December 28, 2017

GAYA HIDUP "BRANDED": SEPENTING APAKAH?

“To be yourself in a world that is constantly trying to make you something else is the greatest accomplishment.” - Ralph Waldo Emerson




Bicara soal barang mahal.
Eh. Bicara soal branded.


Tema blog kali ini, bagi beberapa orang mungkin nampak menyimpang dan jauh dari perihal "traveling" tapi sebenarnya jika dari semua history tulisan di sini ada beberapa postingan tentang life, love, dan tips - tips menarik contohnya tentang public speaking dan sebagainya. Fenomena "barang mahal" atau "barang branded" sebenarnya sudah ada sejak  beberapa tahun lalu, tapi dengan adanya media sosial eksistensi produk maupun konsumen yang ikutan eksis dan menggunakan sosial media sebagai alat untuk mengekspose produk semakin mudah untuk dilakukan. Kenapa hal ini semakin menjadi jadi sekarang?

Manusia sekarang, khususnya netizen atau pengguna aktif sosial media memiliki kebutuhan atas pengakuan dari eksistensi yang aku sempat singgung di atas. Pengakuan ini bisa diperoleh dari berbagai hal yang pada intinya adalah mengelompokan mereka pada kategori tertentu, kesan yang ingin diperoleh melalui personal brand yang mereka tampilkan di timeline sosial media. Sosial media kali ini yang masih aktif dan paling sering digunakan jadi media sharing foto, location ataupun statement bisa melalui facebook, instagram, twitter, path, snapchat, dan ragam medsos lainnya yang semakin menjamur keberadaannya.

Istilah: follow, like, love, dan semua bentuk istilah yang secara simbolis menjadi bentuk pengakuan dari followers, liker, atau inner circle pertemanan si pemilik akun seolah menambah kepercayaan diri, rasa puas, kesenangan, dan semacamnya. Coba bayangkan, 1 kali post foto di instagram, lantas tak kurang dari 1 jam kita mendapatkan puluhan atau bahkan ratusan like, ini memberikan "adrenalin" sesaat untuk bisa mengalami hal yang sama dan sama lagi secara berulang.

Ask Yourself!
Ada beberapa cara untuk menilai, apakah kita termasuk orang ya "nagih" untuk menunjukan status sosial kita di sosial media bisa dengan mengevaluasi diri pada beberapa poin berikut:
1. Apakah kamu suka posting tentang wajahmu (selfie), memperlihatkan lentiknya bulu matamu, seksinya bibir, atau seluruh bagian tubuhmu, yng mendominasi isi album foto?
2. Apakah kamu lebih dominan memposting tentang kegiatanmu dan teman - temanmu di acara bergengsi, atau semacamnya?
3. Apakah kamu sering memposting tentang barang - brang yang kau kenakan, nge-tag brand (atau engga nge-tag tapi di zoom merk nya- hehehe), make up yang kamu pakai dan lain sebagainya?
4. Apakah kamu pernah upload / posting nota belanjaan kamu atau gambar tas belanjaan kamu dengan caption: "Duh kalap nih!" (Jenis kata - kata dwimakna, antara nyesel sama nih gw belanja ini nih. Kekekke!)

Jika dari 3 pertanyaan di atas, hati nuranimu langsung bilang iya, (meski mulut ngeles berkata tidak), berarti sebenarnya kamu sudah mulai ketagihan buat eksis atau mulai "mencintai" pengakuan di dunia maya. Means, kamu ngga perlu tau atau kenal in-personal sama yang ngelike atau yang follow tapi kamu bisa dikenal atau disukai banyak orang dengan postingan kamu. Entah ini sudah menjadi culture baru atau tidak, tapi sedikit banyak para pengguna medsos saat ini mengalami pergesaran tingkah laku. (iya engga hayo ngakuuu...). Lantas apakah ini salah? Aku tidak bisa bilang ini slah atau benar, selama pada kadarnya.

Self Obsession. Source: Callboxinc

We have to remember that:
status sosial manusia satu dan lainnya berbeda, secara ekonomi, secara kesukaan, kehidupan yang dijalani, lingkungan yang berbeda - beda dan banyak faktor lainnya. efek positif kepada orang lain bisa saja kamu jadi inspirasi atau jadi role model mereka, tapi bisa saja efek negatifnya kamu dianggap sombong, pamer, dan semacamnya. Bahkan bisa saja kamu jadi target kejahatan atau perampokan karena pelaku sudah tahu kemampuan ekonomi dan barang mahal yang kamu miliki. Melihat hal ini, kemudian sejauh mana kita bisa mengekspose barang - barang mahal/ branded yang kita punya?

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, aku sempat ada dalam beberapa pemahaman tentang keharusan memiliki barang branded. Dengan uang Rp. 5.000.000, sebanyak 5 orang dari 5 teman saya menjawab berbeda satu sama lainnya. Eh waktu itu 5 termasuk aku sih. Ada dari mereka, 5 juta mending beli emas/ perhiatan (arahnya investasi), yang lainnya menjawab tas atau sepatu, lainnya lagi gadget, ada juga yang menyebut perawatan wajah dan semacamnya. Bagaimana denganku? sejauh mana aku menilai brand itu penting?

Evaluasi diri:
Aku mulai bekerja di usia SMA. Ingin beli ini itu banyak sekali, terbatas karena rasa "nggak enak" kalau minta uang sama orang tua (Ye kan sungkan tauk!). Akhirnya karena ini, aku secara tidak langsung diajari tentang bagaimana cara mendapatkan barang - barang yang aku inginkan dengan menabung. Saat kita berhasil menabung, bahkan menabung dari uang hasil kerja, lama kelamaan akan merasa sayang saat membelanjakan uang. Ya iya kan, sejarahnya cari duit itu, susah banget nyarinya, tapi cepet banget habisnya. Setuju?!

Jadi anak kuliahan. Di sini, masih belum paham istilah pentingnya brand. Tapi lama kelamaan, nyoba beli kaos distro (((distro))) yang pas itu lagi hietzzz banget di Yogya. Bolak balik dipakai dan jadi kaos favorit  (kaos doang lo ini) selama berbulan - bulan, hingga akhirnya berhenti pakai pas warnanya udah agak luntur karena keseringan cuci pake.

Jadi pekerja. Pada fase inilah perubahan demi perubahan mulai muncul. Perkembangan paham barnd ini hanya sekitar 20% (saja). Di sini, aku hanya menggaris bawahi produk - produk make up khususnya lipstik ataupun bedak, sementara untuk fashion dan asesoris pendamping lainnya masih bukan menjadi konsentrasiku. Waktu terus berkembang, akhirnya aku mulai memiliki kecenderungan tertentu kalau urusan brand. Tapi, God blessed aku masih bisa dibilang aman dari sifat "shopaholic" dan congkak (kayaknya sih. Hehhehe...) Aku lebih prefer mengeluarkan budget lebih untuk hal hal seperti liburan/ traveling. Sementara untuk produk, tas dan sepatu bukan pilihanku, justru aku lebih berpikir aku tidak bisa bertahan dengan 1 jam tangan saja atau hanya punya 1 gadget saja (gadget dalam hal ini bukan berarti aku harus punya banyak hp atau upgrade HP mulu dengan seri terbaru). Aku penyuka teknologi (meski aku ngga paham - paham banget tapi aku berusaha tau) dan aku suka belajar hal baru, termasuk membuar video, tools untuk editing, jadi saya mending beli mahal untuk perlengkapan pendukung seperti kamera, asesoris, atau mungkin tidak menutup kemungkinan saya akan lebih memilih drone dari pada tas Marc Jacobs yang super kece itu.

