January 10, 2017

READY FOR 2017?

FOCUS
Simple Word But…..



Kalau disuruh menulis tentang resolusi setiap tahun baru, bisa dibilang aku nggak tau mau jawab apa. Kalau scroll down ke history post sebelumnya, kalian juga pasti akan menemukan jawaban yang serupa: tidak punya jawaban pasti.

Tidak merencanakan target tahunan, apakah berarti kita tidak berani ambil resiko? Siapa bilang? Banyak kasus rekan-rekan aku tidak terlalu menceritakan apa target dan resolusi mereka setiap tahun, namun mereka meyakini dalam hati dengan usaha sungguh-sungguh hingga pada berakhirnya tahun apa yang sudah mereka upayakan tercapai tanpa “spoiler”. Tapi, ada juga yang menuliskannya dalam daftar wishlist, bucket list, dan sebagainya sebagai acuan focus kegiatan mereka selama satu tahun.  Menata daftar keinginan dalam tulisan juga merupakan jurus ampuh agar kita ngga gagal focus, belok kanan –kiri.

Lantas apa saja rencanaku di tahun 2017?
Kalau boleh menuliskannya sebagai bagian dari doa, berikut 5 daftar keinginan yang (semoga) tercapai di tahun 2017:

  1. Be Animal Lover.

Apa maksudnya? Ini tidak berarti bahwa sebelum 2017 aku benci binatang. No, exactly not!  Hobi baca sejak dulu, membuat kegemaran dan kecintaan pada alam dan isinya semakin meningkat hingga dewasa. Aku suka sekali hal-hal yang bersifat “back to nature”, hijau-hijau pegunungan, rain forest, dan macam-macam jenis binatang. National Geographic adalah salah satu acara favorit yang hampir setiap hari aku tonton. Tahun 2016 lalu, sudah berhasil foto sama rusa. Jadi tahun ini berharap bisa foto sama gajah dan singa/harimau.  Maka kedepannya bisa ngajakin orang-orang terkasih berpetualang ke hutan hujan tropis, rawa-rawa, sungai –sungai besar khas hutan hujan, dan semuanya yang menyangkut hal di atas.



2. Belajar sejarah penjajahan Spanyol di Filipina.
Tahun ini, tujuan selanjutnya untuk traveling adalah Filipina. Loh kok Filipina? Katanya nggak suka kota besar? Sebenarnya, Filipina merupakan salah satu Negara di Asia yang memiliki history kuat. Hal inilah yang akhirnya mempengaruhi kultur budaya dan masyarakat, gedung-gedung peninggalan jaman penjajahan Spanyol dan beberapa sisi kota juga masih kental dengan tradisi masa lampau.

Ada beberapa lokasi yang sudah masuk daftar kunjungan ke Filipina, tapi sayangnya aku belum bisa share lengkap di sini, mengingat masih dalam proses bikin itinerary. Soal itinerary perjalanan pun nantinya bisa aku share, seperti beberapa cerita yang sebelumnya sempat aku tulis.

Source: Urbanmala


3. Rajin nulis. Rajin Baca
Ini sebenarnya bukan resolusi yang sesungguhnya, lebih tepatnya adalah memotivasi diri untuk lebih rajin menulis dan rajin membaca. Menulis di halaman blog ataupun wordpress, berbagai kisah menarik ataupun tips  ringan tentang pengalaman perjalanan, public speaking, atau semacamnya. It doesn’t mean  aku pinter. Bukan. Hanya mau share aja tentang apa yang mungkin aku ketahui sedangkan teman-teman lainnya belum.

 
Reading. Source: Pinterest


   4. Have a body shape. Makan buah & sayur
Jangan langsung terpikir Kendal Jenner, Gigi Hadid, ataupun mungkin yang lebih seksi lagi seperti Kim Kadarshian atau semacamnya. Cerita drama after surgery akhir tahun 2016 lalu, salah satu nilai plusnya adalah bentuk badan sekarang semakin “aduhai” *halah #TamparTampar.  Jadi  tahun 2017 ini akan semakin intens konsumsi sayur, buah, dan olahraga teratur.
Source: media.dish


5. …………………
Nomor lima masih aku kosonkan. Siapa tahu ada wishlist dadakan. Save the best for last.



