September 30, 2017

AYUTTHAYA PART 3: WAT PHRA SRI SANPHET

"Life is wonderful beautiful journey. Every episode of my life is like a dream, and I am at peace and happy with what life has given me."
- Laura Harring



Aloha!
September bulan baik, katanya.
Bulan September juga seringkali jadi bulan pilihan di beberapa lagu, contoh; September Ceria, September songs-nya JP Cooper, dan lain sebagainya. September ini juga jadi bulan baikku, karena aku lebih produktif menulis dibandingkan bulan sebelumnya. ((Hahaha)). Sembari mendengarkan beberapa lagu favorit di list Spotify, kali ini aku akan menulis tentang kelanjutan perjalanan aku di Ayutthaya, Thailand beberapa waktu lalu.

Dok. Pribadi Instagram @dinataayu

Di bagian ketiga kali ini, Wat Phra Sri Sanphet menjadi satu lokasi yang akan aku bahas mulai dari perjalanan ke sana, hal - hal menarik di dalamnya, biaya masuk dan lain sebagainya. Satu hal yang perlu kalian tahu, pada blog spot sebelumnya, aku sempat bercerita bahwa cuaca panas Thailand dan dehidrasi sempat menjadi kendala karena aku sempat kena serangan migrain dan mual - mual. Hal ini mungkin kurang sarapan pagi cukup, padahal harus full beraktifitas di luar ruang, di tengah hari yang panas, aktif berjalan, dan semacamnya. Wat Phra Sri Sanphet menjadi lokasi terakhir yang aku kunjungi di Ayutthaya bersama adik iparku, Ima.

Aloha! Dok. Pribadi

Menunju Wat Phra Sri Sanphet
Ayutthaya bukan kota yang besar, bisa dibilang tidak se-metropolis Bangkok. Jadi kamu bisa ekplore kota ini cukup satu hari, atau mungkin dua hari jika ingin mengunjungi seluruh lokasi wisata dan tempat makan ternama. Tranportasi yang digunakan menuju Ayutthaya (yang paling terjangkau) adalah kereta. Kamu bisa naik kereta menuju Stasiun Ayutthaya, dan dari Stasiun Ayutthaya ke Wat Phra Sri Sanphet kamu bisa menyewa Tuk - Tuk, Songthaew, motor, sepeda (kalau betah panas lo ya), atau bisa merasakan keseruan naik gajah, Kami menyewa Songthaew, selain lebih cepat dari lokasi satu ke lokasi lainnya, lumayan ada atapnya, jadi tidak langsung terkena paparan sinar matahari Thailand yang sooo hoot itu.


Tiket Wisata Wat Phra Sri Sanphet
Setelah kembali dengan badan yang bugar (karena habis makan siang, dn basuh - basuh muka after mual - mual karena dehidrasi), "akhirnya Susi kembali ceria!" Hahahaha..... Songthaew mengantar kami ke Wat Maha That, skitar pukul 13.00 waktu setempat, sehingga kami hanya punya waktu kurang dari dua jam sebelum jadwal kereta kembali ke Bangkok. Kendaraan tidak diperkenankan parkir terlalu dekat, mengingat ada ruang parkir sendiri.

Dok. Pribadi

Di lokasi ini, kamu bisa juga mencoba menaiki angkutan tradisional yakni gajah Thailand yang akan mengelilingi kompleks sekitaran Wat Phra Sri Sanphet (mengingat masih ada beberapa candi lainnya di sekitar kompleks wisata ini). Sebelum masuk lokasi, kami membeli tiket dahulu seharga 50 baht. Kali ini bermodalkan payung yang dipinjam dari driver Songthaew (yang belum sempat berkenalan), akhirnya kami enjoy beberapa sudut candi Wat Phra Sri Sanphet (lebih tepatnya, menikmati lokasi wisata sembari duduk di tempat teduh, kwkwkwkwk!!!).