Shopaholic. Source: static.filmannex.com

Jump ke pertanyaan di paragraf sebelumnya: kemudian sejauh mana kita bisa mengekspose barang - barang mahal/ branded yang kita punya?

Posting boleh tidak?
Boleh. Selama pada kadarnya. Berimbang.

Tips biar ngga dikira pamer terus:
1. Wajar jika kita ingin berbagi euphoria karena bahagia abis beli atau mendapatkan sesuatu yang istimewa, tapi boleh lo diseimbangkan dengan post lainnya yang inspiratif misalnya, tentang keluarga, tentang quote motivasi, tentang hal - hal lain dibantu caption yang menarik.

2. Perhatikan bahasa yang kamu gunakan untuk caption. Ya okelah, mungkin bebas toh medsos punya siapa kenapa repot mau posting aja. Cuma sebenarnya kadang kenyinyiran berawal dari bahasa (Ya kan? Ya kan??) Bahasa kita udah bener dan baek aja kadang bisa dinyinyirin orang (apalagi kalau kita memilih bahasa yang kurang tepat seperti bernada mendeskriditkan golongan tertentu, merasa terlalu bersyukur, merasa terlalu beruntung, dan lain sebagainya).

3. Buat berjaga - jaga, kurangi foto produk branded kamu dengan zoom in camera (biar kelihatan tapi hanya samar - samar, kan malah bikin penasaran). Soalnya kalau di blur, tar dikira gambar porno. #Ngakak

4. Selalu ingat bahwa kita semua hidup di dunia nyata. Ketagihan medsos dan kemauan tampil eksis dengan barang branded jika tidak pada kadarnya (profesional atau komersil) bisa - bisa membuat kamu hidup di dunia maya lebih lama. Jika kamu memang bekerja di bidang content writer, fashion blogger atau semacamnya yang bekerja secara profesional dengan hal - hal yang dekat dengan barang mahal, ini bisa jadi lain cerita.

Pendapat baik dan buruk memang akan selalu ada apalagi sekarang kita hidup di masa yang memang kuat banget dengan efek sosial media (hingga muncul istilah haters, silent reader, dan semacamnya). Tapi kembali ke tema "Seberapa penting gaya hidup branded?" Pastikan, kamu sendiri tidak "kesulitan" selama berusaha memenuhi kebutuhan akan barang mahal / branded ini. Jangan sampai, kebutuhan ini justru menggeser hal - hal yang lebih prioritas, lebih penting atau justru membuatmu addict hanya untuk mendapatkan pengakuan publik.


Love yourself!







November 20, 2017

#EXPLORE EL NIDO: SURGA DI BALIK "SECRET LAGOON"

"Look deep into nature, and then you will understand everything better."
- Albert Einstein




Dulu....
Aku sempat berpikir kalau liburan ke pantai adalah hal paling monoton yang bakal aku pilih. Di pikiranku, hanya ada beberapa hal saja yang bisa kita lakukan di pantai yang garis besarnya sama: Main air (entah itu lari-larian manja di pantai, snorkeling, dan lain sebagainya). Satu lagi, mainan pasir. Istilahnya, pantai bukan suatu lokasi yang memiliki luasan tertentu yang bisa kita eksplore setiap sisinya atau kita bisa berjalan blok demi blok untuk mendapatkan view yang bagus dan lebih bagus lagi (dan beda dari view sebelumnya). Tapi, aku mulai berdamai dengan pemikiran skeptis macam itu. Satu tahun terakhir ada beberapa jenis pantai yang aku kunjungi baik di Yogyakarta (kota asalku), Jateng dan sekitarnya, atau bahkan saat aku berkunjung ke Filipina.

Pemandangan indah menuju Secret Lagoon

Bicara soal, kenapa Filipina?
Resolusi 2017 aku salah satunya adalah Intramuros, kamu bisa baca cerita tentang apa saja wishlist dan harapan 2017 di postinganku sebelumnya. Dari jauh hari tentu seluruh list lokasi yang dikunjungi sudah ada di buku khusus travelku. Sedikiti improvisasi dari rencana semula, akhirnya saya juga mengunjungi El Nido. satu kota di Palawan (Palawan ini juga sebuah pulau terpisah dari Manila).


LOKASI FAVORIT DI EL NIDO
Dari berbagai lokasi wisata yang ada di El Nido, Secret Lagoon adalah satu favoritku. Jatuh cinta dengan tebing - tebing pantainya, dan yang pasti pantainya, serta laguna tersembunyi yang mana kamu harus melewati lubang karang (akan ada laguna lagi di dalamnya, digenangi air laut dan sungguh menawan). Berlawanan dengan istilah "monoton" yang menghantuiku setiap berencana ke pantai, deretan pantai - pantai di El Nido sungguh menggugah rasa takjub yang tak henti - hentinya. Teman - teman dari tur leader mempersiapkan menu makan siang lezat (pastinya adalah seafood, buah - buaha, dan cola - eh nasi juga ada). Kenikmatan tersendiri adalah bisa explore keindahan pulau dan pantainya, ditutup dengan santap siang lezat. duduk di bawah pohon teduh berpasir putih dengan teman - teman baru (dari berbagai daerah, bahkan adapula dari Spanyol. I'm soooooooo happy!)

Secret Lagoon - El Nido


MENENGOK SURGA DI SECRET LAGOON
Memasuki tepian pantai, teman - temaan dari tur ini bersiap melempar jangkar, memastikan perahu kami stay di lokasi yang tak terlalu jauh dari bibir pantai. Kami perlu berjalan melalui perairan untuk "mandiri" menuju pantai (tak jauh, jaraknya hanya kurang dari 10 meter). Serunya, berjalan di perairan jernih warna biru, dengan karang - karang laut yang indah, sangatlah luar biasa. Mulai dari kedalaman tepat di bawah dagu, berangsur sampai perut, dan hingga mata kaki. Aku mengangkat waterproof bag-ku (padahal udah waterproof tapi tetap untuk berjaga - jaga, aku tetap seberusaha mungkin menjauhkannya dari air).

1. Pasir Putih & Karang Pantai
Adalah pemandangan pasti di hampir semua pantai - pantai di sini. Lengkap dengan karang - karang tinggi yang indah terbentang seperti gerbang pintu masuk ke masing - masing island. Amazing! Sebagai awam, aku melihat 3 karang utama di Secret Lagoon, yakni di "pintu" laguna, terbentang de sayap kanan sebelum perahu parkir ((((parkir))), karang kedua berukuran lebih kecil, berada membelah antara tepi pantai utama dan pantai yang sebelahnya lagi (bingung kan? sama. Aku juga bingung menjelaskannya biar nggak ambigu - hehehe).



