memang punya kenangan buruk dengan sosok calon suami (atau malah udah pernah jadi suami), faktor belum siap dan belum dewasa, bisa jadi hal lainnya karena si wanita tidak memiliki ketertarikan khusus kepada lawan jenis (no need to explain I think).

Cerita di Balik Wanita yang Ingin Sendiri. Manakah dirimu?
A. Aku bisa segalanya.
Ada sebuah cerita dari orang terdekatnya, tentang salah satu temannya yang cukup berusia tapi masih memutuskan belum menikah. Orang disekitarnya mengaitkannya kepada tanggungjawabnya sebagai anak sulung, yang merasa tulang punggung keluarga, kemudian anaknya yang mandiri, posisi di kantor yang cukup baik, dan lain sebagainya. Kemudian kita coba pikir kembali, kita bisa saja melihat seseorang memutuskan belum menikah, tapi di hati bisa jadi dia sebenarnya sudah ingin menikah namun ada hal - hal yang dikhawatirkan, ada hal yang tak ingin diketahui, ada ketidakpercayadirian, dan bahkan lebih parahnya bisa jadi orang - orang ini sepersekian persen dia merasa kesepian. Sayangnya orang jenis ini tidak akan menyampaikan rasa kesepiannya atau rasa ketidaknyamanannya hidup sendiri, karena akan dianggap lemah dan semacamnya.

B. Aku bisa segalanya (padahal tidak).
Meskipun kebanyakan orang bisa membuat agris besar tentang karakter dirinya, sifat, kesukaan, bahkan ada beberapa diantaranya bisa menjadi pendengar yang baik dan penasehat yang bijak untuk beberapa kasus hidup dari sahabat - sahabatnya, namun tidak sedikit dari mereka juga tanpa sadar melakukan hal - hal yang jauh dari "saran positif dan sempurna" yang pernah dituturkan. Kadang ada yang menyebut pasangannya childist, menyebut teman - temannya tidak dewasa dan suka memperbesarkan masalah kecil, namun tanpa disadari mereka sendiri juga seringkali melakukan dan menyikapi sesuatu hal secara kekanan-kanakan. Seperti analogi bahwa saat kita menunjuk kepada seseorang, maka empat  jari lainnya justru menunjuk di diri kita sendiri, kadang benar adanya. Kita terlalu sering menggarisbawahi kesalahan orang lain, kekurangan orang lain, kemudian lupa dengan kekurangan atau kesalahan diri sendiri.

C. Betul - Betul Bisa Segalanya.
Aku masih tidak yakin jenis manusia ini ada. Karena "katanya" Tuhan tidak pernah mempersiapkan dan menciptakan umatnya dengan kesempurnaan yang abadi (atau semacamnya, dan apalah sebutannya). Hanya saja memang ada diantara dari beberapa orang terpilih yang bisa menata kehidupannya dari A - Z untuk lebih memantapkan apa yang disebut prioritas. Orang - orang jenis ini jauh dari kecerobohan atau kekonyolan yang membuat mereka berhasil menekan kesialan atau kesengsaraan diangka paling kecil. Wanita jenis ini dia mampu menjalankan "misinya" sebagai anak, sebagai kakak atau adik, bahkan sebagai teman/ sahabat baik bagi karibnya. Tapi kembali, terkadang minusnya adalah orang - orang jenis ini, belum memberikan prioritas khusus kepada tambatan hati yang justru akan dia dampingi dan mendampinginya seumur hidup karena mereka takut porsi yang diberikan kepada hal - hal terkasih disekitarnya akan berkurang. Klise sih memang, saat ditanya apa sebenarnya tanggungjawab wanita dalam hal ini? Sebagai anak untuk orang tuanya, sebagai kakak untuk saudara - saudaranya, atau sebagai salah satu makhluk Tuhan yang disiapkan khusus untuk mendampingi Adam.

Aku pernah berada pada posisi dimana merasa mampu untuk menghandle apapun yang aku lakukan, seperti pekerjaan, sebagai kakak sulung dengan dua saudara laki - laki yang pada waktu itu masih sekolah, kemudian yang terpenting bisa mendampingi orangtua. Paham betul rasanya ditambah jika kita tak pernah yakin pasangan kita nantinya akan menjadi peneduh hari, pengilang peluh, pelipur lara, otak kedua yang akan menyeimbangan segala masalah yang ada dengan jalan keluar. Tiba - tiba mencari pasangan seprti itu akan menjadi hal lebih berat dari sekedar memutuskan "mau makan siang apa nanti?" Kenyataannya, keinginan untuk tidak memutuskan sesegera mungkin kadang karena ketakutan salah langkah.

Tapi sekarang, sebagai wanita yang telah menikah, kemudian sedikit mengevaluasi cara pikir 5 tahun lalu yang (untunglah) sudah berlalu. Tidak hanya tentang memilih pasangan, tapi "ilmu" memilih itu sama halnya kita memilih sekolah, kampus, jurusan kuliah, hobi, bahkan memilih bidang pekerjaan yang ingin dijalankan. Memilih pekerjaan yang bukan bagian dari keahlian, karakter dan kepribadian tentu akan jadi PR besar saat nanti dijalankan. Pekerjaan yang dilakukan tanpa niat baik, tanpa selera, tanpa memahami karakter kita dan ketrampilan akan justru membuat kita masuk ke dalam kesulitan baru. Seperti saat memilih pasangan. Saat kamu memilih dan menjalani tanpa tau bagaiamana karakter kedua orang bisa menjadi satu dengan baik, atau bagaimana keterampilan dua belah  pihak saling mengisi dengan kebaikan, atau bisa juga dengan bagaimana kerjasama keduanya, untuk bisa menjadikan masa depan lebih baik seiring bersama, tentunya ini juga bakal jadi tanda tanya besar.

