September 27, 2014

#Latepost From Jogja Fashion Week 2014


"Why did I get here?"
Tadinya,
Foto-foto di balik pagelaran Jogja Fashion Week 2014 kemarin bakal di posting setelah foto-foto karya, tapi karena betapa editing dan menulis itu kadang butuh prioritas, jadi baru sekarang bisa share beberapa photo menarik selama mendatangi event fashion besar itu.

"Why did I get here?"
 
Saya bisa ada di acara ini, bukan membawa almamater kantor, "berseragam" public relation, sosialita, sekedar iseng doang, atau semacamnya. Saya adalah satu di antara jutaan wanita di dunia, yang interest dengan fashion. Pernah di tahun 2014 untuk Fashion Week Jakarta niatan hadir juga, tapi, event justru dilaksanakan hanya selisih beberapa hari setelah saya ke Jakarta. Sayang juga ya bolak - balik, makanya Juni kemarin engga mau lewatin event yang di Yogyakarta. 

Saya datang dengan ID-Card Pers.
Hampir sembilan tahun saya berada di bidang ini: broadcast, media, dan pers. Sungguh, hal itu merupakan kesempatan baik untuk saya berada di sebuah acara, baik formal ataupun informal, bertemu public figure, relasi baru, helatan-helatan besar baik di Yogyakarta atau kota sekitarnya. Menyenangkan! Sangat menyenangkan. Kenapa? Karena saya suka sekali bertemu banyak orang dan berkomunikasi dengan mereka. Apalagi kalau meraka adalah bagian dari orang-orang hebat.

Malam itu di Jogja Fashion Week, saya datang dengan terusan hitam, dengan brokat gold di bagian dada, plus gold heels. Long dress is always my favourite outfit! Why? Karena wanita yang menggunakan dress panjang, jauh dari body fit dress or skinny skirt, akan nampak santun dan berkelas. 

Di sana beberapa teman media sudah menanti, dan sudah saya duga, perwakilan pers untuk acara semacam ini didominasi sama pria-pria fotografer, wartawan, dari Yogyakarta, Jakarta, bahkan ada dari luar negeri. Untuk event "Men's Show" malam itu, 95% kursi pers diduduki oleh pria. Ya, cukup seperti biasa, saya dianggap tetap laki-laki, nenteng kamera SLR, dan berbincang tanpa ragu dengan rekan-rekan dari Fashion TV, majalah fashion, dan beberapa di antaranya adalah TV Lokal dan nasional. 
Di Sinilah kami semua berkumpul dan mencari posisi ternyaman cari gambar.


Senang ya,
tidak hanya para penampil yang nampak menarik dengan pakaian-pakaian rancangan desainer, tapi juga para penonton dan tamu undangan malam itu tidak mau kalah modis dengan para model. fashion show malam itu sekaligus fashion show terakhir di rangkaian pameran busana di Fashion Week tahun ini. Di akhir acara, para koreografer model, lengkap bersama model, ikut berjoget dan diiringi dengan lighting venue yang meriah. 
Penutupan Jogja Fashion Week


Penutupan Jogja Fashion Week



"Sampai jumpa lagi di Jogja Fashion Week tahun depan....."




September 22, 2014

Menyepi di Boyolali - Its Not Too Bad Place for Stay.

Boyolali : Its Not Too Bad Place for Stay.


Meski sebelumnya ditutup dengan weekend yang sibuk di kantor, akhirnya dengan sedikit terlambat dari jadwal semula, bisa tetap berangkat ke Boyolali, Jawa tengah.  Sebenarnya ada dua  lokasi yang mau saya datangi kali ini, Cepogo dan Tlatar. Cepogo Boyolali adalah agrowisata, dimana saya bisa melihat perkampungan warga, sapi-sapi perah, bahkan bisa memerah susu secara langsung dan mencicipi susu segar di sana. Sayangnya, karena waktu dan lokasi yang cukup jauh dari pusat kota, (sekitar 20Km) akhirnya saya hanya dapat mengunjungi obyek wisata air Tlatar, Boyolali. Paling tidak kali ini, saya tetap bisa mengajak reader jalan –jalan dan melihat salah satu lokasi wisata yang cukup terkenal di Boyolali ini. Kita bicara dari total perjalanan, dari Yogyakarta ke Boyolali melewati Klaten memakan waktu sekitar dua jam, hal itu tergantung kondisi lalu lintas. Mengingat ada beberapa  jalur utama di Klaten yang sedang proses  pengaspalan, jadi saya baru masuk wilayah Boyolali dua setengah jam kemudian.