Karang terakhir adalah yang paling menarik, karena kamu bisa menemukan lubang karang dengan diameter kurang lebih 100 cm (seukuran tubuh manusia dewasa). Kami harus bergantian melewati lubang karang ingi untuk masuk ke laguna rahasia (Secret Lagoon). Saat masuk ke lokasi Secret Lagoon, seperti kita masuk dalam sumur penuh genangan air setinggi perut hingga leher (tergantung dimana posisimu berdiri dan pastinya tergantung pasang surut air laut), karena ombak air laut bisa masuk ke lubang karang ini bahkan kami sesekali kena terpaan gelombang saat masuk melalui lubang karang ini.

Suasana di dalam Secret Lagoon, berasa ada dalam sumur.

2. Perairan Dangkal dengan Bibir Pantainya yang Indah
Tidak pernah bosan bermain air di sini. Jujur, aku nggak pernah menikmati "berenang" di pantai (tidak berenang sesungguhnya, sih!). Aku mengakui bahwa aku jarang "basah" kalau di pantai. Main air bukan  jadi favoritku selama ini, tapi khusus hari itu aku asik bermain air, lari -larian, dan menyapa turis - turis lainnya (Haha! Kepedean).



3. Hunting view buat foto!
Banyak lokasi yang bisa di explore di sini karena nggak cuman pantai tapi juga karang pantai, yang pasti adalah pantainya, kamu bisa menemukan "view" indah lainnya, karena karang - karang tidak mhanya ada di tepian pantai tapi kamu akan melihatnya di area dalam, berdiri tegak seperti gua - gua alam. K-E-R-E-N




LUNCH DI TEPI PANTAI
Harga paket tur kami sudah include dengan makan siang. Pasti kalian penasaran menu makan siang kami kan? Yang pasti adalah pork dibumbu bacem (dan pastinya kita nggak bisa konsum), ikan bakar, terong asam (Terong ini dicampur dengan bahan lainnya seperti tomat, potongan cabe segar dan lainnya, dan aku menyebutnya terong asam karena memang rasanya asam, dan bisa dibilang terongnya hanya direbus setengah matang dan semi hancur), cumi bakar, buah - buah segar, dan soda (ada juga air putih). Makan siang beramean ternyata seru juga! Setelah makan siang, kami bisa bersantai sembari duduk beralaskan pasir putih. Bercanda dan akhirnya bisa ngobrol lebih banyak lagi dan lagi.


We're ready for lunch!

Oh ya, dalam perjalanan ke Filipina kali ini, we always try to open mind karena memang mayoritas di sini adalah pemeluk Katolik, jadi mengkonsumsi pork sudah seperti makanan harian. Berbeda dengan perjalanan sebelumnya ke Malaysia, Singapore ataupun Thailand, penyesuiaan makanan lebih sulit di Filipina karena culture dan religion. As a democratic people, aku selalu berusaha menempatkan diri dimanapun aku berada (dengan berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku di tempat asalku). Bukankah siap traveling berarti harus siap melihat banyak perbedaan di muka bumi, bukan? :)



That's all!
Masih banyak cerita seru lainnya selama di El Nido, dan pasti aku akan kembali dengan banyak postingan selanjutnya. Ada komentar atau pertanyaan? Bisa langsung tinggalkan pesan di kolom komentar atau email me for sure!


Warm hug!





cccLook deep into nature, and then you will understand everything better. Albert Einstein
Read more at: https://www.brainyquote.com/quotes/albert_einstein_106912?src=t_natureLook deep into nature, and then you will understand everything better. Albert Einstein
Read more at: https://www.brainyquote.com/quotes/albert_einstein_106912?src=t_nature

November 16, 2017

#EXPLORE ELNIDO - PALAWAN: PAPAYA BEACH

"The sea is only the embodiment of a supernatural and wonderful existence."
-  Jules Verne




Butuh waktu ternyata untuk menunggu inspirasi menulis tentang perjalananku ke El Nido beberapa waktu lalu. Setiap lokasi wisata di sini menawarkan sisi keindahannya masing - masing, pantai yang asri, wisata selam dan terumbu karang yang patut untuk disambangi dan masih banyak lagi. Pertama kali saya menentukan untuk traveling ke El Nido, banyak yang bertanya: dimanakah itu? ada apa di sana? dan lain sebagainya. Ternyata tak banyak yang familiar dengan kota wisata satu ini (dan kadang berasa seru sendiri saat dibilang "kamu sukanya ke tempat - tempat yang ngga umum"). Padahal sebenarnya Palawan menawarkan banyak sekali wisata alam khususnya pantai, tebing-tebing, hutan, dan jajaran pulau - pulau indah yang bisa kita explore seharian (bahkan lebih dari satu hari, jika kalian mendatangi semua pulau - pulau favorit wisatawan).



Aku akan bahas bagaimana menuju El Nido dari pusat kota Palawan melalui post yang berbeda  Tapi kali ini, aku akan mengajakmu menengok keindahan Papaya Beach (Papaya mainland) di El Nido, Palawan. Kalau bicara singkatnya, El Nido sendiri berjarak 5 jam dari Puerto Princesa Airport - Palawan menggunakan van travel. Van travel ini akan berhenti satu kali di rest area untuk makan siang dan  istirahat sejenak (kita akan diberi waktu sekitar 30 - 45 menit untuk rehat).


MENUJU PAPAYA BEACH (PAPAYA MAINLAND)
Kamu bisa menyewa paket tour A melalui hotel tempat kamu tinggal, karena kebanyakan hotel dan penginapan di El Nido sudah terintegrasi dengan agen wisata / tour island hoping di El Nido. Ada 4 paket tour yang ditawarkan yakni A, B, C,D dan masing - masing terdiri dari setidaknya 5 lokasi pantai dengan harga rata - rata 1400 - 1600 PHP (dengan kisaran harga rupiah Rp. 285 per 1 PHP). Aku memilih paket A dimana di dalam tur ini termasuk Papaya Beach dan 4 tujuan lainnya. Pihak tur akan menjemput di hotel dan mengantarkan kita ke lokasi penjemputan perahu tur. Kami tidak stay di pusat kota El Nido, tapi di area Corong - Corong beach, dan di sini juga ada pelabuhan sederhana lokasi kita menunggu kapal (perahu lebih tepatnya) untuk menjemput sekitar pukul 09.00 WIB. Setiap tur merupakan full day tur yang berakhir setiap petang sekitar pukul 4 atau 5 sore.


With Bea and her husband. Say cheese from us!