Tidak akan bisa menghakimi dua pemahaman yang berbeda tentang single vs married karena memang konsep hidup yang berlainan. Sama saja saat kita menyamakan cara pencapaian kebahagian orang satu dan yang lainnya akan tetap berbeda meskipun dengan cara yang serupa. Bisa dibilang, manusia punya dorongan dan latar belakang sendiri - sendiri saat mereka memutuskan suatu hal, bahkan yang berkaitan tentang keputusan krusial. Pada intinya, sama seperti debat tentang agama dan RAS yang tidak akan ada habisnya, begitu juga jika membandingkan konsep single dan married. Tidak bisa menyalahkan dan menggangap satu sisi yang lebih baik, karena lagi - lagi setiap orang dan pelaku memiliki cerita hidup yang beragam.

Tenang saja.
Kehidupan manusia adalah proses pencarian dan pembelajaran. Jadi jika salah tidak masalah, asal tidak fatal dan masih bisa diperbaiki. Sore ini, saat aku menulis kalimat terakhir ini, playlist musikku cukup menarik perhatian. "Finding Hope - 3.00AM" Bukan tentang judulnya, kemudian tentang nama musisinya "Finding Hope" memiliki makna "Menemukan Harapan". Bukankah benar jika setiap perjalanan akan terdiri dengan cerita, dengan luka dan kegagalan, separuhnya lagi diisikan dengan semangat, bahagia, dan harapan? Ya. Selalu akan ada kebaikan di akhir cerita. Percaya saja.






June 22, 2018

7 TEMPAT WISATA YANG HARUS KAMU KUNJUNGI DI MACAO

“Not all those who wander are lost.” 
― J.R.R. Tolkien


Macao juga dikenal sebagai "Las Vegas of Asia" karena banyak sekali casino, tempat hiburan, belanja, hotel, dan lain sebagainya. Ada beberapa gedung yang iconic bahkan menjadi landmark di macao diantaranya Menara Macao, ada pula hotel Lisboa Macao, dan Senado Square. Kotanya sangat nyaman untuk para turis, jalan kaki bukan menjadi hal yang melelahkan lagi karena kita akan menemukan arsitektur gedung percampuran Asia dan Eropa. Macao dulunya bekas jajahan Portugis, dan ini membuat adanya percampuran budaya di beberapa aspek seperti budaya, sejarah, arsitektur, makanan, dan lainnya.

Coloane Village Pic by @DinataAyu

Perjalanan ke Macao dari Kuala Lumpur memerlukan waktu 4 jam. Setelah mendarat di bandara Macao, hal pertama yang aku lakukan adalah membeli sim card (aku memilih Discover Hong Kong karena setelah dari Macao aku tidak perlu berganti Sim Card saat tiba di Hong Kong).  Jangan lupa juga untuk meminta peta untuk memudahkakan perjalanan kalian. Kami memilih bus sebagai transportasi utama, lokasinya shelternya juga sangat dekat dengan bandara. Ada pula free shuttle dari beberapa hotel besar di Macao seperti Venetian ataupun Parisian Macao, namun karena kami tidak langsung ke pusat kota, kami memutuskan untuk naik bus berbayar. Harga tiket bus di Macao adalah 6 MOP (flat).

Selama perjalanan, kami mengandalkan peta, GPS, dan tentunya bus. Sederhananya, Macao ini ada dua bagian yakni daerah Taipa dan pusat Macao yang dihubungkan oleh jembatan Sai Van Bridge sepanjang 2200 meter. Kamu bisa menemukan berbagai tempat wisata menarik di daerah Taipa, khususnya bagi kalian yang ingin bertemu: Pandaaaaaaaaa....!

Pic by @DinataAyu

LET'S GO TO TAIPA!
Falling in love with Taipa!
Kota yang sangat kuat budaya dan sejarahnya. Taipa tidak seramai pusat Macao, tidak terlalu banyak hotel, jalanan tidak ramai, banyak taman kota, dan jajaran gedung apartement yang rapi dan bersih. Lokasi wisata di Macao mudah dijangkau dengan menggunakan transportasi lokal, khususnya bus. Kami menuju Seac Pai Van Park di Coloane dengan bus nomor 21A dari Bandara Macao. Lokasi ini juga bisa dijangkau dengan rute lainnya seperti 15, 21, 25, 26 dan 26A. Jika kalian pergi berkelompok, bisa saja memilih taksi, namun justru akan lebih mahal.


1. COLOANE VILLAGE
Lokasi pertama yang kami kunjungi adalah Coloane Village. Lokasinya menghadap perairan dan lengkap dengan restoran sederhana. Kalian bisa menemukan Kapel  St. Francis Xavier berwarna kuning dibangun tahun 1928 sebagai landmark di Coloane Village. Pengunjung bisa berfoto bahkan masuk ke Kapel namun tetap lah bersikap sopan, teratur dan terawat. Namanya juga tempat ibadah, kita ngga bisa asal - asalan masuk dan jepret - jepret foto. Selain itu, kalian juga bisa melihat air mancur di depan kapel yang cukup iconic, serta beberapa bangunan di kanan kirinya yang instagram-able dengan warna - warna cerah. Jangan lupa untuk mencoba kuliner khas yakni portuguese egg tart di satu kedai kue ternama di Coloane Village bernama lord Stow's bakery. Harga 1 egg tart lezat ini adalah 9 MOP.