Kota Boyolali


Kota Boyolali


Kota Boyolali


Penghargaan Adi Pura

Perjalanan dari pusat kota ke obyek wisata memakan waktu sekitar 25 menit,  dan dengan rute yang berkelok-kelok karena masuk ke area pedasaan. Cukup menyenangkan karena kita bisa melihat sawah, kebun-kebun warga, perkampungan warga pun tidak terlalu padat seperti di kota besar,  jadi excited sekali bisa melihat lokasi yang jauh dari keramaian kota. 


Jalan menuju wilayah Tlatar

Tiba di pintu masuk lokasi, bayar langsung retribusi pada petugas, masing-masing orang Rp. 3.000; kemudian untuk tiket masuk ke area wisata air, pemandian dan pakecehan adalah Rp. 8.000; / orang. 

Retribusi Area


Di dalam area pemandian,  disertai juga kolam-kolam dangkal yang mana jadi tempat favorit anak-anak mencari ikan yang bebas ditangkap. Warung makan apung itu sendiri sekitar kanan kirinya kolam pakecehan, di dalamnya banyak ikan-ikan bebas, dan kita bisa lihat secara langsung ataupun menangkapnya, kalau mau. J Akhir pekan memang jadi waktu yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga, jadi sama halnya kondisi di wisata Tlatar kali itu, sangat ramai.
Obyek wisata Air Tlatar Boyolali

Warung apung dan pakecehan

Selain warung makan apung dan wahana pakecehan (basah-basahan lah ya bahasa sederhananya), di sekitar wisata air Tlatar ada wahana air lainnya, perahu kayuh, bisa naik kuda disekitar taman hijau, dan banyak juga pedagang-pedagang makanan kecil di sana. 




Bagi yang suka naik kuda, mungkin ini pilihan tepat.

Menyenangkan!

Karena jadi mengingat masa kecil. Bermain. Basah-basahan. Bahagian dengan hal yang sederhana.  Memulai sesuatu tidak harus dari hal yang besar bukan?

Selamat beakhir pekan :)


Credit photo by: Dinata Ayu
Location: Wisata air Tlatar Boyolali, Jawa Tengah
Big thanks for Catharina & Her Mom.. :*

September 17, 2014

ROUTE: BUKIT INDAH DI SEPANJANG PERJALANAN KE WADUK SERMO - KULONPROGO

GREEN - NATURE - LANDSCAPE
(What I love to come)




Sorry for late post......

Belum sempat berkisah tentang tempat-tempat dengan view menarik di wiayah Yogyakarta. Sebelum masuk ke pokok cerita, perlu diketahui dulu, Yogyakarta terbagi dalam 5 kabupaten/kota, yaitu kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, Bantul, Kulonprogo, dan Gunungkidul. Yang bisa dikata wilayah paling jauh dari pusat kota itu ada dua, Kulonprogo dan Gunungkidul. Untuk sampai ke area tersebut kurang lebih satu sampai dua jam tergantung lokasi mana yang dituju, pinggir kabupatennya atau justru pusat kegiatan masyarakatnya.  

Tulisan kali ini, tentang lokasi menarik selama saya dalam perjalanan ke wilayah waduk Sermo Kulonprogo beberapa waktu lalu. Mewakili  management, pagi itu saya, bu Novi, pak Rofik, Pak Parjimin, dan satu driver tampan kami, mas Nandar, datang ke sebuah panti asuhan di wiayah Kulonprogo. Jadi untuk sampai dari Pusat kota Yogyakarta, masuk ke wilayah Kulonprogo pinggir saja ada sekitar satu jam, kemudian dari wilayah pinggi kabupaten untuk ke lokasi panti asuhan, musti naik lagi ke wilayah dataran tingginya, ya kurang lebih satu jam, selama trafic selama di pusat kabupaten Kulnprogo lancar dan aman. 






Selama perjalanan, kami bisa melihat best view, pemandangan hijau, sawah yang terhampar luas, jembatan yang besar, yaa..... sebenarnya itu jembatan biasa, tapi karena memiliki rangka bangun yang belum  pernah saya lihat sebelumnya, jadinya menarik saja di pandang mata, apalagi dengan ukuran panjang yang cukup. Masuk ke wilayah waduk Sermo, Kulonprogo, kami melewati jalan berkelok-kelok dimana bagian kiri jalan kami jurang, kemudian bagian kanan kami berjajar pepohonan tropis yang lengkap indah dengan beberapa daunnya yang rontok kecoklatan, berserakan di tanah, seperti matras besar di musim gugur.