Semangat 2017!

January 5, 2017

STORY BEHIND RECOVERY: KILLING TIME

10 Aplikasi Anti Bosan Selama Bedrest

"It's a beautiful life. You learn, you win, you lose, but you get up. 
The longer I live, the more beautiful life becomes. "  - Nas



Hello everyone!
Sesi tulis-menulis di blog, 3 tahun terakhir track record total postingan ternyata turun parah. Tapi ngga papa! (Hibur diri). Beberapa waktu lalu punya banyak waktu untuk cerita dan menulis, hanya saja memang dalam kondisi kesehatan tidak optimal. Hampir satu bulan lamanya, aku harus bedrest di rumah dan tidak beraktifitas di kantor seperti biasa. Kabar baik? Bukan sama sekali. Libur paling menyenangkan justru saat kita berhasil liburan paska lelah bekerja berbulan-bulan, jadi bukan karena kamu nggak dalam kondisi kurang baik. Tapi ngga papa! (lagi). Selalu ada cerita yang menarik di balik bedrest panjang. Kali ini aku juga sekalian jawab pertanyaan beberapa teman soal aplikasi apa yang aku pakai di instagram, dan bagaimana cara aku edit video.

10 Aplikasi anti bosan yang aku gunakan selama bedrest panjang.

1.    Vsco (photo editor)
Hampir semua orang tahu apa itu Vsco. Tercatat lebih dari 10juta unduhan untuk aplikasi ini di Playstore. Nah, bagi yang suka fotografi (bukan melulu selfie), Vsco bisa jadi salah satu “alat” touch up hasil foto kita. Kalau aku bilang dari beberapa editing foto (like a pro, sometimes), Vsco cukup punya banyak fitur dan filter.

2.       Snapseed (Photo Editor)
Apps ini nggak kalah hebat juga dari Vsco, kalau aku bilang fitur editingnya (tune, selective, brush, dll) lebih banyak dari pada untuk pilihan filter.

3.       Afterlight (Photo editor)
Pada suatu hari salah satu teman terheran-heran sama aplikasi edit foto yang mana akan memungkinkan kita ganti warna rambut, memperpanjang bulu mata, blush on tambahan, dan seolah kayak pakai bedak. Di hatiku, “Wow luar biasa!” (Aku cukup salut sama pengembang aplikasi beauty/retouch seperti ini, pada intinya jangan terlalu bergantung pada konsep ubah wajah sih). Berhubung saya jarang memasang foto selfie di instagram atau media social lainnya, saya tidak menginstall aplikasi foto edit kecantikan. Afterlight di sini aku gunakan untuk penataan warna, filter yang dimiliki juga berbeda dari Vsco atau Snapseed meski memiliki tone yang hampir.

Before editing

After editing

4.       Facetune
Aplikasi ini tadinya hanya available di Iphone, tapi akhirnya bisa kita download di android, dengan BERBAYAR. Tapi entah kalau sekarang apakah sudah free atau masih berbayar. Dari berbagai review yang aku baca, Facetune termasuk salah satu aplikasi edit favorit instagramers penganut white theme atau  minimalist edit. Kenapa? Satu fitur andalan yang dimiliki Facetune adalah “Whiten”. Dia akan mencerahkan, dan memutihkan beberapa warna khusus yang akan memberikan hasil foto serba  white, white, white! Kenapa aku punya facetune juga? Simple sih. Karena aku juga sempat menjadi penganut aliran white theme. Wkkwkwkwkw
Aplikasi editi foto lainnya.