Dok. Pribadi. Kompleks Wat Phra Sri Sanphet

Apa saja yang menarik di Wat Phra Sri Sanphet?
Seperti yang pernah aku infokan bahwa dominasi lokasi wisata di Ayutthaya adalah candi ataupun peningalan reruntuhan bersejarah jaman kerajaan Ayutthaya di masa lampau. Sama halnya dengan Wat Phra Sri Sanphet, kamu bisa menemukan reruntuhan candi, bedanya ada satu lokasi tempat ibadah sebelum masuk ke kompleks candi. Siang itu, sedang ada peribadatan umat Buddha, sehingga kami beberapa kali melihat biksu melintas di dalam kompleks candi dan di lokasi ibadah. Musik - musik khas doa - doa juga terdengar, membuat suasananya "Thailand banget".




Di sini, kamu masih bisa menemukan jajaran pohon untuk berteduh, dan juga candi - candi kecil yang berlokasi dekat pepohonan rindang, jadi lumayan untuk rehat dari suasana siang yang panas (lagi - lagi nyebut cuaca). Sebenarnya, tidak hanya di dalam kompleks candi, namun kamu sudah bisa menikmati pemandangan indah, di taman - taman jalur masuk ke candi. Pepohonan, bunga - bunga, bahna benteng masuk candi jika dari luar kelihatan epic jadi background foto.

"Bukan model Vogue" - Dok. Pribadi




Sekitar satu jam kami di lokasi Wat Phra Sri Sanphet, akhirnya kami bersiap pulang. PR adalah jalan dari kompleks utama ke lokasi parkir babang Songthaew. Cerita sedikir tentang babang driver Songthaew, dia termasuk driver yang cooperative, rajin ngajak obrol kami, karena dia cukup memahami bahasa Inggris, meski orang Thailand. Setelah itu, ada beberapa kata dalam bahasa Indonesia dia juga memahami, jadi karena hal ini kami juga tidak sungkan meminta pendapat tentang lokasi wisata yang recommended bagi turis (daripada harus mendatangi total semua lokasi).


Siang itu, babang Songthaew memberi kami buah nanas potong (yang segar - kayaknya - karena ngga sempat kami foto). Aku bukan penyuka nanas, jadi tidak mencicipi langsung, Beberapa buah di Thailand yang paling iconic yakni nanas, mangga, kelapa muda, dan durian. Meskipun di Indonesia jenis buah ini juga ada, namun rasa dan tingkat kesegaran (kelapa muda, khususnya) masih un-explainable, bisa  beda. Penasaran bukan?

Let's travel to Thailand!


Tulisan ini telah dipublikasikan di Detik Travel, 8 Desember 2017:
https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-3555764/kuil-dengan-ratusan-patung-buddha

September 26, 2017

AYUTTHAYA PART 2: WAT MAHA THAT

“Culture is the arts elevated to a set of beliefs." - Thomas Wolf



Bicara soal pengalaman pertama ke Thailand, first impression-ku adalah:
 "tzzuhuuuuu udarah!"

Indonesia adalah negara tropis, ya betul. Bahkan mayoritas negeara- negara Asia Tengara lainnya. Tapi tak dinyana - nyana (((nyanaaaaa))) bahwa Thailand terasa lebih hangat baik siang ataupun malam hari. Pertama kali keluar dari bandara Don Mueang, udara panas dari jalanan kota Bangkok langsung menderu - deru plus debu angkutan umum (pas banget ke muka). Sesaat setelah menunggu skitar 10 menit (akhirnya) bus ke daerah Chatucak. Kamu bisa naik bus jurusan A1 atau A2 keduanya melalui rute Chatucak. Setelah tengok kanan kiri dan mendapat kursi duduk, kami mulai terkagum lagi dengan keahlian kondektur saat meminta uang tiket. Kondektur menggunakan benda seperti bambu silinder panjang sekitar 30cm, berisi koin dan dia akan menggunakan tepian bambu (yang menyerupai sisi penggaris) untuk menyobek karcis yang sudah kita beli. Jelang malam di Bangkok, kami hanya jajan makanan pinggiran di dekat hotel yakni campuran bihun jagung, jamur dan sayuran dengan kuah Tom Yam. Asli enak! (((sumringah))). Setelah itu kami juga sempat mencoba sate seafood dengan saus asam manis (lagi lagi asam) duduk lesehan di depan Seven Eleven (karena beberapa penjaja makanan ini justru ada di depan Sevel). Sebelum kembali ke hotel, kami belanja keperluan perut lainnya dan bekal sarapan perjalanan besok paginya di  Seven Eleven dekat hotel.



