October 21, 2014

#WonderfulYogyakarta: PUNCAK SUROLOYO - KULONPROGO



Yes... Yes... Jogja from Here



Yes! I’m here.
Setelah berjalan lebih dari 280 anak tangga, sampailah di Puncak Suroloyo, Kulonprogo, Yogyakarta. Lumayan perjuangan ya sampai sini, karena  jarak pusat kota Yogyakarta ke lokasi hampir dua jam, dan dengan jalan yang sangat berkelok-kelok saat masuk ke area perbukitannya.  Semakin menanjak, semakin curam, dan semakin seru.  Kanan kiri hutan dan jurang, makanya kudu bener-bener kuat deh kalau mau ke puncak yang satu ini.  

menemukan bukit kecil ini saat rute perjalanan

Selama perjalanan pun saya sudah bisa melihat pemandangan alam yang luar biasa, jembatan besar, sungai yang lebar, tanaman dan pepohonan hijau, tebing, dan pemandangan kota Kulonprogo dari atas bukit. Area wisata Puncak Suroloyo, hari itu tidak terlalu ramai, mungkin karena lokasi juga jauh dari kota jadi tidak selalu ramai setiap hari. Setelah memarkir kendaraan, mulai deh menaiki anak tangga. Di sekitar juga ada warung-warung kecil yang menyediakan makanan dan minuman, meski tidak terlalu  banyak, bisa dihitung sekitar 3-5 warung makan saja. 
Memasuki area parkir

Pemandangan hijau
Kanan kiri saya penuh dengan pemandangan hijau, indah, tenang, dan yang pasti, it was my first! Sampai di puncak, view kota nampak makin indah, seperti lukisan, just can say, amazing!

Pemandangan saat menaiki tangga

Total 286 anak tangga menuju puncak

Arca

Puncak Suroloyo

Yes, someday, pengen datang ke beberapa puncak lainnya yang nggak kalah indah, mungkin Bandung, Bogor, Bukit Tinggi, atau dimanapun. Love nature! 

Puncak Suroloyo


You are a child of the universe, no less than the trees and the stars; you have a right to be here.
- Desiderata                                                                  

October 15, 2014

#DeliciousCorner Revolusi Makanan Ringan

What's New From Puri Artha Hotel



Siapa sih yang engga suka nyicipin makanan?

Jangankan nyicip,  langsung diperkenankan santap habis pun tidak masalah.  Hari ini,  kami mengadakan test food untuk produk makanan ringan / snack / kudapan  atau apapun yang bisa diartikan makanan pelengkap minum teh.  Ada empat pilihan utama yang pada dasarnya di kembangkan lebih nenarik lagi dari makanan yang sufah ada.  Salah satunya Pizza.  Jangan salah,  pizza Chandra Restaurant ini,  tidak seperti pizza umumnya.  Berukuran mini,  dengan tampilan yang lebih simple,  istilahnya pizza mini ini sudah diporsi sekali santap. 


Nah,  menu selanjutnya:  Nachos.  
Sudah umum juga memang,  tapi kami membuat tampilan Nachos yang lain daripada yang lain,  ada bolognaisenya juga,  dan sayuran segar lengkap dalam satubporsi Nachos ala Chef Antonius ini.  Let's check it out! 


Tak mau ketinggalan, Kentang goreng yang lengkap dengan taburan cheese nikmat.  Namanya kentang dan digoreng,  yang membedakan adalah rasa,  nilai beda seperti saus yang disertakan juga harus pas ataupun beragam. Kalau biasanya kita makan kentang goreng hanya cukup dengan bumbu bubuk,  atau saus tomat ataupun sambal,  Chef kami tidak ragu menaburkan cheese di atas kentang,  dan meski tidak disajikan dengan saus jangan sungkan untuk memintanya pada server kamu,  atau pesan satu porsi nugget dan chicken isi sayur,  nah menu ini ada saua penyerta yang patut dicoba.  Saus pertama adalah campuran mayonaise dan onion,  kedua yakni saus hasil racikan chef (yang katanya resep rahasia). 

Oh,  iya for first ini lah tampilan kentang goreng cheese kami,  mm..  So Yummy, right? 



Menu ini cocok buat acara minum teh sore dengan suasana tenang di Chandra Restaurant Puri Artha,  yang juga menghadap ke arah taman hijau lengkap dengan gemericik air mancur.  Bisa pula menjadi pilihan menu di event ulang tahun,  gathering,  ataupun pesta private kamu.  Yuk,  mampir ke Chandra Restaurant Puri Artha Hotel.  