APA YANG MENARIK DARI PAPAYA BEACH?
Pihak tur menyampaikan Papaya beach bukan merupakan island tapi mainland. Awalnya aku berpikir bahwa Papaya termasuk pulau terpisah karena kami memerlukan waktu sekitar 20 menit mengarungi perairan untuk sampai ke lokasi ini. Rexi, tur leader kami menyampaikan bahwa Papaya termasuk mainland karena masih menjadi satu daratan panjang El Nido. Jadi bukan pulau - pulau terpisah. Pertama kali melihat bibir pantai Papaya, langsung takjub dengan pasir putihnya yang indah terbentang, tebing laut yang cantik, dan yang pasti ada 1 warung sederhana penjaja kelapa muda. Pastinya dong, hal pertama yang aku lakukan pas menepi adalah "BELI KELAPA MUDA". Sempat terlupa untuk membawa minuman dari sebelum berangkat, jadinya gampang haus karena cuaca panas (khas anak pantai yang ujung - ujungnya tersengat matahari, sampai kulit belang - belang). Jadi apa saja point interest yang akan kamu temui di Papaya Beach?


1. Pasir Putih
Pantai ini masih asri. Masyarakat setempat selalu berpegang teguh pada "menjaga kelestarian alam". Kami, sebagai wisatawan dilarang mengambil hal - hal yang akan kita temui di laut maupun di pantai seperti membawa pulang pasir (hehhehe), membawa pulang ikan ataupun mencuri terumbu karang (meski sebenarnya mencolok banget ya kalau kita mau ngangkut-angkut batu - karang. Its mean, berat. Niat banget - hehehe!).



2. Ayunan & kelapa muda
Apa yang paling asyik dari pantai? Adalah duduk santai, ngadep laut (ngga ngomong apa -apa - kalau bisa ngga usah mikir apa - apa - g usah mikirin kerjaan! Hahahaha...). Lebih mantap lagi sembari minum kelapa muda karena di sini kamu bisa menemukan satu warung (((((warung)))) yang menjual makanan kecil atau minuman dingin (pelepas dahaga yang paling efektif). Selain ayunan, ada juga bangku - bangku khas handmade dari kayu - kayu berbagai bentuk.




3. Snorkeling time!
Bagi kamu yang bisa berenang, ada lokasi snorkeling di Papaya Beach (dekat dengan deretan tebing), karena di sini kamu bisa melihat terumbu karang cantik sepaket sama  ikan - ikannya. Jangan khawatir juga jika bukan good swimmer, karena pihak tur akan menyediakan pelampung (ini fasilitas wajib) dan juga kacamata selam. Jadi even kamu ngga bisa berenang paling nggak bisa ngambang sambil celup celub sebentar nengok ikan - ikan bawah laut. Asyiiikk...

4. Deretan pepohonan kelapa yang cantik
Orang Indonesia, wajarlah agak agak atraktif. Ngga bisa sedikitpun tenang saat menemukan lokasi foto yang instagramable. Di Papaya Beach, kamu bisa melihat deretan pohon kelapa (kuat berdiri di atas pasir putih indah di pinggir pantai - engga pinggir banget sih - tapi dekat).



TIPS!
1. Jangan lupa bawa minuman secukupnya saat island hopping di El Nido. Hal ini tentu untuk mengantisipasi dehidrasi karena kamu akan sering main air dan kepanasan karena cuaca.
2. Bawalah waterproft bag! Bisa dibilang ini adalah travel essential jika kamu explore pantai. Kamu perlu mengamankan barang - barang pentingmu seperti kamera, HP, dompet, atau baju ganti atau lainnya.
3. Gunakan sepatu khusus. Jika kamu hanya menggunakan sandal jepit atau sepatu kets pasti bukannya opsi yang tepat. Kamu perlu menggunakan sepatu khusus just in case jika kamu harus berjalan di karang (biar nggak luka dan salah menapak). Kamu tidak perlu membeli, karena ada pula yang menyewakan sepatu ini dengan range harga 100 - 200 dan kamu perlu kembalikan saat tur mu selesai.










jyujyujujtghyysea is only the embodiment of a supernatural and wonderful existence. Jules Verne
The sea is only the embodiment of a supernatural and wonderful existence. Jules Verne
sssssssssThe sea is only the embodiment of a supernatural and wonderful existence. Jules Verne
The sea is only the embodiment of a supernatural and wonderful existence. Jules Verne
The sea is only the embodiment of a supernatural and wonderful existence. Jules Verne
Read more at: https://www.brainyquote.com/quotes/quotes/j/julesverne664799.html?src=t_seaThe sea is only the embodiment of a supernatural and wonderful existence. Jules Verne
Read more at: https://www.brainyquote.com/quotes/quotes/j/julesverne664799.html?src=t_sea

November 15, 2017

SHERYL MAY INN: HOTEL MURAH DI ELNIDO "FEELS LIKE HOME"

Find a place inside where there's joy, and the joy will burn out the pain.
- Joseph Campbell



Lokasi stay saat liburan, terkadang bukan urutan pertama hal yang harus aku cari tentukan terlebih dahulu jika dibandingkan tujuan wisata, harga tiket pesawat ataupun  info - info lainnya yang lebih urgent. Jadi, kadang menentukan lokasi #StayDimana baru beres kurang dari satu bulan  sebelum perjalanan. Hal ini salah satunya juga karena secara umum, kenaikan harga rate kamar tidak terlalu signifikan selama tidak terlalu dekat dengan hari H perjalanan. Sama hal seperti saat perjalanaku ke El Nido Palawan awal November lalu. Bisa dibilang kami berada di 3 lokasi berbeda dengan beda hotel tentunya, pertama di El Nido, kedua di kota Puerto Princesa, dan ketiga Manila. Memilih hotel di pusat kota seperti Puerto Princesa dan Manila akan lebih mudah daripada saat memilih lokasi tinggal di pulau Palawan, apalgi El Nido adalah bagian kecil dari Palawan yang mana akses ke lokasi perlu 5 - 6 jam dari pusat kota dengan travel. Tapi rasa lelah dan waktu yang terbuang sebanding dengan apa yang kita peroleh selama perjalanan ini.
Pemandangan dari balkon Sheryl May Inn.

Kami memutuskan tinggal di salah satu penginapan (mirip kos eksklusif kalau di sini), dengan fasilitas yang kami anggap cukup seperti bathroom and shower yang pasti (bukan pakai gayung), king size bed, fan, kursi, dan untung ada jendela (karena memang aku request kamar dengan jendela dan menghadap ke jalanan). Hotel Sheryl May Inn ini berlokasi di Rizal St, El Nido, Palawan, Philippines (berada dekat sekali dengan pantai Corong - Corong). Rencana awal, setelah perjalanan travel, saya ingin jalan - jalan dulu di pantai Corong - Corong, hari kedua barulah kami pindah hotel di kota El Nido ((yang mana)) kami fikir untuk paket - paket tur island hoping hanya ada dekat dermaga di kota El Nido. Tapi ternyata tidak. Kami bsia memesan paket eksplore pulau -pulau ini melalui hotel tempat kami tinggal dengan harga yang cenderung sama dengan agen tour lainnya. Tentu saya akan membahas tentang tour ini di post lainnya, kali ini aku lebih menceritakan tentang penginapan yang kami pilih.