2. MACAU GIANT PANDA PAVILION
Dream come true! Bertemu Panda secara langsung menjadi resolusiku di tahun 2018. Bertemu pertama kali ada rasa terharu dan bahagia, karena bisa melihat 4 Panda besar yang sangat lucu. Kalian naik bus, berhenti di Seac Pai Van Park (nyalakan GPS agar kalian bisa memantau lokasi dari dalam bus).  Harga tiket masuk Giant Panda Pavilion adalah 10MP, bisa di beli di petugas kasir yang ada di dalam toko souvenir. Selain Panda di sini kalian juga bisa melihat 2 rakun lucu dan tentunya berfoto di area taman hijau dengan ragam bunga - bunga indah.  Aku akan share cerita di Macau Giant Panda lebih lengkap lagi di post terpisah ya. Ditunggu :)

Pic By @DinataAyu

MOVE TO MACAO CENTER!

3. A MA TEMPLE
A Ma Temple berlokasi di São Lourenço, Macau dibangun sejak tahun 1.488 di era Dinasti Ming ini (1368-1644).  Kuil ini merupakan kuil tertua  dan tempat pertama kalinya bangsa Portugis mendarat di Makao. Kuil Buddha ini utamanya digunakan sebagai tempat ibadah namun wisatawan juga dapat masuk ke area kompleks tanpa dipungut biaya.

A Ma Temple. Pic by @DinataAyu

4. MANDARIN'S HOUSE
Mandarin’s House dulunya merupakan kompleks perumahan yang dibangun sejak tahun 1881. Kalian bisa berjalan kaki sekitar 7 menit dari A Ma temple. Jangan takut lelah! karena saat rute perjalanan kesana, kalian bisa melihat keindahan arsitektur  gaya barat dan dipadukan dengan style China.  Mandarin's House buka jam 10 pagi hingga 6 sore.

Mandarin's House. Pic by @DinataAyu
 5. LOU LIM IEOC GARDEN
Lou Lim Ieoc Garden merupakan taman indah yang  dibangun oleh pedagang lokal bernama Lou
Kao namun saat ini taman ini telah dikelola oleh pemerintah untuk lokasi wisata favorit turis.  Pengunjung dapat melihat kolam ikan berukuran besar dan kecil, bangku taman, bunga dan  pepohonan rindang. Warga lokal sering menggunakan taman ini untuk berolahraga, membaca buku, berjalan - jalan atau bertemu dengan sahabat, mengobrol, dan lain sebagainya.

Lou Lim Ieoc Garden. Pic by @DinataAyu

6.  FORTALEZA DE MONTE
Lokasi ini dulunya merupakan benteng pertahanan pada jaman perang.  Lokasi ini menjadi "Historic Center of Macau" berada dekat dengan Ruins of St. Paul. Kalian bisa melihat pemandangan kota Macao dari sini, dan juga kalian bisa berfoto di taman sekitar benteng, dengan view yang sangat indah.

Tempat melihat view terindah Macao. Pic by @DinataAyu

7. RUINS OF SAINT PAUL & SENADO SQUARE 
Gereja Ruins of St. Paul ini dibangun pertama kali pada tahun 1580 kemudian mengalami rekontruksi mulai tahun 1602 akibat kebakaran.  Tempat ini juga kembali  mengalami restorasi pada tahun 1990 dan 1995. Hanya berjalan 6 menit dari Ruin Saint Paul kalian akan sampai ke daerah pertokoan ternama Senado Square. 


Senado Square dibangun pada 1918 untuk dulunya menghubungkan Praira Grande dengan pelabuhan. Di Senado Square kalian bisa membeli oleh - oleh, belanja fashion ataupun makanan, dll. Bangunan-bangunan dan  lantainya yang ada di sana berlekuk khas Portugis.

Senado Square. Pic by @DinataAyu

THAT'S ALL!
Oh iya, info penting buat kalian yang merokok, aturan area merokok di Macao sangat ketat, bagi kalian yang merokok tidak bisa di sembarang tempat. Pemerintah telah menyediakan lokasi khusus. Denda bagi pelanggaran aturan merokok ini saja cukup mahal yakni 1500MOP. Sebenarnya masih banyak lokasi yang bisa kalian datangi di Macao, seperti Taipa Village, mencoba kuliner Macao yang nikmat, bahkan hanya dengan duduk di coffee shop sembari menikmati secangkir kopi nikmat dan sepotong kue itu sudah sangat menyenangkan. Sama seperti orang bilang, What Happen in Macao, stay in Macao. Aku sudah merindukan apapun yang ada di Macao, orang - orangnya, makanannya, tata kota, budaya, dan sejarahnya, serta moment terbaik yang tidak pernah dapat dilupakan.

I will come back again!






May 14, 2018

OBYEK WISATA MURAH DI HONG KONG (RINCIAN BIAYA)

"Whatever you do, or dream you can, begin it. Boldness has genius and power and magic in it." 
– Johann Wolfgang von Goethe


Seminggu di Macau - Hong Kong sebenarnya kurang puas jika kamu ingin explore semua lokasi. Sebelum aku cerita tentang indahnya Macau, kota bekas jajahan Portugis ini aku akan sharing tentang beberapa lokasi wisata free di Hong Kong. Aku menuju Hong Kong dari Macau naik kapal Turbojet  di termina Ferry Macau. Harga tiket Turbojet per orang adalah 160MOP menuju Kowloon Hong Kong, dengan lama waktu perjalanan sekitar 1 jam. Setelah memasuki area Ferry Terminal silahkan cari konter tiket Turbojet (naik 1 lantai dari pintu masuk). Di sana kamu akan melihat beberapa konter lengkap dengan tujuan turun ferry seperti Kowloon atau mau ke Hong Kong Central. Sebagai informasi, Hong Kong seperti pecahan pulau - pulau, aku stay di daerah Kowloon, tapi ada beberapa juga lokasi yang aku kunjungi di Hong Kong central. Kamu bisa naik MTR atau ferry setiap mau menyeberang / menuju ke beberapa bagian Hong Kong. Buat kalian yang ingin ke Disneyland juga berada di area lain, demikian juga airport Hong Kong yang terletak di Lantau Island. 