Pagi harinya. 
Setelah full mengisi air minum di tumblr, kami bersiap perjalanan ke Ayutthaya. Butuh sekitar 1.5 jam untuk mencapai kota tersebut. Hari pertama ke Ayutthaya, kami masih perlu menyesuiakan transportasi efisien apa yang harus kami gunakan (bahkan untuk sampai ke Stasiun Bang Sue terlebih dahulu kami perlu banyak bertanya). Kami sempat ((((early lunch))) di warung - warung makan (semacam warteg) di luar pintu stasiun sebelum naik kereta ke Ayutthaya.


Seperti yang aku sempat tulis di post pertama tentang Ayutthaya, bahwa kecenderungan suhu udara di Thailand memang panas (mau bilang hangat, tapi kok nggak pas juga). Apalagi, sepanjang Ayutthaya belum banyak gedung tinggi, hanya aspal panjang terbentang, rumah kanan kirinya juga tidak terlalu padat, kemudian untuk di masing -masing lokasi memang mayoritas bangunan atau reruntuhan tua, Batu - batuan yang dulunya adalah gedung / kerajaan ini saat ini masih dijaga kelestariannya bahkan menjadi obyek wisata yang payut untuk dikunjungi, khususnya bagi Anda yang menyukai tentang sejarah dan tradisi.

Dok. Pribadi. Stasiun Ayutthaya

Apa saja yang menarik di Wat Maha That?
Ada beberapa hal yang menjadi poin menarik dari lokasi wisata ini diantaranya:
1. Buddha's Head in Tree Roots. Patung kepala Buddha ini menjadi unik karena dia ada di tengah lilitan akar pohon. Para wisatawan antri untuk berfoto di depan patung ini karena menjadi patung yang iconic di tempat wisata ini.


2. Reruntuhan bangunan di Wat Maha That masih cukup terawat hingga ini. Meski ada beberapa bagian yang rusak, karena bekas perang dengan kerajaan Burma di masa lampau namun justru reruntuhan peninggalan kerajaan Ayutthaya ini menjadi nilai plus bagi wisatawan.


Dok. Pribadi. Kompleks wisata Wat Maha That


Dok. Pribadi. Kompleks wisata Wat Maha That


3. Wat Maha That dekat beberapa komplek wisata lainnya. Sebagai informasi, kerajaan Ayutthaya dulunya adalah kerajaan kaya yang memiliki banyak harta benda, arca buddha dan patung - patung tak ternilai harganya, namun karena kalah perang dari kerajaan Burma, harta benda tersebut sirna dijarah.

Dok. Pribadi. Kompleks wisata Wat Maha That

Dok. Pribadi. Kompleks wisata Wat Maha That
Kami berkeliling Wat Maha That tepat mendekati siang hari, mengingat kami hanya menyewa Songthaew hingga sebelum pukul 15.00 waktu setempat maka kami berusaha memaksimalkan datang ke obyek wisata favorit saja. Dominasi lokasi wisata di Ayutthaya adalah candi, jadi mau ke berapa pun lokasi kebanyakan yang akan kamu lihat adalah deretan candi - candi. Kami memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu di satu restaurant sederhana di dekat Wat Maha That sebelum lanjut ke obyek wisata selanjutnya.