Can't wait to see you here….. 



All photos credit by : Indrata K.
Edited by : Dinata Ayu

October 9, 2014

Be Pretty.... Be Educated.... Face the World....



MAHAL Itu Bukan Tentang Harga, Itu Tentang SELERA 

Source: Cultnoise

Dalam waktu dua minggu terakhir, ada empat orang yang bertanya padaku tentang bagaimana cara make up yang natural dan tetap cantik, sama gimana caranya nemuin identitas berbusana. Setalah ditelaah lebih lanjut, ada beberapa hal (dari keempat teman saya) yang menjadi masalah umum mereka belum menemukan gaya yang tepat, belum berani mengaplikasikan make up dengan tepat, yakni:

1.    Merasa kurang secara bentuk wajah.
Ada perasaan bahwa bentuk anggota wajah yang kurang mendukung, contoh: pipinya tembem,  dagu kecil, dagu yang agak lebar dan nampak tidak punya leher (mohon diimajinasikan masing-masing ya),  kelopak mata yang kecil dan susah mengaplikasikan eyeliner ataupun mascara, karena suka belepotan. 

2.    Merasa sulit mengaplikasikan make up dengan baik.
Tidak banyak yang tahu, make up seperti apa yang tepat untuk acara sperti apa. Haruskah setiap hari menggunakan make up lengkap, dan apa fungsinya make up, “Toh gini aja juga udah cantik!” (Nah yang model gini termasuk kalimat pembelaan diri, padahal di hati pasti ada juga pengen tampil beda pada hari tertentu atau dipuji cantik oleh orang-orang sekitar). 


 3.    Soal pakaian. Ada yang berpikir: “Aku nggak suka ribet! Gini aja apa adanya,”
 
Silahkan, maka don’t expect more from “GINI AJA:” Style. Sering kita expect too much tapi tidak merefleksikan pada kita sendiri. Minta temen-temen banyak, tapi dia nggak mempedulikan “grooming” dirinya sendiri, pengen dikagumi dan punya relasi positif, tapi dilihat aja sudah bikin orang nggak nyaman, atau mengeluh karena kenapa aku nggak punya pacar, atau kenapa pacarku muka dan penampiannya gini-gini aja, ya maka: “Just take your mirror now!”

By: Alexandra Dal

4.    Masih berpikir. Cantik itu mahal.
Ada yang berpikir cantik itu mahal.  Padahal, ini bukan tentang “cantik”, atau tentang “mahal”.  Saya lebih prefer menyebutnya: “Bukan MAHAL yang membuat kamu cantik, tapi SELERA kamu.”  Kita bisa beli kemeja atau blouse sederhana, dengan harga terjangkau, but classy. Kamu bisa mix and match barang lawas kamu (yang tentunya masih cocok dan bersih dipakai), dan membuatnya tepat guna di badan kamu. Banyak sekali kemungkinan yang bisa dilakukan, KALAU MAU.

See? Lantas apa masalahmu?
Termasuk dari empat hal di atas, atau punya alasan lainnya? Yes, just you know the answer, right?

 
Mari kita membahasnya satu per satu.

1.    Merasa kurang secara bentuk wajah.
Saya sih masih percaya: “Semua wanita itu cantik”. Ada yang tidak perlu dipolespun udah enak dipandang, ada yang cantiknya harus dipoles dulu, ya itu kembali lah ke masing-masing orang. Jaman sudah maju bukan? Ada peralatan rias yang bisa “membantu” bukan “mengubah” wajah kamu, bila ada bagian yang kurang pas bentuk atau tampilannya.

Sepertinya kalau masalah make up yang sesuai dengan bentuk wajah, sudah sangat sering dibahas dimedia online. Just search it by good keywords, so whoalla, you will get it. Atau bisa cek ke halaman stylemotivation, lengkap dengan beauty shoot, dan bagaimana cara mengaplikasikan natural make up atau naked basics. 