Setelah acara inti di panti Asuhan, untunglah kami melewati lokasi yang sama, karena memang ini satu-satunya  jalan menuju kota. HRDM kami berbaik hati sekali memberikan waktu beberapa saat untuk mengambil gambar pemandangan hijau tersebut.


Oh iya, sekilas tentang waduk Sermo,  lokasi ini juga salah satu lokasi wisata di  Kulonprogo, jadi bisa menjadi salah satu destinasi wisata jika nantinya reader mampir ke Yogyakarta,  khususnya singgah di Kulonprogo. Waduk yang luas, dengan pemandangan perbukitan hijau,  suasana tenang, dan cocok sekali kalau kalian suka berwisata alam. 



Semoga tulisan kali ini menginspirasi, tunggu cerita perjalanan saya berikutnya ke Boyolai, Jawa Tengah.....

September 9, 2014

Sejauh Mana Hal Pribadi Bisa Jadi Konsumsi Publik

Answer Their Questions
(Sejauh Mana Hal Pribadi Bisa Jadi Konsumsi Publik)




Media sosial. 

Keberadaan media sosial untuk persebaran informasi sekarang ini memang sudah tidak dipungkiri lagi efeknya, fungsinya, manfaatnya, bahkan resikonya. Menilik beberapa kasus yang sudah ada, penggunaan media sosial untuk penipuan online, mengumpat di media dan menerima hukum kemasyarakatan setelah umpatan itu tersebar, dan mungkin masih banyak lagi resiko yang diterima para pengguna medsos. Memang hal ini tidak akan menimpa semua pengguna media sosial, hanya bagi mereka-mereka yang mampu untuk mempergunkan media sosial sesuai kadarnya saja yang akan terhindar dari hal-hal semacam ini. 

Kita bisa posting hal-hal yang menyebalkan, menyakitkan hati orang lain, menyindir orang lain, dan kemudian orang yang tersindir akan kembali memposting sindiran baru yang hanya akan terjadi seperti itu terus menerus tanpa ada titik jelas. 

Lepas dari Facebook dan twitter, ada pula media sosial dengan bentuk blog, wordpress, tumblr, dimana pengguna bisa menulis kisah -kisah pribadi, foto-foto inspiratif bahkan foto pribadi,atau berargument tentang sesuatu atau seseorang. 


Art by Dinata Ayu


Oke! 

Katakanlah, masing masing pengguna bebas memposting apapun, toh itu akun juga akun mereka, ya enak -enak mereka mau posting apa.(Itu versi sarkatisnya). 

Tapi, mungkin itulah yang terjadi pada para pengguna sebelumnya yang akhirnya kehidupan pribadinya terlalu mudah ditebak lewat media, dimana rumahnya, nama orang tuanya, map lokasi keberadaannya, dan hal-hal semacam itu. Kemudian saat anda pihak ketiga, keempat dan selanjutnya yang menggunakan informasi tersebut, pengguna asli akan merasa tersinggung, terganggu karena merasa di kuntit (stalked by someone maybe). Harusnya sih nggak boleh tersinggung atau marah ya kalau akhirnya orang lain dengan mudah "menguntit" kegiatan kamu, karena seolah ada hukum tidak tertulis yang telah kamu tandatangi sesaat setelah kamu memutuskan untuk membagi informasi tentangmu kepada public. Hukum tidak tertulis yang berbunyi: 

"SAYA MENGIJINKAN ORANG LAIN MENGETAHUI TENTANG SAYA DARI SEMUA HAL YANG SUDAH SAYA POSTING".
 

Answer Their Questions
 
Saya sendiri bukan orang yang bisa lepas dari media sosial, tapi setidaknya tidak addict untuk menggunakan satu media tertentu setiap jam - setiap hari - setiap waktu. Ada yang bertanya pada saya: 
"Kenapa kamu nggak nulis blog tentang kehidupan pribadimu?"