Tiket Masuk Wat Maha That.
Biaya masuk Wat Maha That adalah 50 baht per orang. Bagi kamu yang berencana liburan ke Ayutthaya, bisa dibilang mayoritas tiketnya dipatok sama yakni sekitar 50 baht bahkan ada yang lebih murah sekitar 20 - 30 baht tergantung obyek wisata yang akan kamu kunjungi. Sewa Songthaew 800 baht (sekitar Rp. 336.000) ke 4 - 5 lokasi (disesuaikan waktu yang kamu punya. Jujur saat itu, kami hanya bisa mengunjungi 3 lokasi, dan 1 lokasi makan saja, karena waktu yang kami miliki terbatas. Kami hanya punya waktu kurang dari 4 jam, jadi kami memutuskan untuk mengujungi lokasi yang paling favorit turis.

Dok Pribadi. Area pembelian tiket

Tips liburan ke Wat Maha That:
  1. Rencana awal kami ingin menyewa motor, namun kami bisa menyarankan kamu (khususnya jika group holiday) untuk menyewa Tuk - Tuk (muat hingga 3 orang) atau Songthaew (muat maksimal 6- 7 orang).
  2. Selalu tawar harga sewa Tuk - Tuk / Songthaew. Harga mula yang ditawarkan kepada kami adalah 1.200 baht namun dengan pertimbangan A dan B akhirnya agen Songthaew (di dekat pintu keluar stasiun Ayutthaya) memberikan harga lebih murah (meski kita juga nggak tau ya, itu benar harga spesial atau sebenarnya harga umum).




Selamat jalan - jalan!


Tulisan ini telah dipublikasikan di Detik Travel, 8 Desember 2017:
https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-3555764/kuil-dengan-ratusan-patung-buddha



September 25, 2017

LIBURAN DI THAILAND, COBA 5 JENIS TRANSPORTASI INI

"Focus on the journey, not the destination. Joy is found not in finishing an
activity but in doing it." - Greg Anderson


Bagi Anda yang punya rencana liburan ke Thailand, pastinya selain mempersiapkan segala kelengkapan tiket transportasi dan akomodasi, pasti juga telah siap dengan jadwal selama berwisata. Namun, hal yang biasanya terlewat adalah detail angkutan umum yang akan kita gunakan selama liburan. Apabila Anda memilih berwisata menggunakan jasa agen wisata, hal itu tentu sudah bukan lagi masalah mengingat seluruh kebutuhan transportasi dari satu lokasi ke lokasi wisata lainnya sudah disiapkan. Berlibur ke suatu negara, tidak hanya tentang pengalaman mengunjungi lokasi wisata yang ada di negara tersebut, namun juga proses perjalanan dimana Anda akan menemukan orang - orang baru, pengalaman mencicipi kuliner lokal, ataupun keseruan mencoba berbagai transportasi lokal yang ada. Thailand menjadi satu negara yang memiliki sistem transportasi yang baik. Tidak hanya transportasi modern, namun transportasi tradisional juga masih aktif digunakan dan digemari oleh warga lokal maupun wisatawan. Di negara ini, angkutan online justru bukan menjadi opsi favorit, karena masyarakat lokal khususnya cukup aktif menggunakan angkutan umum yang tersedia. Tentunya Anda tidak ingin melewatkan asyiknya pengalaman menggunakan angkutan umum di Thailand bukan? Berikut 5 jenis transportasi di Thailand yang harus Anda coba:


1.Bus Umum

Hampir di setiap negara memiliki bus umum. Bus merupakan angkutan publik yang cukup diminati banyak orang karena selain harganya terjangkau, pada umumnya tersedia banyak shelter yang memungkinkan penumpangnya tidak berjalan jauh hingga stasiun setiap harinya. Demikian juga di Thailand, meski ada satu terminal khusus yang cukup besar, namun Anda dapat mudah menemukan shelter bus di beberapa titik spot keramaian misalnya di depan toserba, tepian jalan besar dan lain sebagainya. Ada tiang penanda khusus untuk shelter tambahan seperti ini jadi Anda tidak perlu bingung mencari lokasi pemberhentian bus. Umumnya juga, lokasi shelter akan banyak kerumuman orang yang juga menanti beberapa jalur bus ssesuai dengan tujuan masing - masing penumpang. Harga tiket bus di Thailand sangat terjangkau, apabila dirupiahkan mulai Rp. 3000 sesuai jarak tujuan pemberhentian.


2. BTS  dan MRT

BTS dan Mass Rapid Transit (MRT) di Thailand menjadi satu angkutan publik yang mayoritas di gunakan oleh warga lokal maupun dari luar Thailand. Apa bedanya BTS dan MRT di Thailand? Untuk mudahnya, BTS adalah angkutan seperti kereta layang tentunya bukan kereta biasa yang kita temui di Stasiun Gambir atau semacamnya. Kereta bermesin khusus ini akan melalui beberapa stasiun pemberhentian. Anda akan mendapatkan kartu khusus seperti peta sederhana yang tertulis beberapa nama stasiun pemberhentian. Kartu ini juga berperan sebagai tiket masuk ke peron, caranya tinggal di tempel ke pintu masuk peron. Sementara itu sedikit berbeda dengan MRT, tiket masuk peron berbentuk koin hitam, yang harus ditempel saat masuk peron dan dimasukan ke satu lubang dalam mesin (menyerupai lubang celengan) di gate. Selain harga terjangkau rata 30 - 45 baht sekali jalan sesuai dengan tujuan, nilai plus transportasi ini adalah cepat dan terhindar macet. Jangan khawatir Anda akan menunggu lama jika tertinggal kereta BTS atau MRT, karena jenis transportasi ini akan melintas di setiap stasiun setiap 3 -10 menit maksimal.

Sumber: Dok. pribadi Instagram @dinataayu

3. Kereta

Anda tentunya pernah naik beberapa kereta lokal baik antar kota maupun provinsi. Thailand juga memiliki kereta lokal dengan berbagai tujuan pemberhentian. BTS dan MRT tidak menjangkau seluruh sisi kota ataupun pinggiran kota di Thailand. Apalagi jika Anda, ingin berkunjung ke beberapa tujuan wisata di Chiang Mai ataupun  Ayutthaya, maka Anda perlu naik kereta lokal ini. Anda bisa menjangkau stasiun dengan MRT ataupun dengan bus umum.

Dok. pribadi Instagram @dinataayu

Dok. pribadi Instagram @dinataayu

4. Boat dan Perahu

Di Indonesia, tidak banyak daerah yang menjadikan perahu mesin sebagai satu transportasi harian. Apabila Anda berkunjung ke Grand Palace, Wat Arun ataupun Wat Po di Thailand, pastinya Anda harus menggunakan boat atau perahu untuk menyeberang melewati sungai Chao Phraya. Harga naik boat ini sekitar 15 baht per tujuan, atau ada pula yang menawarkan paket 150 baht untuk akses boat ke beberapa pemberhentian tanpa harus dipungut biaya lagi. Jika Anda dari Asiatique, terdapat pula perahu gratis yang bisa Anda gunakan, namun karena free Anda perlu antri cukup panjang di waktu ramai pengunjung.