2.    Point nomor dua, bisa mewakili pada halaman yang juga sudah saya sampaikan di atas. Lihat deh beberapa point of interest saat kamu mengaplikasikan make up:
-    Make up mata
-    Bentukan alis
-    Lipstik yang tepat

Apa yang disebut grooming? Ada yang pernah tau kalau kucing itu di grooming? Buat apa coba fungsinya? Sama lah fungsinya kenapa orang perlu grooming juga. 
Satu, Engga suka kan kalau kita deket orang yang bau matahari, bau mulut, bau ketek, pokoknya semua jenis bau yang berasal dari lawan bicara. Dua, kalau kita ketemu orang, rambutnya berantakan, berminyak, nggak all out, dan semacamnya lah ya, risih sendiri kan? 

Grooming itu masalah kebersihan diri juga secara garis besar, nantinya akan dilengkapi gimana cara kita untuk mampu membuat orang lain nyaman. Nggak bohong loh, kalau first impression itu memang hal paling penting. Di dunia kerja misalnya, interview kerja yang pertama kan dilihat penampilannya, fisik dan wajah, tau orang itu berkualitas atau tidak kan baru setelah sudah bekerja kan? 


3.    Acara keluar itu macem-macem ya, dan akan saya jabarkan yang umum saja: 

Formal        :  Sebagai contoh, ini dateng ngantor. Pilih blouse atau kemeja yang tepat. Inget, NGGAK HARUS MAHAL!. Nggak perlu pake koleksi Mint, Executive, atau minimal, baru bisa dibilang formal berkelas. Pilih aja blouse yang formal, atau kemeja, padukan rapi dengan rok pensil, warna tepat atau celana kerja.  Blouse atau kemeja itu pakaian paling aman untuk busana kerja, selain tambahan blazer, atau pakai terusan formal dan percantik dengan belt kecil. 

Gathering Party    :   Punya dress kan?  Wear it, selama kamu tahu siapa yang akan dateng di gathering itu, kolega kah? Teman-temankah? Atau keluarga besarkah? Black mini dress, atau dress satu wana lainnya itu bisa jadi pilihan. Kalau dress kamu tanpa kerah atau tanpa lengan, lingkarkan pashmina fashion, atau syal kamu. Cukup pakai heels 3-5cm saja, biar membantu jalan kamu tetap anggun. Flats shoes atau flat sandals itu bikin jalan kamu nggak cantik, actually

Casual event    : Ini adalah acara maen banget. Mungkin traveling atau hang out sama temen. Jangan berpikir santai itu adalah: KAOS DAN JEANS. No. Never! Buat cewek,  “Everywhere its like catwalk”
Tidak salah jika: 
  • Traveling pakai dress. Boleh. Pilih dress yang jangan body fit, jangan terlalu pendek, kecuali kamu pakai short pants. Bisa juga pilih dress medium. Padukan dengan running shoes, atau sneakers favorite kamu dan jaket jeans,  varsity jacket, atau pilih jacket lainnya selama warnanya senada dan akan melindungi kulit kamu dari panas dan dingin selama di perjalanan.
  • Ke mall? Oh, thats the legal place to be “someone”, right? Choose your best outfit, mix and match, remember: that’s shopping centre not a prom nite.  
  • Jangan takut pake short pants. Kalau kamu merasa pahanya gede, atau terlalu berisi untuk menggunakan short pants, so why you so doubt! Wear it, and combine with maxi blouse, atau kemeja satu warna dengan bahan chiffon yang jatuh, masukan bagian ujung depan kemeja ke dalam pants kamu, dan biarkan bagian belakang kemeja bebas menjuntai. Pilih sneakers simple seperti produknya All Star, Converse, Airwalk, atau kalau engga, kamu bisa pakai flats selama bahannya nyaman di kaki. 
Source: Nrstyles





Source: Chictopia

4.    Point ini sih sebenarnya tentang konsistensi. Orang berubah itu bukan saat dia hari Senin menjadi seperti apa kemudian Rabu, dan Kamis akan berubah lagi. KONSISTEN! Kalau kamu sudah menemukan gaya yang pas di kamu, aplikasikan saja, atau basic make up seperti apa yang bisa kamu kenakan setiap hari. 

Takut melakukan perubahan karena make up cantik itu harganya mahal, atau jadi modis itu biaya nya besar.  Padahal barang murahpun bisa nampak mahal dan berkelas, jika mampu menggunakannya dengan tepat. Barang mahal atau pakaian bermerek, bisa saja nampak aneh kalau kita nggak percaya diri saat memakainya, atau justru nggak tepat sama badan kita.

Kesimpulannya: "MAHAL itu bukan tentang harga, itu tentang SELERA."

