November 18, 2015

BELAJAR DARI HATERS DAN BIEBER

KILL THEM WITH KINDNESS


“There’s gonna be times in your life when people say you can’t do something. And there’s gonna be times in your life when people say that you can’t live your dreams. This is what I tell them: Never say never!” – Justin Bieber 
 

Entah kapan muncul istilahnya tapi sekarang ini istilah “haters” bukan hal langka lagi. Haters berasal dari kata “Hate” yang berarti benci. Haters memiliki makna para pembenci dan mereka bisa dari kalangan personal ataupun kelompok. Masih sulit bagaiamana saya bisa mengkategorikan apa motif haters bisa sangat membenci dan menyalahkan seseorang atau pihak obyek lainnya. Umumnya, para haters menyerang karakter personal, menyalahkan semua hal yang dilakukan obyek, dan menganggap apapun yang berkaitan dengan obyek adalah hal yang patut jadi bahan  pergunjingan.  Biasanya memang public figure adalah sasaran empuk para haters, anehnya lagi semakin seorang haters tau dia ini haters, maka semakin kuatlah kemampuan mereka “mem-bully” obyek.  Banyak public  figure dari kalangan artis, penyanyi, atau sejenisnya memutuskan untuk menutup akun media sosial mereka salah satunya karena tingkah para haters yang tiada henti melakukan agresi di dunia maya. Tapi anehnya mereka hanya terus menjadi followers kita, seolah tidak bisa berhenti ingin tahu kabar kita setiap hari.

“Semakin tinggi pohon tumbuh, maka semakin kencang angin berhembus.”
Semakin tinggi kamu nampak dimata publik, maka salah satu efeknya kamu punya haters. Sebenarnya bisa dibilang segi positifnya punya haters adalah kita bisa mengukur sejauh mana mental beton yang ada dalam diri (tertawa). Atau paling tidak, bagi beberapa orang ulah para haters justru menghibur. Apa yang meraka lakukan, katakan, gunjingkan, bisa jadi hiburan dikala waktu senggang sembari minum kopi atau ngemil biskuit.
 
Saya tidak beken! Tapi, saya bersyukur punya haters. Kenapa? Karena dua poin di atas bisa saya praktikan hampir setiap saat (termasuk soal kopi dan biskuit – tersenyum – hampir tertawa).  Beberapa karakter haters yang ada di sekitar saya: 
  • Twit-War.  Dimulai tahun 2013, saya membaca twit-war pertama saya.  Awalnya aneh, kok bisa, tapi lama – lama sampai detik ini justru sesekali jadi hiburan ringan. Paling tidak dalam hal ini, kita semakin tahu banyaknya karakter orang di luar sana dengan berbagai gaya bicara dan cara mengeksekusi kata-kata. Saya ingin satu kutipan  Mrs. Munro dalam film Holmes bahwa “Jangan pernah ucapkan semua kata-kata yang ada di kepalamu”. 
  • BBM-War.Ini yang paling seru. Tapi sulit untuk diungkapkan, kenapa? Karena kadang haters bukan saja dari orang yang tidak kenal kalian, tapi orang yang mungkin ada di daftar contact BBM, dan media sosial lainnya. 
  •  Instagram. Serangan utama. Tapi tidak terlalu mendominasi. 


BELAJAR DARI BIEBER.

Kenapa tiba-tiba saya bicara tentang Bieber?
Saya bukan fans atau fanatic terhadap artis tertentu. Secara kebetulan,  beberapa waktu lalu saya membaca artikel tentang peraihan 5 penghargaan sekaligus, setelah Bieber vakum beberapa lama.  Dalam ajang MTV Europe Music Awards (EMA) 2015. MTV EMA tahun ini diselenggarakan di Milan, Italia, dia meraih penghargaan Best Male, Biggest Fan, Best Look, Best Collaboration, dan Best North America Act.