Tiket Ferry. Photo by @DinataAyu
Ferry Terminal Macau. Photo by @DinataAyu
Sedikit cerita, kami sempat bingung pertama kali menginjakan kaki di Hong Kong, karena saat keluar dari lift Ferry terminal di HK ternyata pintu keluarnya mengarahkan kita ke mall. Apalagi SIM card yang aku beli di Macau masih penyesuian dengan jaringan internet yang ada di Hong Kong (jadi butuh waktu beberapa saat untuk koneksi kembali normal). Kami jalan ke Nathan Road, menuju hotel kami di area Chungking Mansion. Area ini banyak banget Indianya, makanya kalian akan lebih mudah mendapatkan makanan halal di sini karena bisa dibilang Chungking Mansion ini semacam pertokoan tapi ada yang nyambung (connecting) ke hotel - hotel yang cukup terjangkau budgetnya.

1. Ladies Market & Sneaker Street
Bicara tentang wisata free sebenarnya banyak lokasi wisata yang memang gratis di Hong Kong, godaannya cuma 1, kamu belanja apa engga. Gitu aja sih simplenya. Malam pertama di Hong Kong aku sengaja mampir ke Sneaker Street dan Ladies Market yang lokasinya nggak terlalu jauh. Area pedestrian di sini juga cukup enak buat jalan kaki, ditambah bisa lihat deretan pertokoan yang menjual berbagai brand nasional ataupun mancanegara (melihat lo ya, catet. Ini masih gratis kalau cuman lihat doang). Jalan di sini juga ngga berasa capek. Istilahnya, rambu lalu lintasnya jelas, kita aman buat jalan, terus area pejalan kakinya juga meski padat tapi kondusif deh.

Photo by @DinataAyu
Kami sengaja membeli oleh - oleh di hari pertama agar bisa langsung dipacking. Oh iya, Sneaker Street ini adalah deretan pertokoan yang kanan kirinya isinya sepatu semua. Dari cerita beberapa rekan yang udah ke sana, kalau beruntung mereka bisa dapat harga sepatu ori dengan diskon sampai 50% tapi saat kami kesana meskipun lebih terjangkau tapi harganya lebih tinggi dari online tapi dibawah harga toko. Jadi khusus untuk ladies Market dan Sneaker Street, pengeluaran tetap tergantung sama budgetnya masing - masing. Pun jika kalian tidak memutuskan untuk belanja, sebenarnya walking around sambil lihat suasana Hong Kong dan sesekali nyoba streetfood-nya juga untuk cukup enak kok.



2. Ten Thousand Buddha Monastery
Jika hotel kalian di area Nathan Road/ Tsim Tsa Tsui, kalian cari MTR terdekat (waktu itu aku dari MTR Tsim Tsa Tsui - Line Merah) terus ganti line hijau turun di Prince Edward, terus 2 x pemberhentian di Kowloon Tong. Dari sini kami pindah Line Biru dan turun di Sha Tin. Kamu tinggal tap aja kartu Octopus kamu di pintu masuk ke peron (apa sih nyebutnya, peron ya hehehe), dan tap lagi setiap kamu mau keluar (disitulah biaya perjalanan kamu dikenakan charge). Oh iya, kamu bisa beli Octopus Card di statiun MTR langsung aja ke Customer Service / bagian informasinya. Harga adalah 150HKD dengan saldo MTR 100HKD dan deposit 50HKD yang bisa di refund pas kamu balik ke Indonesia (refundnya di Bandara Hong Kong).

Photo by @DinataAyu
Kuil di Ten Thousand Buddhas Monanstery. Photo by @DinataAyu

Balik lagi ke cerita. Dari statiun MTR Sha Tin, kamu tinggal jalan keluar ikutin jalan dan pedestrian, belok kiri sekitar 20meter dan belok kanan di area pertokoan gitu, jalan lagi sampai ujung (seolah - olah jalan buntu). Tadinya aku pikir GPS ku error, ternyata memang lokasi Ten Thousand Buddha Monastery ada di jalan kecil di belakang gedung paling ujung. Pagi itu hujan gerimis, cuaca Hong Kong pada bulan Mei memang umumnya basah dan gerimis, jadi better kalau kalian ke sana cek dulu cuaca pada tempo kalian datang.

MTR map. Source

Tidak ada biaya masuk di lokasi ini. Di pintu masuk kalian akan langsung melihat deretan tangga - tangga yang mana kanan kirinya terdapat patung Buddha. Konon katanya jumlah anak tangga ini mencapai 430 anak tangga. Tangga pun dipersiapakan menjadi dua, sisi kanan adalah tangga biasa pada umumnya dan sebalah kiri adalah jalan khusus yang digunakan untuk masyarakat berkebutuhan khusus (misalnya menggunakan kursi roda dan lain sebagainya, biar lebih mudah saat family mendorong kursi rodanya). Meskipun capek dan pegel kaki macam gimana, tapi kami tetap berusaha menyelesaikan perjalanan sampai puncak. Sesampainya di puncak, kalian akan melihat kuil Buddha, dan juga indahnya view Hong Kong dari sini. Sebelum area puncak ini sebenarnya di 2/3 perjalanan, adapula pagoda dan 1 gedung lainnya. Cuma aku memang terlalu fokus sama kuil di puncak jadinya tidak sempat mampir ke Pagoda tersebut.

"Perhatikan angka/ huruf jalur exit saat ingin ke pintu keluar agar kalian tidak salah lokasi. Masing - masing exit door sudah diarahkan ke jalan/ gedung atau poin of interest tertentu untuk memudahkan masyarakat. Contoh kodenya biasanya pakai huruf sperti Exit A,B, C,D atau bisa C1, C2, dan lain sebainya."