Source: Favim

Tulisan ini mungkin akan menyinggung beberapa pembaca apabila tidak menyikapinya dengan obyektif. Tapi nilai pentingnya adalah setidaknya mereka membaca, dan akan berpikir paling tidak ada secuplik kalimat yang akan mereka anggap benar.

“Setiap wanita itu cantik. Make up itu bukan mengubah, bukan karena tidak mensyukuri pemberian Tuhan, atau tidak beterimakasih. Tuhan selalu ingin manusianya memanfaatkan apa yang Dia berikan secara maksimal bukan? Termasuk otak dan pikiran. Gunakan otak dan pikiranmu, untuk meng-upgrade kualitasmu baik yang nampak, ataupun tidak nampak secara fisik”
"Cantiklah dan bependidikanlah...."




October 7, 2014

#WonderfulYogyakarta : Dari Kraton Jogja Menuju ke Pulo Cemeti

Yuk, Kembali Bernostalgia di Jaman Lawas!



Siapa bilang wisata budaya itu menjemukan? 

Biasanya kalau kita disuruh datang ke lokasi wisata untuk refreshing,  secara general ada dua pilihan,  ke gunung atau ke pantai.  Padahal,  di antara gunung dan pantai itu terbentang banyak pilihan lain yang mungkin kita kesampingkan.  Kadang siapa sangka lokasi wisata agama,  tempat bersejarah,  makam pahlawan,  bahkan tempat-tempat budaya salah satunya museum,  adalah tempat tujuan wisata yang sarat histori masa lampau.  

Wajar sih kalau lokasi tersebut di pandang sebelah mata bagi beberapa orang,  dan termasuk saya,  pada awalnya.  Tapi,  hari ini saya dan teman saya Riana tanpa banyak basa-basi dan rencana,  datanglah ke beberapa lokasi wisata budaya dan sejarah.  

Kita mulai dari Kraton Yogyakarta.

Kami berangkat Sabtu,  4 Oktober lalu,  dan sayang sekali,  area Kraton tidak dibuka untuk umum dalam rangka hari Idul Adha yang jatuh pada hari Minggunya.  Oke,  tapi kami tidak patah arang.  Akhirnya kami melihat-lihat area luar Kraton dan melanjutkan perjalanan ke wilayah pemukiman warga yang ada di samping Kraton,  yakno Jalan Kasatriyan,  Kraton Yogyakarta.  

Pohon rindang dan hijau di sekitar Kraton Yogyakarta


Pemandangan area luar Kraton Yogyakarta

Salah satu rumah hijau yang ada di kompleks Kasatriyan

Area jalan Kasatriyan, Kraton Yogyakarta

Kompleks ini sungguh asri,  tenang,  dan beberapa rumah masih desain lawas jaman lampau,  jadi sekilas kami bisa ingat Yogyakarta di masa lampau.  

Hari itu banyak juga beberapa wisatawan asing yang melihat lokasi luar Kraton,  dengan melihat pemandangan dan arsitektur kraton dari luarnya saja,  sepertinya sudah cukup jadi obat kecewa mereka karena ditutupnya Kraton pada hari itu. Saya sempat mengambil beberapa foto di sana,  termasuk kesempatan baik berfoto dengan Bapak Mulyono yaitu abdi dalem Kraton.  
Bersama abdi dalem Kraton, Bapak Mulyono

Pemandangan di luar kraton, bangku taman dengan pepohonan yang rindang.

Tujuan selanjutnya, Pulo Cemeti.

Setelah kurang lebih satu jam saja di wilayah Kraton,  kami kemudian melanjutkan perjalanan ke pasar Ngasem,  dan area pulo Cemeti. Jarak dari Kraton ke pasar Ngasen hanya 5 menit ditempuh dengan kendaraan pribadi.  Sampai di lokasi,  Riana yang bisa dikata jarang jalan-jalan wisata seakan takjub dengan tampilan pulo Cemeti yang dari kejauhan sudah terlihat tembok khas peninggalan masa lampau itu.  Masuk ke area pasar Ngasem dan pulo Cemeti tidak dipungut biaya tiket masuk.  Jadi tenang saja,  mungkin hanya dikenakan biaya parkir kendaraan saja.  
Inilah tampilan tembok Pulo Cemeti dari pintu masuk Pasar Ngasem