Halaman belakang hotel (ada hijau - hijau dan ada laut plus tebing)
Lokasinya berada ada di jalan utama, membuat kami hanya perlu berjalan kaki tak jauh ke pantai Corong - Corong atau ke lokasi dermaga kecil tempat kami dijemput untuk tur. Lepas dari itu, kualitas kebersihan juga cukup oke, untuk harga Rp.192.000 (melalui Traveloka). Kami memutuskan memperpanjang waktu tinggal tentunya dengan harga berbeda yakni Rp. 280.000. Harga kamar sudah termasuk breakfast, meski sarapan cukup sederhana tidak layaknya hotel namun kami cukup puas, karena itu cukup mengenyangkan dan memenuhi kebutuhan energi kami untuk berkegiatan seharian penuh.
Interior dan ruang santai di dalam penginapan

Bisa santai nonton TV atau ngopi di balkon sembari lihat jalan raya (dan tebing)
KAMAR
Kamar bisa dibilang sederhana tapi nyaman (tentunya tingkat kenyamanan orang bisa jadi berbeda). Sayangnya aku tidak sempat mendokumentasikan ruangan kamar di Sheryl May Inn (sorry). Belum tentu juga hotel yang kami bilang cukup oke buat kami, akan oke juga buat reders, jadi bisa juga kalian untuk memantapkan hati cek selalu review hotel melalui website compare dan lain sebagainya. Baiknya booking hotel 1-2 bulan sebelumnya agar kalian nggak kena harga go show.

KEBERSIHAN
Kalau aku bilang, awal masuk hotel ini langsung terpikir seperti kos ekslusif. Meja resepsionis juga rapi dengan langsung berada dekat dengan tangga ke lantai atasnya. Disitulah kamar kami berada. Kami bisa menggunakan dapur jika ingin membuat makanan sendiri atau mempersiapkan kebutuhan "perut"  lainnya. 

STAFF HOTEL
Kalau aku boleh menilai dari 1 - 10 untuk keramahan staff adalah 8.5. Mereka selalu berusaha membantu apabila kami butuh hal - hal seperti isi pulsa, paket tur, membantu booking travel an lain sebagainya. Mungkin kadang permasalahannya adalah meski kami menggunakan bahasa Inggris, namun persepsi tentang satu hal kadang berbeda. Aku sama sekali tidak ada pengalaman buruk apapun dengan staff hotel. Setiap pagi bahkan mereka rajin mengetuk kamar kami untuk mengingatkan bahwa kami belum menikmati sarapan yang sudah disiapkan (mereka tau karena kami harus ready jam setengah 9 pagi untuk bersiap kegiatan).

Balkon sederhana, tempat kita nyantai dan sarapan pagi

LINGKUNGAN
Sheryl May Inn berada di jalur utama Rizal St. El Nido. Ini adalah satu - satunya jalan yang akan dilewati travel van dari kota ke El Nido. Lokasinya sekitar 5 - 10 menit dari kota (menggunakan tricyle - angkutan tradisional di sana - semacam bemo). Bisa dibilang, pemandangan dari jendeela kamar kami adalah jalanan El Nido (yang tidak terlalu lebar dan ramai) mirip jalanan di kampung yang pinggirannya banyak waruing kecil dan penjaja kelontong. Belakang jajaran rumah dan warung ini, juga dapat melihat bukit sepanjang jalan. Di belakang hotel kamia adalah laut. Tapi meski tidak langsung laut lepas, tapi dermaga tempat perahu - perahu parkir dan juga lahan tanaman basah yang membuat lokasi di belakang hotel ini cukup hijau tapi lembab. Hal inilah yang membuat kadang kami menemukan lintah (jika sedang di dapur). Mungkin lintah ini berasal dari tanah basah di belakang hotel yang memang tidak terawat baik. Tapi karena aku pribadi ngga gampang takut sama sesuatu hal (termasuk lintah) jadi meski menemukan 1 atau 2 ekor yang lagi nempel di tempok, kadang saya acuhkan begitu saja tanpa merasa seram atau ngeri. Bisa saja hal ini jadi poin minum bagi beberapa orang, meski sebenarnya tidak terlalu masalah selama lokasi lainnya khususnya kamar tetap terjaga kebersihannya.


TRANSPORTASI
Kami pribadi tidak tau secara khusus, transportasi lain selain van travel jika ingin menuju ke lokasi ini dari pusat kota. Kami mendarat di Puerto Princesa Aiport dan ada beberapa transportasi yang siap mengantar diantaranya Tricycle (jika kamu akan ada di lokasi kota dan sekitarnya), tapi jika kamu harus meluncur berjam -jam ke El Nido dan sekitarnya Van travel menjadi satu opsi selain bus. Saya memiih travel ini karena langung ada di dekat bandara (ada di halaman parkir bandara), sedangkan angkutan lainnya seperti busa, nampaknya kalian harus ke terminal dahulu karena bus ke El Nido tidak berjajar stand by di Airport. 

November 1, 2017

PHILIPINES TRIP: TUJUAN WISATA FAVORIT DI FILIPINA

"We have stories to tell, stories that provide wisdom about the journey of life. What more have we to give one another than our 'truth' about our human adventure as honestly and as openly as we know how?" - Rabbi Saul Rubin






MABUHAY!
Just like a  tik tok tik tok before we ready for #PhilipinesTrip!
Akhirnya salah satu wishlist 2017 aku hampir terealisasi beberapa hari lagi, and before end of December. Fungsinya resolusi setiap tahunnya adalah mengukur sejauh mana kita bisa "menghadiahi" pencapaian yang sudah kita upayakan, usahakan, atau perlu effort yang besar selama bebarapa waktu. Tahun ini Filipina menjadi negara ketiga di Asia yang aku kunjungi.

KENAPA FILIPINA?
Banyak yang bilang Filipina tidak memiliki banyak lokasi wisata di ibu kotanya. Justru Thats not the point! Saya memilih satu pulau di Filipina yakni Palawan (dan fokus ke satu bagian yang lebih kecil lagi disebut El Nido). Katanya sih, El Nido ini adalah Heaven in Earth nya Asia. Mungkin kalau di Indonesia kita punya Raja Ampat, Filipina unya bebeapa gugusan pulau dan pantai - pantai indah dari yang sudah terkenal dikalangan wisatawan internasional sampai yang memang "surga tersembunyi" dengan medan tempuh ke lokasi yang tidak mudah. Beberapa tempat wisata ternama di sana diantaranya Boracay, Cebu, dan ada juga Vigan. Boracay dan Cebu kuat dengan wisata pantai, Vigan menjadi satu tujuan wisata kota tua, adapula Tagaytay yang menjadi datu dataran tinggi di sana dengan berbagai wahana bermain keluarga (mungkin kayak di puncak atau kalau di Yogyakarta kayak di Kaliuran).