3.  Nan Lian Garden & Chi Lin Nunnery.
Beranjak dari MTR Sha Tin kami kemudian menuju Kowloon Tang kembali untuk ganti ke MTR Line hijau menuju Diamond Hill. Kalian akan keluar langsung dari mall Plaza Hollywood, dan dari sini hanya tingga jalan ke arah kiri mengikuti pedestrian hingga bertemu pertimbangan rambu-rambu jalan yang tertulis Nan Lian Garden & Chi Lin Nunnery. Udah deh, tingga nyebrang dari rambu - rambu ini langsung ketemu gerbang Nan Lian Garden. Taman ini udah jadi wishlist di itinerary aku karena pada dasarnya aku suka lokasi yang hijau - hijau, keliatan asri dan semacamnya. Lokasi ini tentu juga free, namun di dalam taman tidak boleh makan dan minum (mineral water masih diijinkan).
Bonsai cantik di Nan Lian Garden. Photo by @DinataAyu
Nan Lian Garden. Photo by @DinataAyu
Taman ini dibuka di bulan November 2006 dan menjadi satu lokasi favorit turis lokal ataupun mancanegara. Di dalamnya ada beberapa gedung yang menampilkan arsitektur China, adapula Rockery dengan macam - macam batu - batuan dan kaligrafi, ada 1 gedung lainnya yang ga boleh dimasuki wisatawan, serta ada pula tempat penjualan souvenir. Oh iya, di kompleks gedung Rockery kamu juga akan menemukan puluhan tanaman bonsai yang sangat indah. Di masing - masing pot Bonsai juga telah tertera nama Bonsai terkait yang pasti telah dikelola dan dirawat baik oleh ahli tanaman di Nan Lian Garden. Semua tanaman, pepohonan dan bunga - bunga di Nan Lian Garden tertata sangat cantik dan sangat terawat. Bahkan saat itu kamu melihat ahli taman sedang mengecek kondisi daun dan ranting pohon untuk mengetahui tingkat kesuburan tanaman. Jujur, saya tidak mengeksplore seluruh lokasi, karena hari itu gerimis semakin deras, akhirnya saya naik tangga penyebarangan (dari lokasi Nan Lian Garden) menuju Chi Lin Nunnery.

Gedung Rockery dengan lokasi bebatuan & kaligrafi, Photo by @DinataAyu

Muesum arsitetur Cina. Photo by @DinataAyu
Chi Lin Nunnery. Photo by @DinataAyu
Arsitetur Chi Lin Nunnery benar- benar sesuai dengan yang dipamerkan di gedung arsitek cina di Nan Lian Garden. Masuk ke area ini benar - benar merasakan kembali lagi ke jaman dahulu masa kerajaan lampau dan begitu kuat sentuhan gama Buddha di gedung ini. Di beberapa ruang ada patung Buddha dari emas berukuran cukup besar (kalau dikira - kira 2m lebih kayaknya) karena pihak sekuriti  obyek wisata juga tidak mengijinkan wisatawan mengambil foto Buddha emas ini.


4. Garden of Stars
Dulu namanya Avenue of Stars lokasinya pas di tepi laut. Tapi pemerintah setempat memindahkan lokasi ini sebenarnya tidak jauh dari lokasi awal, mungkin sekitar 5 menit jalan kaki. Kalian di sini akan menemukan patung Anita Mui, Bruce Lee, cap telapak tangan dari artis - artis Hong Kong dan sekitarnya, serta banyak patung - patung lainnya yang bisa menjadi spot foto oke. Lokasi ini tentu free karena menjadi taman yang sengaja disiapkan menjadi satu daya tarik wisatawan. Aku jalan kaki dari jalan utama di Tsim Tsa Tsui ke arah Hong Kong Space Museum. Dari sini kalian jalan ke arah hotel Peninsula, lanjut terus sekitar 200 meter (kayaknya sih nggak ada 200m). Kalian akan menemukan lift menuju Garden of Stars.

Patung Bruce Lee. Photo by @DinataAyu
Photo by @DinataAyu

Cap Telapak tangan Jackie Chan. Photo by @DinataAyu

Oh iya, sebagai masukan, kalian better datang ke sini sore harinya sekitar pukul 5 sore, ya disesuaikan kita- kira kalian akan butuh berapa lama foto - foto di sini, atau sekedar bersantai. Setelah itu pulangnya kalian langsung mampir ke pusat Kebudayaan Hong Kong, sebelah hotel Peninsula, dan menunggu Symphony of Light, atraksi lampu laser dari gedung di area Central akan terlihat dari sini. Sembari nyantai dan liat lampu kelap kelip aja rasanya udah enak banget! Santaii.....



Ada beberapa teman yang bilang bahwa wisata ke Macau atau Hong Kong harus siap budget karena katanya mahal. Apa aja yang mahal di sini:
  1. Air putih rata rata 10.000 (botol kecil) - 23.000 (tergantung ukuran botol dan brand-nya).
  2. Makan per orang rata- rata Rp. 100.000 (ada sih yang 80ribuan tapi kalian kudu pinter search lokasi makan murah.
  3. Transportasi (Tapi karena udah ke-handle sama Octopus Card jadinya engga berasa pengeluarannya. Tau - tau, 3 hari penggunaan udah mau 100HKD aja). Tapi perlu diingat, Octopus Card itu tidak hanya bisa digunakan di MTR, bus, dan alat transportasi lainnya, namun bisa juga di 7 eleven dan toko tertentu yang ada tanda Tap Card Octopus-nya. Gampang dan mudah! Coba di Indonesia ada kartu sakti macam gini ya. Efisien karena mulai meminimalisir cash money.
  4. Hati - Hati kalau nyoba streetfood. Meski kayaknya makanan pinggiran tapi kalau ngga tanya dulu harganya bisa jadi malah lebih mahal dari biaya makanmu sehari. Jadi selalu jeli ya teman - teman.
Nunggu Symphony of Light. Photo by @DinataAyu