Bangunan lawas, kaya nilai budaya

Pulo Cemeti Yogyakarta
 Setelah puas melihat indahnya peninggalan budaya ini,  kami menghabiskan waktu sore di sebuah cafe sederhana di area pulo Cemeti.  Cafe Water Castle namanya,  dikelola dari rumah warga sekitar yang ditata sedemikian rupa,  denfan cantik dan ada beberapa barang seni di dalamnya sepertu lukisan,  topeng,  perlengkapan rumah dengan gaya lawas,  dan tentunya pemilik cafe yang sangat ramah. Tulisan tentang Water Castle cafe segera akan dipublish. :)

Itu sekilas tentang Kraton dan Pulo Cemeti. Tunggu kisah serba - serbi Yogyakarta dalam posting selanjutnya. Penasaran tentang benteng Vredeburg dan apa saja yang bisa kalian temukan di Mirota Batik Yogyakarta???  

Follow my trip on #WonderfulYogyakarta…..

October 6, 2014

#WonderfulYogyakarta : CERME CAVE

Cerme Cave. Dark one. Nice one. Awesome!



Ini mungkin dikarenakan saya selama ini jarang meluangkan waktu menikmati beberapa lokasi wisata yang ada di Yogyakarta. Biasanya, orang akan lebih memilih untuk liburan nke luar kota, luar pulau, bahkan luar negeri. Tapi tidak terpikir, sejauh mana mereka mengenal kota sendiri. Sekarang, saya belajar untuk mengenal kota sendiri, dari bneberapa lokasi wisata di Yogyakarta. Dan kali ini, saya akan ajak anda ke Gua Cerme.

Bagi  kebanyakan orang yang suka berpetualang ke lokasi wisata alam, wisata air, bebatuan dan sejenisnya, pasti sudah tidak asing dengan gua yang ada di wilayah Bantul. Tapi, nanti saat kita menyusuri gua, kita akan sampai di ujung terluar gua, yang mana sudah masuk daerah Gunungkidul, Yogyakarta. Oke, let’s check my trip....!!
Selamat datang di Gua Cerme

Jarang lokasi gua dari pusat kota Yogyakarta sekitar 1,5 jam, lama waktu sesuai dengan kondisi lalu lintas. Saat masuk ke perbukitan yang menuju arah gua, kami sangat terpukau dengan pemandangan indah yang ada di samping kanan dan kiri kami. Takjub! Hijau! Peaceful! Ada beberapa foto yang telah saya posting di Instagram, tapi di sini saya akan bercerita lebih detail lagi.  
Pemandangan dari sini indah sekali, bisa melihat pemandangan hijau di bawah sana.

Sampai di lokasi gua, kami harus membayar retribusi sebesar Rp. 4.000;/orang kemudian Rp. 50.000; untuk jasa pemandu. Fasilitas  yang dikenakan charge adalah senter dan helm, per orang dikenakan biaya sewa Rp. 10.000;/orang.

Pos retribusi.
Setelah semua perlengkapan siap, kami melewati anak tangga, kemudian sampailah di mulut gua. Pemandu membantu kami masuk ke dalam gua dimana awalnya memang harus snagt hati-hati karena jalan yang menurun dan licin. 

Pemandangan hijau di Gua Cerme


Kami melewati anak tangga sebelum sampai ke mulut Gua.



pintu masuk Gua Cerme
Kami akan menempuh jarak sekitar 1,2 kilometer di dalam gua. Dengan kondisi gua yang gelap, dan aliran air di dalam gua, sekitar 30 cm – 1.5m. Pemandangan gua sangat menarik dengan batu stalakmit dan stalaktit, di gua tersebut juga ada beberapa spot untuk bertapa. 

Indahnya stalakmit.
semacam ada laba-laba jenis khusus, waktu kami ada di dalam gua. :)

Perjalanan kami ditutup dengan makan siang sederhana di lokasi wisata tersebut. Menu makan yang simple, tapi sungguh nikmat rasanya setelah berlelah-lelah di dalam gua dengan medan perjalanan yang cukup sulit. 

Happy for that chance... Don't forget to follow my instagram for all photograph and expression. 

Warm hug for you readers.....



All pictures credit by: Dinata Ayu
Location : Cerme Cave, Bantul Yogyakarta 

Copyright © 2014 FILOSOFAST

Distributed By Blogger Templates | Designed By Darmowe dodatki na blogi