Dok. pribadi Instagram @dinataayu

5. Tuk - Tuk  dan Songthaew

Tidak ada yang lebih menyenangkan dari mencoba naik transportasi tradisional. Tuk - Tuk  dan Songthaew adalah jenis transportasi tradisional Thailand. Anda akan mendapatkan pengalaman perjalanan yang tak terlupakan khususnya mengebut bersama supir Tuk - Tuk dengan suara angkutannya yang berisik itu. Keseruan ini juga tidak henti, saat Anda dapat melihat keindahan kota sekitar saat mengendarai Tuk - Tuk ataupun Songthaew karena tidak ada kaca (seperti taksi ataupun kaca mobil), angin -angin akan menerpa wajahmu tentunya dengan cuaca Thailand yang cenderung hangat sepanjang tahun. Meski demikian, baik Tuk - Tuk  maupun Songthaew merupakan transportasi yang paling mahal jika dibandingkan dengan beberapa jenis transportasi yang sudah diulas di atas. Harga naik Tuk -Tuk sekitar 100 - 250 Baht begitu juga dengan Songthaew. Namun untuk sewa khusus untuk paket perjalanan, harga Songthaew bisa lebih mahal yakni 500 - 1000 Baht dengan beberapa kali pemberhentian di lokasi wisata berbeda sesuai paket yang Anda pilih.

Dok. pribadi Instagram @dinataayu
Sebagai  tips saat menggunakan angkutan lokal di Thailand, pastikan Anda menanyakan tarif sebelum naik angkutan yang Anda. Apalagi jika Anda tidak yakin dengan harga atau tidak ada keterangan harga di papan harga tiket. Tips kedua, tawarlah harga. Khususnya jika Anda akan naik Tuk - Tuk, Songthaew, atau perahu mesin. Beberapa jenis angkutan harganya masih sangat fleksibel, kecuali BTS, MRT, ataupun kereta telah memiliki aturan harga masing - masing. 



Selama berlibur di Thailand!

September 12, 2017

PERSIAPAN TRAVELING? INI 10 APLIKASI TRAVEL FAVORITKU

"Thinking well to be wise: planning well, wiser: doing well wisest and best of all"
- Malcolm Forbes



Beberapa teman, pernah bertanya:
Kamu kalau traveling pake agen wisata?
Gimana caranya dapat tiket murah?
Gimana caranya milih hotel yang bener?
Persiapannya apa aja?
Cek harga dimana? Dan masih banyak jenis pertanyaan sejenis lainnya.

Jadi, di post kali ini aku akan share beberapa aplikasi (yang kebetulan masih gratis di Playstore ataupun IOS) yang sering aku gunakan untuk persiapan traveling bahkan saat melakukan perjalanan.

1. TRAVELOKA
Traveloka menjadi satu aplikasi paling sering aku buka khususnya 3-4 bulan jelang perjalanan. Apa yang aku cari? Boleh dibilang, aku tidak murni backpacker, masih bisa memilih opsi yang sedikit di atas harga rata – rata baik hotel maupun pesawat dengan catatan khusus pastinya. Misalnya, ada tiket pesawat penerbangan jadwal jam A dan jam B. Jam B lebih mahal sekian rupiah daripada yang B, namun aku bisa saja memilih A karena pertimbangan waktu, direct flight atau tidak, dan yang pasti tidak akan menabrak jadwal itinerary selanjutnya. Sama halnya seperti memilih hotel. Satu pengalamanku membuktikan, tidak selamanya hotel murah / hotel backpacker adalah sesuai seperti apa yang kita baca di review. Apalagi hanya mengandalkan foto hotel maupun kamar. Dalam kasus ini, aku bisa lintas aplikasi baca-baca review.

Memilih hotel dengan traveloka based on Map dan harga


2. TRIP ADVISOR
Aplikasi yang paling sering aku gunakan sebagai pendukung review adalah TRIP ADVISOR. Trip Advisor menayangkan satu folder foto khusus dari para tamu/traveler yang telah menginap di hotel tersebut mulai dari keluhan, kamar kotor, dan bahkan view dari kamar mereka ataupun ada hewan/serangga yang bisa mengakibatkan alergi kulit. 