FILIPINA: KEMANA SAJA?
Saya terbiasa membuat itinerary sebelum perjalanan. Itinerary Filipina sudah finished dibuat sejak 2 bulan lalu (saking semangatnya). Ada beberapa lokasi wisata yang akan menjadi tujuan utama, ditambah dengan tujuan - tujuan lain yang akan disesuaikan dengan waktu.

1. EL NIDO, PALAWAN
Butuh penerbangan sekitar 1.5 jam dari Manila ke Palawan. Selesai sampai disitu? Tidak. Karena kamu butuh 5 - 6 jam lanjut perjalanan dengan travel atau bisa lebih (8jam) jika menggunakan bus. El Nido ada diujung pulau Palawan, dengan berbagai tujuan wisata pantai eksotis yang masih asli. Meskipun banyak wisatawan datang ke lokasi ini, namun untung eksplore berbagai tujuan wisata atau laguna, dan lain sebagainya perlu dijangkau dengan perahu lagi dai pusat kota El Nido ke beberapa tujuan utama. Beberapa lokasi yang akan saya kunjungi diantaranya:
  1. Small Lagoon
  2. Big Lagoon
  3. Secret Lagoon
  4. Simizu Island
  5. 7 Commandos Beach or Entulala Island (depending on company)
  6. Hidden Beach
  7. Matinloc Shrine
  8. Tapuitan Island
  9. Secret Beach
  10. Helicopter Island
  11. Puerto Princesa Baywalk, etc
2. MANILA
Ada apa saja di Manila? Selain wisata kuliner, ada beberapa lokasi wisata sejarah dan budaya yang sudah jadi wishlist kunjungan 2017 (((kunjungan))). Hehehe....  Manila punya sejarah kuat mengingat negara ini dulunya adalah negara hasil jajahan Amerika tapi juga sempat disambangi oleh Spanyol. Hal ini yang membuat beberapa gedung peninggalan masa lampau masih kuat dengan arsitektur Eropa dan percampuran. Beberapa lokasi yang akan saya kunjungi di Manila di antaranya:
  1. Manila Ocean park
  2. Manila Zoological & Botanical garden
  3. Star city philipines
  4. Intramuros
  5. Fort Santiago
  6. Minor basilica Of St. Lorenzo Ruiz
  7. Casa Manila
  8. Museum Bahay Tsinoy
  9. National Museum of The Philipines
  10. Rizal Park
  11. SM Mall Asia
Sebenarnya, ada lokasi lain seperti Vigan, yang tidak kalah menarik dari Intramuros di Manila. Manila - Vigan ditempuh dengan waktu sekitar 5-6 jam dengan jalur darat dan trafic yang mendukung. Sebenarnya bisa juga menggunakan penerbangan langsung hanya sekitar 1.5 jam maksimal namun penerbangan ke Vigan bisa dibilang harganya di atas rata - rata (bahkan jujur harganya mendekati dengan harga PP Indonesia - Manila ditambah tiket berangkat Manila Puerto Princesa). Jika kamu berencana membeli tiket ke Vigan dengan pesawat mungkin better kalian cek harga dari jauh - jauh hari siapa tau lebih murah.


Cant wait to share you more and more!
Tapi Its time for packing, right!
See you next time, readers. 





October 28, 2017

PANTAI SADRANAN: LATIHAN SNORKELING DI PANTAI BERKARANG


"Look deep into nature, and then you will understand everything better."
 - Albert Einstein


Hai!
Post terbaru kali ini, masih bercerita tetang deretan pantai di Gunungkidul Yogyakarta. Setalah sebelumnya kami berkesempatan eksplore pantai Andong, sekarang tak jauh dari  pantai Andong, kamu dapat sekalian berjalan menyusuri pantai ke arah Sadranan. Lokasinya sangat berdekatan. Maklumlah, saat ini banyak lokasi pantai baru di Gunungkidul yang telah dibuka untuk umum untuk menjadi lokasi wisata pilihan para wisatawan. 


Perjalanan dari pusat ke kota ke pantai Sadranan pada hari biasa, dan trafic reguler sebanrnya hanya 1 - 1.5 jam. Namun hari itu, akhir pekan, dan berdekatan hari libur sehingga trafic termasuk macet di daerah jalan Wonosari Yogyakarta. Akhirnya sempat mengalihkan rute, kami sampai di lokasi setelah perjalanan 3 jam. Kami sempat berhenti di beberapa toko dan tempat makan sebelum lanjut ke lokasi pantai, jadi tidak full 3 jam perjalanan tanpa henti.



Sebelum masuk ke area pantai Sadranan, kita akan  melewati pantai Baron terlebih dahulu. Kami memutuskan untuk rehat sejenak, sembari makan siang di pantai Baron. Pantai ini bisa dibilang cukup lama dibuka untuk umum, sehingga sudah tertata untuk lokasi makan / restonya (meskipun hanya resto makan biasa, bukan restoran besar seperti sepanjang Jimbaran Bali). Di lokasi ini, para wisatawan juga dapat membeli buah - buahan langsung dari pedang pasar yang ada di depan resto makanan. Saat kami berkunjung, pedagang ramai menjajakan dagangannya seperti pisang beraneka jenis, petai, buah - buahan hasil panen warga dan beberapa jenis sayur mayur.


Seafood for lunch

Setelah kenyang dengan masakan seafoodnya, akhirnya kami bertigabelas orang lanjur lagi perjalanan kami ke pantai Sadranan. Kurang dari 20 menit kami sudah sampai lokasi. Siang itu sungguh ramai wisatawan baik dari dalam ataupun luar kota. Bisa dibilang, saya sudah cukup lama tidak mengunjungi pantai Sadranan, yaaa hampir 7 tahun lalu. Kemarin lalu, cukup banyak perkembangan di pantai Sadranan khususnya dari fasilitasnya, seperti tersedia beberapa gazebo di tepi pantai, resto makanan, dan yang paling menarik adalah penyewaan alat snorkeling. Pantai Sadranan bisa dibilang pantai dangkal yang terdapat banyak karang. Saat air laut surut, karang akan menjadi lokasi yang asik bagi anak - anak mencari ikan yang terjebak atau biota laut lainnya.



Pantai yang luas terbentang dengan pasir putih indah memang jadi nilai plus sendiri, Bagi pengunjung yang datang ke lokasi bersama keluarga dan putra putrinya tentu akan jadi moment  yang menarik karena, keluarga bisa menggunakan Gazebo sembari mendampingi putra putrinya yang ingin bermain di pantai. Ombak pantai Sadranan tidak terlalu besar, karena bibir pantai cukup jauh dari tengah pantai asal ombak (mungkin karena sedang surut). Cukup membayar retribusi Rp. 20.000 per mobil, kita bisa ekplore beberapa pantai Sadranan. Tiket tambahan per orang juga disesuiaikan dengan holiday season yang berlangsung. Cukup terjangkau bukan? Untuk video dalam bahasa Indonesia cek via youtube chanelku ya. 