Tips liburan di Hong Kong!
  1. Sesampainya di Hong Kong, pastikan kamu sudah terkoneksi internet (kamu bisa beli SIM Card dulu di Bandara, Sevel, dan lain sebagainya). Meskipun Hong Kong menyediakan wifi di berbagai tempat, tapi bagi kalian yang merasa kurang efisien on off wifi setiap berpindah tempat, memang SIM Card lokal lebih dianjurkan. Kamu bisa pakai Discover Hong Kong atau KLook, sesuai selera kamu aja deh.  Harga Discover Hong Kong rata-rata 150HKD, untuk Klook aku kurang mengetahui karena biasanya paket harga ada yang untuk 3 hari, 5 hari dan lain sebagainya. :)
  2. Gunakan Octopus card. Kamu bisa beli di stasiun MTR terdekat dengan harga 150HKD. Tidak hanya untk transportasi namun kamu juga bisa belanja pakai Octopus Card (di toko dengan logo tertentu).
  3. Mintalah Peta MTR Hong Kong ke petugas informasi stasiun. Bagi turis seperti kami yang bukan orang lokal, pasti butuh waktu untuk memahami sistem transportasi di Hong Kong. Namun saat sudah paham, maka sistem yang sudah disiapkan sebenarnya sangat mempermudah kita khususnya sebagai pelancong dari luar Hong Kong. Aku dan Fendi aja berulang kali terkagum saat memikirkan, bagaimana perencanaan pembuatan jalur transport MTR ini, berapa lama bikinnya, gimana sosialisasinya, bisa jalur subway sebersih ini, dan pemikiran - pemikiran lainnya yang mengarah pada pertanyaan: "Kapan ya Indonesia bisa gini?".
  4. Jangan ragu untuk nyoba makanan dan minuman lokal. Selama kamu ngga ada larangan tertentu sebenarnya tidak ada salahnya kamu mencoba snack, jajanan, dan makanan lokal. Dari mana aku dapat info makanan yang direkomendasikan? Kalian bisa buka Trip Advisor, Google Trip dan pada akhirnya kalian bisa pakai google search untuk manual search. Hehehe. Aku kemarin berhasil mencoba beberapa makanan yang direkomendasikan para traveler di Tripadvisor, dan informasinya cukup bermanfaat sekali. Secara di sini, kalau kalian harus makan makanan halal, mungkin butuh effort untuk cari lokasi makan enak, murah, tapi halal.
Lagi mampir Sharetea, di Central. Minumannya enak - enak. Photo by @DinataAyu
EXTRA!
Paragraf terakhir adalah request atau pertanyaan beberapa teman tentang "Kamu kalau jalan - jalan gitu habis duit berapa sih?". Nah ini kadang bisa jadi pertanyaan susah dijawab, kenapa? karena kalau aku menyebut nominal langsung pada mikir angka bulatnya saja "Wah Gede ya budgetnya" Wah ga punya duit kalau segitu" dan lain sebagainya. P-A-D-A-H-A-L untuk mencapai angka total ini aku dan Fendi juga butuh persiapan bahkan bisa sampai satu tahun sebelumnya. Sebenarnya aku pernah bahas pembagian timeline waktu ini.

TIPS MENEKAN BIAYA TRAVELING!
Aku bukan 100% backpacker yang apa - apa harus low budget dan berhemat, bahkan ada beberapa yang akhirnya stay sama warga atau tidur di ruang public. Ada berbagai macam gaya traveling, dan untuk kami masih 50% cari murah - murah 50% lagi fleksibel (hehehe... tergantung ke negara mana kami berkunjung).  Jadi untuk persiapan traveling ke Macau - Hong Kong ini aku perlu waktu sekitar 8 bulan sebelumnya. Berikut timeline sederhana tentang persiapan traveling ke Macau - Hong Kong:

  • September 2017        : Pembelian tiket ke Jakarta - Macau (promo Air Asia)
  • Okt - Des 2017    : Menstabilkan limit kartu kredit untuk mempersiapkan akomodasi dan transpor lainnya (Jogja - Jakarta - Jogja)
  • Jan 2017 - Feb 2018  : Pembelian hotel di Macau
  • Mar - April 2018       : Pembelian tiket Jogja -Jakarta -Jogja) dan pembelian hotel di HongKong
  • Mei 2018                   : Pembelian hotel di Jakarta dan Tiket Jakarta - Jogja
Jadi tips dari aku, siapkan rencana traveling dari beberapa waktu sebelumnya. Mungkin ada juga dari kalian yang sukannya suddenly jalan - jalan, tapi kalau aku kudu well prepared dulu biar mengantisipasi hal - hal yang ga diinginkan. Lebih tepatnya biar kita bisa memperkirakan pengeluaran yang akan dibutuhkan.
"Kalian bisa juga membeli tiket promo langsung PP sekalian, karena mengantisipasi harga akan naik kalau kalian beli tiket salah satunya dulu. Rajin - Rajin nonton update promo di maskapai tertentu kayak Air Asia, bahkan kadang Garuda Indonesia juga kasih promo penerbangan."