Siapa Bieber sebelum terkenal?
Bieber memiliki bakat memainkan berbagai jenis alat musik seperti piano, drum, gitar dan terompet.  Kepiawaiannya bernyanyi mulai nampak ketika dia berhasil meraih juara kedua dalam sebuah lomba nyanyi di kota kelahirannya, Stratford, Kanada. Saat itu, Justin memukau para juri dengan kemampuannya membawakan single Ne-Yo, "So Sick”. Nasib baik mulai mendekati Justin ketika Scooter Braun, mantan marketing eksekutif di label rekaman milik Jermaine Dupri, So So Def Records, secara tak sengaja melihat salah satu video penampilan Justin yang diunggah oleh sang ibu di Youtube. Terpesona dengan penampilan Justin, Scooter kemudian melacak keberadaan Justin dan berhasil menghubungi Pattie. Scooter lantas meminta ijin pada Pattie agar Justin bisa terbang ke Atlanta, Georgia, untuk merekam beberapa demo lagu. Meski sempat ragu, Pattie akhirnya mengijinkan Justin pergi menemui Scooter.  Sesampainya di Atlanta, Scooter kemudian memperkenalkan Justin pada Usher. Usher pun tertarik dan bersedia menjalin kerjasama dengan Scooter lewat perusahaan Raymond Braun Media Group (RBMG) untuk mengembangkan bakat Justin. 

Bagi beberapa orang (bukan beberapa, mungkin lebih dari ribuan orang) akan melihat bahwa Justin, hanya bernasib baik. Oke, bagaimana jika nasib baik datang saat dia tidak bisa bernyanyi, tidak bisa menari dan tidak bisa memainkan berbagai alat music? Apakah akan disebut nasib baik?

Kualitas diri adalah utama. Usaha jadi No. 1. Nasib baik, anggaplah bonus.
Kapan kamu akan meraih semua rencana yang sudah ditata rapi, tergantung seberapa besar effort yang kamu lakukan. Mental yang  dimiliki banyak orang berbeda-beda, dan ini pasti berpengaruh pada result.

“I’m telling you, people. Everyday we wake up is another blessing. Follow your dreams and don’t let anyone stop you.” - Justin Bieber

Bieber dan haters.
Jutaan orang yang tanpa dasar atau justru telah meriset dari berbagai video live JB, akan menggunjing bagaimana seorang Justin kurang bisa bernyanyi, hobi lupa lirik, atau hanya mengandalkan tarian daripada kualitas suara (ini bukan kata saya, bukan menurut saya, tapi saya baca berbagai sumber). Kemudian pada album terbarunya “PURPOSE” yang berisi 13 lagu, dia membuktikan bahwa kevakumannya beberapa waktu berbuah hasil.   Dan pada satu penampilan live nya pada acara Ellen Show, Justin berhasil mengantongi banyak komen positif tentang peningkatan kualitas suaranya saat penampilan langsung. Menurutmu ini tanpa usaha?

“To all the haters out there I wish u the best. U cant bring me down. I wake up everyday grateful 4 the opportunity and grateful to the fans.” - Justin Bieber


Haters gonna hate! So, hadapi dengan sangat bijak. Atau tidak perlu dihadapai sama sekali.  Kita tidak perlu jutaan orang mengenal kita atau membenci kita, hanya perlu orang-prang sekitar yang benar – benar tahu betul tentang kita dan bisa menjadi tempat untuk “pulang”.

Para pembenci hanya akan semakin gusar melihat kesuksesanmu, semakin menyudutkanmu melihat caramu tertawa atau bahkan berhasil meraih sesuatu, mungkin apapun yang kau ucapkan hanya akan menjadi tong kosong bagi mereka. Lantas, kita bisa apa? Kill them with kindness.

“I know my friends, family and fans know the person I am. Hearing adults spread lies and rumors is part of their job I guess. But all I have to say is… kill them with kindness.” - Bieber




Source artikel: 
Kidnesia, wowkeren, justinbieberzone. 


Copyright © 2014 FILOSOFAST

Distributed By Blogger Templates | Designed By Darmowe dodatki na blogi