Tidak pernah bosan rasanya berkunjung ke berbagai tempat wisata baru yang ada di Yogyakarta. Saat ini banyak tempat Hietz yang sudah semakin dikenalkan kepada wisatawan. Apalagi media sosial sungguh membantu meningkatkan publikasi terkait lokasi - lokasi wisata terkait mulai dari pantai, wisata alam, cafe - cafe unik, dan lain sebagainya. Cafe unik? Mmmm... bisa jadi ide bagus nih untuk post selanjutnya. 



See you in another side ya.
We're ready for Philipines a couples day after this post.
Aku bakal share beberapa wishlist sebelum berangkat ke Manila minggu depan.
Cant wait! Thank you for reading this post.

September 30, 2017

AYUTTHAYA PART 3: WAT PHRA SRI SANPHET

"Life is wonderful beautiful journey. Every episode of my life is like a dream, and I am at peace and happy with what life has given me."
- Laura Harring



Aloha!
September bulan baik, katanya.
Bulan September juga seringkali jadi bulan pilihan di beberapa lagu, contoh; September Ceria, September songs-nya JP Cooper, dan lain sebagainya. September ini juga jadi bulan baikku, karena aku lebih produktif menulis dibandingkan bulan sebelumnya. ((Hahaha)). Sembari mendengarkan beberapa lagu favorit di list Spotify, kali ini aku akan menulis tentang kelanjutan perjalanan aku di Ayutthaya, Thailand beberapa waktu lalu.

Dok. Pribadi Instagram @dinataayu

Di bagian ketiga kali ini, Wat Phra Sri Sanphet menjadi satu lokasi yang akan aku bahas mulai dari perjalanan ke sana, hal - hal menarik di dalamnya, biaya masuk dan lain sebagainya. Satu hal yang perlu kalian tahu, pada blog spot sebelumnya, aku sempat bercerita bahwa cuaca panas Thailand dan dehidrasi sempat menjadi kendala karena aku sempat kena serangan migrain dan mual - mual. Hal ini mungkin kurang sarapan pagi cukup, padahal harus full beraktifitas di luar ruang, di tengah hari yang panas, aktif berjalan, dan semacamnya. Wat Phra Sri Sanphet menjadi lokasi terakhir yang aku kunjungi di Ayutthaya bersama adik iparku, Ima.

Aloha! Dok. Pribadi

Menunju Wat Phra Sri Sanphet
Ayutthaya bukan kota yang besar, bisa dibilang tidak se-metropolis Bangkok. Jadi kamu bisa ekplore kota ini cukup satu hari, atau mungkin dua hari jika ingin mengunjungi seluruh lokasi wisata dan tempat makan ternama. Tranportasi yang digunakan menuju Ayutthaya (yang paling terjangkau) adalah kereta. Kamu bisa naik kereta menuju Stasiun Ayutthaya, dan dari Stasiun Ayutthaya ke Wat Phra Sri Sanphet kamu bisa menyewa Tuk - Tuk, Songthaew, motor, sepeda (kalau betah panas lo ya), atau bisa merasakan keseruan naik gajah, Kami menyewa Songthaew, selain lebih cepat dari lokasi satu ke lokasi lainnya, lumayan ada atapnya, jadi tidak langsung terkena paparan sinar matahari Thailand yang sooo hoot itu.


Tiket Wisata Wat Phra Sri Sanphet
Setelah kembali dengan badan yang bugar (karena habis makan siang, dn basuh - basuh muka after mual - mual karena dehidrasi), "akhirnya Susi kembali ceria!" Hahahaha..... Songthaew mengantar kami ke Wat Maha That, skitar pukul 13.00 waktu setempat, sehingga kami hanya punya waktu kurang dari dua jam sebelum jadwal kereta kembali ke Bangkok. Kendaraan tidak diperkenankan parkir terlalu dekat, mengingat ada ruang parkir sendiri.

Dok. Pribadi

Di lokasi ini, kamu bisa juga mencoba menaiki angkutan tradisional yakni gajah Thailand yang akan mengelilingi kompleks sekitaran Wat Phra Sri Sanphet (mengingat masih ada beberapa candi lainnya di sekitar kompleks wisata ini). Sebelum masuk lokasi, kami membeli tiket dahulu seharga 50 baht. Kali ini bermodalkan payung yang dipinjam dari driver Songthaew (yang belum sempat berkenalan), akhirnya kami enjoy beberapa sudut candi Wat Phra Sri Sanphet (lebih tepatnya, menikmati lokasi wisata sembari duduk di tempat teduh, kwkwkwkwk!!!).

Dok. Pribadi. Kompleks Wat Phra Sri Sanphet

Apa saja yang menarik di Wat Phra Sri Sanphet?
Seperti yang pernah aku infokan bahwa dominasi lokasi wisata di Ayutthaya adalah candi ataupun peningalan reruntuhan bersejarah jaman kerajaan Ayutthaya di masa lampau. Sama halnya dengan Wat Phra Sri Sanphet, kamu bisa menemukan reruntuhan candi, bedanya ada satu lokasi tempat ibadah sebelum masuk ke kompleks candi. Siang itu, sedang ada peribadatan umat Buddha, sehingga kami beberapa kali melihat biksu melintas di dalam kompleks candi dan di lokasi ibadah. Musik - musik khas doa - doa juga terdengar, membuat suasananya "Thailand banget".




Di sini, kamu masih bisa menemukan jajaran pohon untuk berteduh, dan juga candi - candi kecil yang berlokasi dekat pepohonan rindang, jadi lumayan untuk rehat dari suasana siang yang panas (lagi - lagi nyebut cuaca). Sebenarnya, tidak hanya di dalam kompleks candi, namun kamu sudah bisa menikmati pemandangan indah, di taman - taman jalur masuk ke candi. Pepohonan, bunga - bunga, bahna benteng masuk candi jika dari luar kelihatan epic jadi background foto.

"Bukan model Vogue" - Dok. Pribadi




Sekitar satu jam kami di lokasi Wat Phra Sri Sanphet, akhirnya kami bersiap pulang. PR adalah jalan dari kompleks utama ke lokasi parkir babang Songthaew. Cerita sedikir tentang babang driver Songthaew, dia termasuk driver yang cooperative, rajin ngajak obrol kami, karena dia cukup memahami bahasa Inggris, meski orang Thailand. Setelah itu, ada beberapa kata dalam bahasa Indonesia dia juga memahami, jadi karena hal ini kami juga tidak sungkan meminta pendapat tentang lokasi wisata yang recommended bagi turis (daripada harus mendatangi total semua lokasi).


Siang itu, babang Songthaew memberi kami buah nanas potong (yang segar - kayaknya - karena ngga sempat kami foto). Aku bukan penyuka nanas, jadi tidak mencicipi langsung, Beberapa buah di Thailand yang paling iconic yakni nanas, mangga, kelapa muda, dan durian. Meskipun di Indonesia jenis buah ini juga ada, namun rasa dan tingkat kesegaran (kelapa muda, khususnya) masih un-explainable, bisa  beda. Penasaran bukan?

Let's travel to Thailand!