GARIS BESAR RINCIAN BIAYA!
Tiket PP Jogja - Jakarta - Jogja   : Rp. 1.730.000 / utk 2 pax (mahal pas pulang, hiks!)
Tiket Macau - HK - Jakarta         : Rp. 3.960.000/ untuk 2 pax (udah incld. beli bagasi 20kg)
Hotel Macau 2 malam                 : Rp. 1.275.000
Hotel Hong Kong 2 malam         : Rp.    480.000
Hotel Jakarta 1 malam                : Rp.     160.000 (Airyroom)
Transport Macau                         : Rp.     250.000 (naik bus rata-rata 6MOP sekali jalan)
Transport HK                              : Rp.     540.000 (beli Octopus 2 orang)
Naik Ferry Macau - HK              : Rp.     576.000 (untuk 2 orang)
Tiket masuk wisata                      : Rp.       54.000 (1 tempat aja yang bayar - Macau Giant Panda)
Makan + Jajan + Oleh2 Macau   : Rp.   1.000.000
Makan + Jajan + Oleh2 HK        : Rp.   1.800.000
                                     TOTAL    :Rp. 11.825.000  (2 orang jadi per orangnya sekitar 5.9juta)


Kembali aku bilang, aku ga sepenuhnya 100% backpacker, aku juga masih kegoda untuk jajanan beli oleh - oleh buat orang - orang rumah dan kantor (meskipun cuman Snack atau gantungan kunci tapi yang penting berbagi kebahagian). Jadi lagi - lagi budget di atas hanyalah perkiraan sederhana, karena aku tidak mencatat angka exact nya kecuali akomodaasi dan transportasi. Mungkin diantara kalian bisa lebih mahal atau lebih murah dari angka di atas sesuai dengan budget traveling kalian.

Pardon our face!
Jadi bagi kalian yang berencana traveling ke Hong Kong, jika ada hal - hal penting yang aku terlewat menginfokan yuk leave komentar atau bisa juga cek di instagramku untuk tau foto - foto seru perjalanan di Macau & Hong Kong. Share juga yuk siapa tau kalian punya cerita seru di Hong Kong yang belum sempat aku cobain.






April 27, 2018

INGIN MULAI MENULIS BLOG? COBA 4 TIPS INI

"Destiny has two ways of crushing us - by refusing our wishes and by fulfilling them." -
Henri Frederic Amiel 



Beberapa waktu Aku sempat bincang panjang lebar sama satu temanku, someone behind the blog: Miss Across The Sea. Kita bicara soal menulis, membuat materi blog dan bicara bagaimana cara menjadi konsisten dalam menjadi seorang content writer. Tema pembicaraan ini "menggiring" ku sama niat cek lagi history post blog yang awalnya intensitas postnya teratur, bahkan over rajin, sampai akhirnya menurun karena satu dan lain hal. Oh iya, bicara tentang blog, di sini aku lebih sering menggunakan bahasa Indonesia karena faktor "proximity" sama pembaca. Tapi karena aku juga ingin berusaha "lebih fasih" menggunakan bahasa inggris dalam tulisan maupun lisan, aku juga menulis di wordpress dalam bahasa Inggris salah satunya juga karena mengakomodir pembaca dari luar Indonesia. Namun, post kali ini bukan berinti pada bahasa, tapi pada konsistensi. Aku percaya setiap penulis memiliki standart tulisannya masing - masing, baik bahasa, pemilihan kata, gaya bicara "yang dibahasakan", tema konten, bahkan mereka mampu memberikan deadline kepada diri mereka sendiri untuk jumlah tulisan dalam satu pekan atau satu bulannya. Poin inilah yang belum dapat aku sentuh. Sangat disayangkan sebenarnya saat kita punya materi, cerita atau apapun yang harus kita share kepada pembaca namun faktor x membuat tulisan kita terlambat dipublikasikan.

Apa yang kita dapat dari sebuah pembicaraan panjangan lebar adalah: evaluasi. Aku kemudian berpikir dan mulai mengevaluasi kembali "missing link" apa yang aku lewatkan, apa kendalanya, dan lain sebagainya. Sharing saja, bagi teman - teman yang baru belajar menulis di blog, atau mungkin baru ada niat tapi tidak tahu cara memulainya bagaimana, hal yang perlu kamu ketahui dan tentukan pertama kali adalah: Apa Tujuanmu.

Travel Story. Photo by  @dinataayu


Tujuan Menulis Blog
Sama seperti membuat suatu produk, perlu analis SWOT terlebih dahulu untuk tau sejauh mana produk ini akan efektif diterima oleh target kita. Sama seperti menjadi penulis di blog, kita harus tahu tujuan kita membuat blog. Ada beberapa diantaranya untuk selling, sharing, edukasi, dan lain sebagainya. Bahkan sekarang "ladang" para penulis blog semakin luas dan mejamur seiring berkembangnya dunia digital serta dukungan penuh dari sosial media yang semakin memperluas postingan utama di blog. Melihat "superpower" dari sosial media ini sangatlah kencang arusnya, sudah pasti kita butuh senjata buat perang bukan? Salah satu senjatanya pasti juga tujuan kuat dari blog yang kita buat. Kamu bisa mengkategorisasi konten sesuai hal yang kamu sukai, atau ahli, atau pahami.

BACA JUGA: LOOKBOOK [FASHION & TRAVEL]

Time Management
Sepenting apakah penataan waktu posting dalam menulis blog? Dari sinilah kenapa aku bisa bicara, dan memberikan "suara" bukan karena aku paham atau sudah benar, justru karena aku kurang optimal terkait hal ini. Kamu perlu menata konsistensi menulis saat memutuskan menjadi penulis blog. Umumnya bagi blogger pemula dia akan rajin menulis materi, bisa sepekan lebih dari 3 post, atau lebih, namun yang terpenting adalah teratur. Tidak masalah jika satu bulan hanya bisa post 2 x namun hal ini bisa disiasati dengan kurasi materi yang sesuai dan konten yang menarik (punya nilai informasi tinggi, atau tips unik, dan hal tertentu yang kamu kemas out of the box). Meskipun seolah ini adalah "perusahaan kita sendiri" alias kita bebas menulis apapun dan kapanpun kita mau, namun konsistensi konten serta waktu adalah salah satu wujud kedisplinan kamu untuk bisa menjadikan blog mu menarik dibaca orang lain atau di follow oleh orang lain. Jangan sampai kita "membiarkan" pembaca menunggu terlalu lama dari jarak satu post dengan post lainnya hanya karena kita yang "malas" menulis. Jadi, untuk hal ini big sorry!