TIPS: Rajin baca review bukan berarti kamu ragu – ragu, tapi justru itu menjadi satu cara memperkuat keyakinan sama pilihan hotel tempatmu tinggal selama traveling. Baiknya jangan terlalu buru-buru menentukan hotel, perlu banding review juga buat bahan pertimbangan agar tidak kecewa nantinya.

3. SKYSCANNER
Hampir serupa dengan Traveloka, namun Skyscanner ini sangat membantu saat aku bahkan belum ada ide mau jalan-jalan kemana. Satu menu “Explore Top Deals” memungkinkanku mendapatkan solusi tujuan traveling dengan rate harga terendah. Selain itu kamu juga bisa membandingkan harga tiket dari berbagai maskapai penerbangan. Skyscanner bagiku lebih aku fungsikan memantau naik turunnya harga. Biasanya eksekusi terakhir tetap melalui Traveloka, karena katanya “harga yang kamu lihat adalah yang kamu bayar” #Eaa.


4. AIR BNB
Apakah kamu masih asing dengan AirBNB? Sederhananya, ini adalah opsi bagi kamu yang merasa hotel masih menjadi harga mahal yang tidak sesuai budget akomodasi. Air BnB memungkinkan kamu menginap dengan warga lokal atau terkadang beberapa local memiliki property atau space lebih untuk disewakan seperti kondominium, apartment, dan lain sebagainya. Ada dua kemungkinan, pertama, kita masih tinggal satu lingkungan dengan pemilik property, dan yang kedua, bahkan kita tidak akan bertemu dengan pemilik property karena hanya ada petugasnya saja yang kan membantu proses check in kita sesuai dengan history kebutuhan akomodasi-mu yang terekam di AirBnB. Umumnya, harga di Air BnB lebih terjangkau, namun kamu masih akan dikenakan service charge atau administrasi kebersihan lainnya yang akan dijumlah dengan harga tertera. Baik Traveloka maupun Air BnB juga bisa dicek berdasarkan map, jadi kamu bisa melihat dimana lokasi tempat tinggalmu nanti dengan jarak tujuan wisata yang dimaksud. Wow, jaman sekarangya. Luar biasa maju. So easy!

Tampilan Air BnB


5. OJEK ONLINE (GOJEK, GRAB, UBER)
Saat traveling khususnya kebeda Negara tentu yang ingin dicoba adalah experience menggunakan transportasi local. Namun, untuk beberapa kasus khusus selain taksi, saya kadang mengandalkan babang ojek online di Negara setempat (selama masih provide). Pernah suatu hari saya harus ke Bandara untuk bersiap flight dari Penang ke Kuala Lumpur, akhirnya pukul 5 pagi kami harus check out dari hotel untuk ke Bandara yang ditempuh sekitar 40 menit. Dikira gampang cari taksi jam segitu? Sama aja ngajak orang kerja subuh – subuh. Tapi karena ojek online ini, kami cukup terbantu. So, selalu sedia payung sebelum hujan, right?

6. APLIKASI PEMBANDING (TRIVAGO, BOOKING, AGODA, ZEN ROOMS)
Aku butuh informasi lebih saat menentukan tiket pesawat maupun hotel. Memiliki peran sama seperti Trip Advisor, Trivago, Agoda dan semacamnya aku gunakan untuk compare harga. Biasalah cewek, suka cari pembenaran diri. Asal di aplikasi lainnya lebih mahal, berasa mantap aja ambil keputusan untuk booked segera di aplikasi yang menawarkan harga paling rendah.

