September 26, 2017

AYUTTHAYA PART 2: WAT MAHA THAT

“Culture is the arts elevated to a set of beliefs." - Thomas Wolf



Bicara soal pengalaman pertama ke Thailand, first impression-ku adalah:
 "tzzuhuuuuu udarah!"

Indonesia adalah negara tropis, ya betul. Bahkan mayoritas negeara- negara Asia Tengara lainnya. Tapi tak dinyana - nyana (((nyanaaaaa))) bahwa Thailand terasa lebih hangat baik siang ataupun malam hari. Pertama kali keluar dari bandara Don Mueang, udara panas dari jalanan kota Bangkok langsung menderu - deru plus debu angkutan umum (pas banget ke muka). Sesaat setelah menunggu skitar 10 menit (akhirnya) bus ke daerah Chatucak. Kamu bisa naik bus jurusan A1 atau A2 keduanya melalui rute Chatucak. Setelah tengok kanan kiri dan mendapat kursi duduk, kami mulai terkagum lagi dengan keahlian kondektur saat meminta uang tiket. Kondektur menggunakan benda seperti bambu silinder panjang sekitar 30cm, berisi koin dan dia akan menggunakan tepian bambu (yang menyerupai sisi penggaris) untuk menyobek karcis yang sudah kita beli. Jelang malam di Bangkok, kami hanya jajan makanan pinggiran di dekat hotel yakni campuran bihun jagung, jamur dan sayuran dengan kuah Tom Yam. Asli enak! (((sumringah))). Setelah itu kami juga sempat mencoba sate seafood dengan saus asam manis (lagi lagi asam) duduk lesehan di depan Seven Eleven (karena beberapa penjaja makanan ini justru ada di depan Sevel). Sebelum kembali ke hotel, kami belanja keperluan perut lainnya dan bekal sarapan perjalanan besok paginya di  Seven Eleven dekat hotel.



Pagi harinya. 
Setelah full mengisi air minum di tumblr, kami bersiap perjalanan ke Ayutthaya. Butuh sekitar 1.5 jam untuk mencapai kota tersebut. Hari pertama ke Ayutthaya, kami masih perlu menyesuiakan transportasi efisien apa yang harus kami gunakan (bahkan untuk sampai ke Stasiun Bang Sue terlebih dahulu kami perlu banyak bertanya). Kami sempat ((((early lunch))) di warung - warung makan (semacam warteg) di luar pintu stasiun sebelum naik kereta ke Ayutthaya.


Seperti yang aku sempat tulis di post pertama tentang Ayutthaya, bahwa kecenderungan suhu udara di Thailand memang panas (mau bilang hangat, tapi kok nggak pas juga). Apalagi, sepanjang Ayutthaya belum banyak gedung tinggi, hanya aspal panjang terbentang, rumah kanan kirinya juga tidak terlalu padat, kemudian untuk di masing -masing lokasi memang mayoritas bangunan atau reruntuhan tua, Batu - batuan yang dulunya adalah gedung / kerajaan ini saat ini masih dijaga kelestariannya bahkan menjadi obyek wisata yang payut untuk dikunjungi, khususnya bagi Anda yang menyukai tentang sejarah dan tradisi.

Dok. Pribadi. Stasiun Ayutthaya

Apa saja yang menarik di Wat Maha That?
Ada beberapa hal yang menjadi poin menarik dari lokasi wisata ini diantaranya:
1. Buddha's Head in Tree Roots. Patung kepala Buddha ini menjadi unik karena dia ada di tengah lilitan akar pohon. Para wisatawan antri untuk berfoto di depan patung ini karena menjadi patung yang iconic di tempat wisata ini.


2. Reruntuhan bangunan di Wat Maha That masih cukup terawat hingga ini. Meski ada beberapa bagian yang rusak, karena bekas perang dengan kerajaan Burma di masa lampau namun justru reruntuhan peninggalan kerajaan Ayutthaya ini menjadi nilai plus bagi wisatawan.


Dok. Pribadi. Kompleks wisata Wat Maha That


Dok. Pribadi. Kompleks wisata Wat Maha That


3. Wat Maha That dekat beberapa komplek wisata lainnya. Sebagai informasi, kerajaan Ayutthaya dulunya adalah kerajaan kaya yang memiliki banyak harta benda, arca buddha dan patung - patung tak ternilai harganya, namun karena kalah perang dari kerajaan Burma, harta benda tersebut sirna dijarah.

Dok. Pribadi. Kompleks wisata Wat Maha That

Dok. Pribadi. Kompleks wisata Wat Maha That
Kami berkeliling Wat Maha That tepat mendekati siang hari, mengingat kami hanya menyewa Songthaew hingga sebelum pukul 15.00 waktu setempat maka kami berusaha memaksimalkan datang ke obyek wisata favorit saja. Dominasi lokasi wisata di Ayutthaya adalah candi, jadi mau ke berapa pun lokasi kebanyakan yang akan kamu lihat adalah deretan candi - candi. Kami memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu di satu restaurant sederhana di dekat Wat Maha That sebelum lanjut ke obyek wisata selanjutnya.




Tiket Masuk Wat Maha That.
Biaya masuk Wat Maha That adalah 50 baht per orang. Bagi kamu yang berencana liburan ke Ayutthaya, bisa dibilang mayoritas tiketnya dipatok sama yakni sekitar 50 baht bahkan ada yang lebih murah sekitar 20 - 30 baht tergantung obyek wisata yang akan kamu kunjungi. Sewa Songthaew 800 baht (sekitar Rp. 336.000) ke 4 - 5 lokasi (disesuaikan waktu yang kamu punya. Jujur saat itu, kami hanya bisa mengunjungi 3 lokasi, dan 1 lokasi makan saja, karena waktu yang kami miliki terbatas. Kami hanya punya waktu kurang dari 4 jam, jadi kami memutuskan untuk mengujungi lokasi yang paling favorit turis.

Dok Pribadi. Area pembelian tiket

Tips liburan ke Wat Maha That:
  1. Rencana awal kami ingin menyewa motor, namun kami bisa menyarankan kamu (khususnya jika group holiday) untuk menyewa Tuk - Tuk (muat hingga 3 orang) atau Songthaew (muat maksimal 6- 7 orang).
  2. Selalu tawar harga sewa Tuk - Tuk / Songthaew. Harga mula yang ditawarkan kepada kami adalah 1.200 baht namun dengan pertimbangan A dan B akhirnya agen Songthaew (di dekat pintu keluar stasiun Ayutthaya) memberikan harga lebih murah (meski kita juga nggak tau ya, itu benar harga spesial atau sebenarnya harga umum).




Selamat jalan - jalan!


Tulisan ini telah dipublikasikan di Detik Travel, 8 Desember 2017:
https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-3555764/kuil-dengan-ratusan-patung-buddha



No comments :

Post a Comment

Copyright © 2014 FILOSOFAST

Distributed By Blogger Templates | Designed By Darmowe dodatki na blogi