Empat Aplikasi di atas adalah adalah yang paling aku gunakan untuk blending warna di Instagram khususnya. Tapi karena aku suka belajar, dengan cara mengintsal dan mempelajari fiturnya, ada beberapa aplikasi photo editor yang masih saya gunakan untuk beberapa kasus khusus diantaranya Toolwiz Photos, Pics Art Cymera, dan Aviary.
"Mana yang paling sering aku gunakan? Aku menggunakan filter Vsco untuk memulai editing. Kemudian fitur lainnya aku sempurnakan di Snapseed. Finishing biasanya aku pakai afterlight."

5.       Viva Video Pro (video editor)
Ini adalah salah satu aplikasi edit video yang paling sering aku gunakan. Selain fitur dan efek yang simple, teknis mix videonya juga cukup beragam. Sebenarnya fitur yang ada dalam Viva Video Pro hampir sama seperti versi free-nya yang membedakan salah satunya adanya watermark pada versi free-nya. Seperti yang aku pernah tulis, apapun devicenya, aplikasinya, “ its depends on man behind the gun!” (Mau pakai handphone mahal apa murah, aplikasi gratis atau bayar, hasilnya tergantung sama SIAPA yang buat).

6.       Quik (video editor)
Aplikasi ini belum lama aku install tapi ini adalah salah satu aplikasi yang bisa jadi pilihan saat aku ngga punya banyak waktu melakukan editing di Viva Video (karena jujur, melakukan  editing video itu ngga sebentar, ngga gampang, pake feel :p).  Quik menyediakan smart cut untuk hi-light video pada gambar  yang kamu inginkan. Selain itu Quik juga sudah menyediakan pilihan transisi video, yang bisa kamu pilih sesuai keinginan. Contoh editing bisa klik di sini. Aplikasi ini bisa kamu dapatkan secara free di play store.

7.       Spotify & Joox (music player)
Dua aplikasi ini adalah perangkat utama untuk mendengarkan music. Keduanya sama-sama memiliki pilihan playlist dan koleksi lagu yang beragam. Bedanya, tidak semua akses lagu bisa kamu mainkan. Spotify memungkinkan kamu memainkan lagu secara random, sesuai playlist yang ada. Kamu perlu berlangganan dahulu untuk mendapatkan free akses maupun download lagu yang disukai.

Kalau aku prefer menggunakan Joox. Ada beberapa lagu yang bisa diputar tanpa menjadi VIP member, namun kamu bisa mendapatkan akses VIP ke semua lagu dalam 1 hari hanya dengan membagikan / share lagu yang kamu dengarkan ke beberapa media social yang kamu miliki. Then, yay! Free access. Musik adalah satu mood booster utama pas lagi bedrest, khususnya sembari nyelesain novel “The Girl On The Train” karya Paula Hawkins (kejar-kejaran antara cepatan selesaikan novel, atau keburu filmnya tayang). Saat tulisan ini aku post, film “The Girl On The Train” sudah tayang di bioskop-bioskop kesayangan Anda (grup Cinemaxx Theatre, CGVBlitz).


8.       Smule (singing!)
Smule adalah aplikasi karaoke dan sangat cocok buat kamu yang punya hobi nyanyi. Nah, buat kamu member VIP kamu bisa akses ke semua lagu, invote teman untuk duet dan beberapa akses lainnya yang tidak bisa dimiliki non VIP member. Ini hiburan juga buatku, kenapa? Karena Smule membuatku sadar, bahwa tidak semua orang dengan suara jelek, menyadari bahwa suaranya jelek. Apalagi kadang aku juga bisa totally fals. *lol

9.       Live.me (broadcast app)
Pernah dengar Periscope atau Bigo live? Nah, ini mirip! Live,me adalah aplikasi broadcast langsung yang dibedakan kategori (music, food, beauty, dll). Berhubung masa bedrest cukup memakan waktu, aku install Live.me karena penasaran saja. Terus cari hiburan, sembari live sama adik ipar. Sekarang adik ipar malah lebih rajin broadcast dan levelnya mungkin udah jauh lebih tinggi. Sekarang aku udah balik ngantor, jadinya have no time enough for live.