7. COUCHSURFING
Pernah dengar aplikasi ini? Sebenarnya ini bisa menjadi opsi bagi kalian yang benar-benar ingin menekan biaya akomodasi. Kamu bisa tinggal dengan host dari Couchsurfing yang akan menawarkanmu tempat tinggal. Tapi ingat! Selalu gunakan logika, intuisi, dan pintar memilih host ya teman-teman agar kamu tidak jadi korban scam atau semacamnya. Pernah satu kawan CS menyampaikan bahwa ad abeberapa host yang bukan dari kalangan travelertapi mereka agen wisata yang menawarkan jasa wisata, namun bergaya host dari CS. Baiknya kamu cek dan baca-baca reference dari masing – masing calon host.  Bagaiman adenganku? Aku ada beberapa pengalaman menyenangkan dengan teman – teman CS. Sejauh ini mereka cukup membantuku memberikan referensi bahkan mendampingi ke lokasi wisata, dan feel secure. Ingatingatya! Gunakan intuisimu! Apalagi kalau kamu berniat solo travel.


8. GOOGLE TRIPS
Satu aplikasi dari google ini juga ada dalam kelengkapan aplikasi travel di smartphone-ku. Ini akan membantu kamu untuk merekam rencana traveling sesuai data di kotak pesan email yang telah tersikronisasi. Kamu juga bisa menemukan rekomendasi tempat makan terdekat, café, tempat wisata terkenal dan lain sebagainya melalui Google Trips ini.




9. EXPENSIFY
Tolong ya mbak – mbak kalau lagi jalan – jalan kudu ingat pengaturan keuangan. Terkadang, perbedaan mata uang membuat kita sering  “terjebak” dalam kondisi “mendadak shopping”. Aku menggunakan aplikasi ini untuk membantuku merekam semua pengeluaran mulai dari tiket, hotel, belanjaan dan semacamnya. Kamu tinggal memotret struk belanjamu untuk diproses di data Expensify, kemudian pada akhirnya kamu bisa mengakumulasikannya dan menggabungkan seluruh struk belanja dan pengeluaranmu dalam satu report yang bisa kamu kirimkan langsung ke emailmu atau email kantor (kalau perjalananmu bisa di-reimburse). Aplikasi ini juga berfungsi untuk membantu mereka kembali perhitungan selama traveling untuk bisa aku share melalui blog. Tentu alasan sederhana, memory ingatan kita terbatas ya kan?

Input pengeluaranmu selama traveling dengan Expensify App

10. APLIKASI FOTO & VIDEO (VSCO, VIVAVIDEO, QUIK, SNAPSEED, LIGHTROOM)
Traveling menjadi waktu produktifku untuk menulis, memproduksi foto dan lain sebagainya. Pagi sampai malam biasanya aku padat dengan kegiatan dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Malam harinya setelah kembali ke hotel dan sembari menunggu jam tidur, biasanya aku memilih beberapa foto untuk jadi prioritas edit. Kenapa malam hari? Karena biasanya aku memasang airplane mode selama perjalanan (kecuali kasus khusus seperti working atau family issues yang harus diselesaikan dalam waktu segera) – ceritanya tetap professional dengan peran lainnya meski saat holiday. Fungsi airplane mode sebenarnya berfungsi untuk hemat baterai, selain itu membuat kota punya banyak waktu untuk enjoy every moments, right? Honestly, aku bisa kesel juga kalau kehilangan moment bagus yang bisa aku foto karena sibuk sama HP atau malah sibuk – sibuk update status. Jujur, update status real time, menjadi hal kesekian yang akan aku lakukan saat traveling.



Oke that’s all!

Semoga bermanfaat dan terjawab semua pertanyaan-pertanyaannya ya aplikasi apa aja yang ada di hape khususnya yang menyangkut kebutuhan traveling dan persiapannya. Sebagai informasi tambahan aplikasi travel yang mendukung kegiatan jalan – jalan di atas mencapai 16 apps, dan 14 aplikasi editing foto video.  Kalian bisa sesuaikan kebutuhan kalian saja, biasanya dari total tersebut hanya 50-70% aku fungsikan secara optimal, yang lainnya hanya pendukung saja.




\

Copyright © 2014 FILOSOFAST

Distributed By Blogger Templates | Designed By Darmowe dodatki na blogi