Travel Story. Photo by  @dinataayu

Penggunaan Bahasa
Aku suka membaca, dari baca komik, sampai akhirnya novel yang lumayan berat ceritanya. Kemudian awal kuliah sudah mulai rajin browsing blog - blog orang Indonesia (karena bahasanya langsung bisa dipahami) tanpa harus diterjemahkan lagi. Dari sekian banyak blog, aku pernah baca blognya Raditya Dika, yang akhirnya membawa Dika menjadi salah satu penulis novel komedi fresh yang paling digandrungi anak muda. Bahkan bicara soal buku, setiap dia mengeluarkan edisi novel terbaru, bisa jadi best seller berlama - lama. Dika memilih bahasa informal, seru, crunchy (menurutku) dan beberapa kali menggunakan pengibaratan yang cukup spesifik untuk menceritakan anggota keluarganya dan hal hal yang dia lakukan. Tapi itu nilai plusnya. Siapa bilang menulis blog harus bahasa formal, baku, sesuai dan tidak boleh menyingkat kata? In my opinion, boleh. Kembali kepada gaya bahasa masing-masing orang dikaitkan dengan siapa target pembaca kita. Yang penting satu, konsisten. Jangan asal mengubah bahasa dan "citra" yang mau kamu bawa. 

TIPS: Sebelum kamu post, baca lagi tulisanmu. Baca lagi dan lafalkan. Cek lagi apakah bahasa yang kamu gunakan sudah sesuai, enak dibaca dan didengar (bedakan antara Typo dan singkatan kata karena meski mirip tapi itu beda). Hindari menggunakan bahasa yang "enak" versimu atau istilah yang hanya kamu pahami. 

Travel Story. Photo by  @dinataayu

Pemilihan Materi
Hal ini berkaitan erat dengan poin pertama yakni tujuan membuat blog. Saat kamu sudah menentukan blog kamu akan ditujukan untuk apa, tentunya konten yang kamu sajikan kepada pembaca juga harus sesuai. Sebagai contoh, kamu ingin menjadi beauty blogger dengan memulainya melalui blog. Tentunya konten di blog kamu adalah seputar tips kecantikan, make up tutorial, produk make up atau perkembangannya bisa ke skincare, hair treatment, dan semacamnya. Tidak mungkin blog kecantikan akan memuat tentang gadget terbaru, dan hal - hal yang menyimpang dari kecantikan dan body & skincare.

BACA JUGA: APA YANG PERLU KAMU HIGHLIGHT DALAM FOTO TRAVEL

Bagi travel blogger ataupun fashion blogger, pasti juga memiliki jangkauan postingnya sendiri, bahkan terkadang, fashion - travel - beauty blogger bisa dikemas dalam satu kategori besar yakni lifestyle. Bahkan ada pula yang memasukan food (healthy food, vegetarian, dll) sebagai bagian dari lifestyle. Tapi apapun pengkategorian yang kamu pilih, tentunya akan mengalami proses pemilihan materi. Hal ini yang disebut juga sebagai langkah kurasi konten (termasuk proses - proses menjadi content writer) dimana kamu bisa menyampaikan maksud dan tujuan dari blog kamu secara konsisten, dan informatif, bahkan didukung dengan gambar - gambar yang mewakili deskripsi materimu. Tentunya untuk istilah blogging, adanya image itu penting karena "picture talks more". Melalui gambar, penjelasan yang kita tulis akan terwakili secara visual. Sehingga reader tidak sepenuhnya "berimajinasi" tentang kata-kata yang kamu rangkai dalam paragraf namun imajinasi mereka akan didukung dengan gambar - gambar yang bisa merepresentasikan maksud kamu.

PENTING! Tidak selamanya kita bisa provide gambar sendiri, its oke. Tapi tentunya, setiap gambar yang kita ambil dari search engine tertentu senantiasa disertakan sumbernya. Terlebih jika gambar yang digunakan (ternyata) adalah hasil karya foto orang lain. Mari kita menghargai karya fotografi orang lain dengan melampirkan sumber atau nama fotografer (kepemilikan foto).
Hal ini tentunya pernah terjadi pada diriku sendiri, saat foto di blog aku muncul di blog orang lain dengan tema yang sama (membahas kuliner Yogyakarta). Kenapa aku  bisa yakin itu adalah foto yang aku ambil dari kameraku, karena di foto tersebut ada teman yang sengaja ku foto dari belakang. Dalam blog tersebut tidak menyebutkan nama pemilik foto bahkan sumber materi image yang dia gunakan, meski ini hal sungguh tidak nyaman, tapi baiknya let's start from our self, respect others. :) Sejak itu aku prefer pakai foto koleksi saya sendiri, dan jika harus sangat terpaksa menggunakan karya orang lain maka akan terpasang lengkap dengan link source-nya.

BACA JUGA: GAYA HIDUP "BRANDED": SEPENTING APAKAH?

Itu beberapa hal yang harus kita underlined untuk memulai jadi seorang penulis blog. Jika ada update tips lagi aku akan tambahkan di halaman ini. Kamu juga bisa share pengalamanmu selama jadi blogger di kolom komentar ya. Semoga sharing session kali ini tidak cuma bermanfaat buat reader tapi juga buatku sendiri agar bisa semakin baik memberikan konten kepada kalian.



Copyright © 2014 FILOSOFAST

Distributed By Blogger Templates | Designed By Darmowe dodatki na blogi