"Andai bisa, berasa ingin reguler broadcast pada jadwal tertentu, Inget jaman bertahun-tahun jadi penyiar radio. Banyak ngomong. *lol"

10.   GO-JEK
Sadar atau tidak, selama bedrest, keinginan makan yang enak-enak meningkat significant dari hari biasanya. Aku belum boleh banyak beraktifitas, bergerak, dan lain sebagainya mengingat luka operasi masih belum kering betul. Go Food dari Go Jek adalah satu-satunya cara untuk bisa pesen makanan pas lagi selo ngga bisa ngapa-ngapain. Ada adik iparku, Ima, yang siap sedia nemenin, tapi apalah daya kita semua hobi makan, dan gampang ngemil jadinya banyak jajan. Terima kasih untuk semua mamang Go-Jek.

That’s all!

10 aplikasi anti boring yang bisa aku review dari kacamata user. Sebenarnya kalau bicara aplikasi, ada beberapa yang lain tapi yang paling sering aku gunakan adalah 10 di atas. Pernah suatu hari, HP teman baru, terus nyamperin, pinjem HPku. “Buat apa?” tanyaku
“Mau liat aplikasinya, kamu pakai apa aja!” jawabnya. Mungkin karena beberapa waktu terakhir aku cukup aktif di instagram untuk post berbagai cerita perjalanan (dengan thematic pallete colour), dan short video.

Anyway, soal tutorial, photo editing, video editing yang aku gunakan selama ini, aku harap bisa aku share suatu hari nanti. Soalnya menjelaskan tutorial menggunakan bahasa tulis agak susah sih ya, next semoga semakin meningkat kemampuan “post production” video nya, jadi aku bisa berbagi melalui video tutorial yang lebih bisa dipahami.

Ada satu pertanyaan soal postingan instagram:
“Repot-repot amat sih, foto tinggal posting kan gampang. Toh foto-foto kita, akun-akun kita. Mau posting foto apa aja bebas.”

Kata-kata diatas bukan sarkatis. Diucapkan dengan nada biasa saja, tidak mencibir, separuh bercanda dan ketawa. Jadi aku nggak merasa tersakiti atau marah. Pada intinya adalah benar, kita bisa posting apapun, toh akun-akun IG kita juga ya kan. Ngga ada yang salah memang. Hanya saja, setiap orang memang bakal punya karakter yang beda-beda membawa “personal branding” dia dengan hal-hal yang dia posting di instagram (atau mungkin media social lainnya). Aku mengalami perubahan pallete warna beberapa kali, basicly aku suka kekuatan warna hijau, dark, coklat, difinishing dengan teknik “fade”, lil bit blury kalau dilihat. Kemudian  aku beranjak ke warna minimalis, tematik putih, dan kali ini mencoba konsisten untuk penggunaan warna hangat (warm colour, dengan pallete warna coklat, peach, dan turunan warna serupa).


My Instagram - Brown theme 

Nggak gampang? Iyalah.
Tapi kalau kita ngga press kemampuan kita dalam satu bidang tertentu, kapan belajarnya? Mau jadi gitu –gitu aja? Padahal sebenarnya hanya perlu niat. Dan jangan bawa emosi pribadi. Loh kok? Emosi pribadi? Saat kamu dalam kondisi campur emosi (senang banget, marah, jengkel, girang, iri, dengki, sombong, dan semua jenis emosi yang ada dalam diri manusia) kecendereungan post IG kamu akan mengarah ke “pesan pribadi”. Ini nggak sehat. Mereka yang marah, maka akan menyebarkan kemarahan pada caption mereka, mereka yang terlalu senang dan kegirangan, akan over happy dan bisa salah dia membandingkan dia dan orang lain.

Jadi, be happy!
Teruslah berkreasi, membuka wacana dan pengetahuan dengan cara mempelajarinya. Kemudian, membuatkan berharga dengan menyebarkannya kepada orang lain agar lebih bermanfaat.
Have a nice day!
Copyright © 2014 FILOSOFAST

Distributed By Blogger Templates | Designed By Darmowe dodatki na blogi