Tulisan ini telah dipublikasikan di Detik Travel, 8 Desember 2017:
https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-3555764/kuil-dengan-ratusan-patung-buddha

September 26, 2017

AYUTTHAYA PART 2: WAT MAHA THAT

“Culture is the arts elevated to a set of beliefs." - Thomas Wolf



Bicara soal pengalaman pertama ke Thailand, first impression-ku adalah:
 "tzzuhuuuuu udarah!"

Indonesia adalah negara tropis, ya betul. Bahkan mayoritas negeara- negara Asia Tengara lainnya. Tapi tak dinyana - nyana (((nyanaaaaa))) bahwa Thailand terasa lebih hangat baik siang ataupun malam hari. Pertama kali keluar dari bandara Don Mueang, udara panas dari jalanan kota Bangkok langsung menderu - deru plus debu angkutan umum (pas banget ke muka). Sesaat setelah menunggu skitar 10 menit (akhirnya) bus ke daerah Chatucak. Kamu bisa naik bus jurusan A1 atau A2 keduanya melalui rute Chatucak. Setelah tengok kanan kiri dan mendapat kursi duduk, kami mulai terkagum lagi dengan keahlian kondektur saat meminta uang tiket. Kondektur menggunakan benda seperti bambu silinder panjang sekitar 30cm, berisi koin dan dia akan menggunakan tepian bambu (yang menyerupai sisi penggaris) untuk menyobek karcis yang sudah kita beli. Jelang malam di Bangkok, kami hanya jajan makanan pinggiran di dekat hotel yakni campuran bihun jagung, jamur dan sayuran dengan kuah Tom Yam. Asli enak! (((sumringah))). Setelah itu kami juga sempat mencoba sate seafood dengan saus asam manis (lagi lagi asam) duduk lesehan di depan Seven Eleven (karena beberapa penjaja makanan ini justru ada di depan Sevel). Sebelum kembali ke hotel, kami belanja keperluan perut lainnya dan bekal sarapan perjalanan besok paginya di  Seven Eleven dekat hotel.



Pagi harinya. 
Setelah full mengisi air minum di tumblr, kami bersiap perjalanan ke Ayutthaya. Butuh sekitar 1.5 jam untuk mencapai kota tersebut. Hari pertama ke Ayutthaya, kami masih perlu menyesuiakan transportasi efisien apa yang harus kami gunakan (bahkan untuk sampai ke Stasiun Bang Sue terlebih dahulu kami perlu banyak bertanya). Kami sempat ((((early lunch))) di warung - warung makan (semacam warteg) di luar pintu stasiun sebelum naik kereta ke Ayutthaya.


Seperti yang aku sempat tulis di post pertama tentang Ayutthaya, bahwa kecenderungan suhu udara di Thailand memang panas (mau bilang hangat, tapi kok nggak pas juga). Apalagi, sepanjang Ayutthaya belum banyak gedung tinggi, hanya aspal panjang terbentang, rumah kanan kirinya juga tidak terlalu padat, kemudian untuk di masing -masing lokasi memang mayoritas bangunan atau reruntuhan tua, Batu - batuan yang dulunya adalah gedung / kerajaan ini saat ini masih dijaga kelestariannya bahkan menjadi obyek wisata yang payut untuk dikunjungi, khususnya bagi Anda yang menyukai tentang sejarah dan tradisi.

Dok. Pribadi. Stasiun Ayutthaya

Apa saja yang menarik di Wat Maha That?
Ada beberapa hal yang menjadi poin menarik dari lokasi wisata ini diantaranya:
1. Buddha's Head in Tree Roots. Patung kepala Buddha ini menjadi unik karena dia ada di tengah lilitan akar pohon. Para wisatawan antri untuk berfoto di depan patung ini karena menjadi patung yang iconic di tempat wisata ini.


2. Reruntuhan bangunan di Wat Maha That masih cukup terawat hingga ini. Meski ada beberapa bagian yang rusak, karena bekas perang dengan kerajaan Burma di masa lampau namun justru reruntuhan peninggalan kerajaan Ayutthaya ini menjadi nilai plus bagi wisatawan.


Dok. Pribadi. Kompleks wisata Wat Maha That


Dok. Pribadi. Kompleks wisata Wat Maha That


3. Wat Maha That dekat beberapa komplek wisata lainnya. Sebagai informasi, kerajaan Ayutthaya dulunya adalah kerajaan kaya yang memiliki banyak harta benda, arca buddha dan patung - patung tak ternilai harganya, namun karena kalah perang dari kerajaan Burma, harta benda tersebut sirna dijarah.

Dok. Pribadi. Kompleks wisata Wat Maha That

Dok. Pribadi. Kompleks wisata Wat Maha That
Kami berkeliling Wat Maha That tepat mendekati siang hari, mengingat kami hanya menyewa Songthaew hingga sebelum pukul 15.00 waktu setempat maka kami berusaha memaksimalkan datang ke obyek wisata favorit saja. Dominasi lokasi wisata di Ayutthaya adalah candi, jadi mau ke berapa pun lokasi kebanyakan yang akan kamu lihat adalah deretan candi - candi. Kami memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu di satu restaurant sederhana di dekat Wat Maha That sebelum lanjut ke obyek wisata selanjutnya.




Tiket Masuk Wat Maha That.
Biaya masuk Wat Maha That adalah 50 baht per orang. Bagi kamu yang berencana liburan ke Ayutthaya, bisa dibilang mayoritas tiketnya dipatok sama yakni sekitar 50 baht bahkan ada yang lebih murah sekitar 20 - 30 baht tergantung obyek wisata yang akan kamu kunjungi. Sewa Songthaew 800 baht (sekitar Rp. 336.000) ke 4 - 5 lokasi (disesuaikan waktu yang kamu punya. Jujur saat itu, kami hanya bisa mengunjungi 3 lokasi, dan 1 lokasi makan saja, karena waktu yang kami miliki terbatas. Kami hanya punya waktu kurang dari 4 jam, jadi kami memutuskan untuk mengujungi lokasi yang paling favorit turis.

Dok Pribadi. Area pembelian tiket

Tips liburan ke Wat Maha That:
  1. Rencana awal kami ingin menyewa motor, namun kami bisa menyarankan kamu (khususnya jika group holiday) untuk menyewa Tuk - Tuk (muat hingga 3 orang) atau Songthaew (muat maksimal 6- 7 orang).
  2. Selalu tawar harga sewa Tuk - Tuk / Songthaew. Harga mula yang ditawarkan kepada kami adalah 1.200 baht namun dengan pertimbangan A dan B akhirnya agen Songthaew (di dekat pintu keluar stasiun Ayutthaya) memberikan harga lebih murah (meski kita juga nggak tau ya, itu benar harga spesial atau sebenarnya harga umum).




Selamat jalan - jalan!


Tulisan ini telah dipublikasikan di Detik Travel, 8 Desember 2017:
https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-3555764/kuil-dengan-ratusan-patung-buddha



Copyright © 2014 FILOSOFAST

Distributed By Blogger Templates | Designed By Darmowe dodatki na blogi