Bagi teman-teman yang sudah kenal saya, mungkin akan lebih bisa menjawab pertanyaan ini dari pada saya sendiri. Karena saya memilih, pada media apa saya bisa berbagi, dan untuk blog, yang notabene nya adalah media share pesan dalam karakter yang lebih besar, alangkah baiknya blog memiliki segmentasi, target audience, dan tema atau topic. Ini tentang nilai. Apabila kamu suka menulis blog juga, tentang fotografi, bisa memposting karya -karya indah, yang nantinya akan berfungsi untuk orang lain, sebagai rekomendasi, bahan belajar, dan lain sebagainya. Begitu pula bagi pecinta makanan, traveling, fashion, family oriented, atau suka sekali tentang desain interior dan exterior, maka umumnya mereka akan memposting tentang hal-hal tersebut daripada menceritakan tentang kehidupan pribadinya. Bukan berarti curhat di medsos itu salah kok, kembali ke masing-masing pengguna akun. 
 
Bukan berarti saya tidak pernah menulis tentang hal yang telah atau ingin saya lakukan. 
 
Saya menulisnya juga. Hal-hal yang berkaitan tentang pribadi saya, tentang  review makanan yang saya makan bersama teman-teman saya, harganya, lokasinya. Atau bisa juga saat saya menulis tentang perjalanan saya ke kota lain, saya akan posting gambar-gambar, ataupun informasi yang bisa saya sampaikan kepada reader dimana itu akan berfungsi sebagai rekomendasi untuk mereka nantinmya. 
 
Saya tidak akan menulis cerita yang sangat subyektif, satu sisi, menceritakan dengan menggebu-gebu dan lugas. Seolah apa yang menjadi pandangan saya adalah yang paling benar. Analoginya: Saat berkisah tentang makanan tertentu, terlalu kompleks saat kita berkisah makanan itu enak. Tapi obyektifnya, enak itu apa, asinkah, maniskah, gurih, pedas, atau seperti apa. Dengan informasi pendukung lainnya tentang makanan itu. 
 
Art by Dinata Ayu
 
 
Penulis yang baik siap dikritik!
 
Tidak harus menunggu jadi seorang penulis sebenarnya,tapi apapun yang kamu lakukan atau kamu posting bai tentang hal ataupun orang, kemudian akan menimbulkan kritik, munculnya saran, maka kenyataanya tidak semua orang siap dikritik. 
 
Mereka yang tidak bisa menerima kritik akan cenderung merasa terpojok. Kemudian tidak bisa menerima saran dan kritik dengan menunjukan kata-kata defensif yang kadang terkesan lebih sarkatis. Rada aneh sih kalau liat fenomena kayak gitu.... :) 
 
Sedikit berbagi cerita tentang menulis di media sosial. Mungkin tidak  atau lebih tepatnya belum terjadi di halaman blog saya, tapi justru di halaman wordpress dalam bahasa inggris saya. Ada sebuah liputan tentang burung langka, tapi saya salah menuliskan jenis burung tersebut. Salah satu reader saya meluruskan dengan informasi yang lebih tepat tentang jenis burung tersebut. 
 
Jangan langsung komentar atau defensif. 
 
Yang pertama kamu lakukan adalah "MENCARI TAHU" tentang komentar atau kritik orang itu benar atau tidak. Kadang kan komentator juga hanya ingin komen tanpa tahu apa yang dia sampaikan itu benar atau tidak, atau sekedar basa-basi saja. Saat fakta dari kritik yang diterima itu benar, lakukan klarifikasi. Waktu itu ternyata saya lalai hanya di warna leher burung itu saja. Dengan bulu yang sama, jenis yang sama, ternyata dengan leher berbulu biru dan berbulu hijau nama ordonya berbeda. Nilai positifnya, berarti ada yang begitu teliti membaca tulisan kita kan. :)
 

Bukankah semua orang tidak lepas dari salah?

Sadar atau tidak para pengguna akun media sosial pasti melakukan itu, tapi dengan kadar yang berbeda-beda. Dan jangan pernah memposting di media sosial, saat kamu sedang dalam kondisi emosi yang meluap-luap. 
 
Kalau emosional secara positif tidak masalah, misalnya sedang bahagia sekali karena kelulusan, nilai baik, pekerjaan bagus, promosi kerja, dan lain sebagainya. Tapi, yang harus digarisbawahi adalah justru saat emosional yang tidak ke arah baik, contohnya marah karena sesuatu atau seseorang, marah pada diri sendiri, sedih yang berlarut-larut, kecurigaan, dan masih banyak lainnya. 

So, be smart....



Copyright © 2014 FILOSOFAST

Distributed By Blogger Templates | Designed By Darmowe dodatki na blogi