January 4, 2018

BELAJAR SEJARAH FILIPINA DI INTRAMUROS

 “Traveling – it leaves you speechless, then turns you into a storyteller.”
– Ibn Battuta



Hari terakhir di Filipina.

Setelah drama pesawat El Nido - Manila yang dicancel one day before our flight, akhirnya kami tetap bisa pulang dengan perubahan jadwal penerbangan yang tidak terlalu jauh dari jadwal pertama. Kami landing di Manila sekitar jam 1 siang waktu setempat, lanjut naik Uber, buat rehat di hotel (Red Planet Manila). Harusnya, malam harinya aku mau nonton konser Ed Sheeran di SM Mall Asia, tapi karena jadwalnya di reschedule hingga 2018, aku full ke filipina untuk liburan (saja). Siang hingga sorenya, kami masih santai - santai di hotel, mengingat setelah begayaan snorkeling di El Nido 2 hari sebelumnya, aku kena flu dan mulai demam. Selama beberapa hari itu, carinya cuma warung doang buat beli obat flu, kan ngga lucu traveling kok sakit mulu. #Haish

Jalan - jalan di SM Mall Asia - Filipina
Bicara soal hotel.
Kami stay di Red Planet manila Aseana City, terletak di Lot 38 Block 2, Bradco Avenue, Aseana City, Parañaque, 1700 Metro Manila, Philippines (copas alamat dari google #ngakngak). Jaraknya cukup dekat dengan SM Mall Asia, sekitar 10 - 15 menit naik Uber dengan harga Rp. 540.000 (untuk bintang 4) dan ini jadi hotel paling paling paling endolllz sejak stay di Filipina beberapa hari. Surrounding hotel cukup enak dipandang mata, jalanan utama namun tidak terlalu ramai, kami dekat dengan deretan toko dan perkantoran (serta bank lokal tempat terjadinya huru hara duit ngga keluar pas narik di ATM). Jarak Bandara dan hotel juga tidak terlalu jauh, apalagi waktu itu kami lewat tol tambah cepat lagi wus wuss. Sekitar 15 menit saja kurang lebih hingga sampai ke tujuan. Mulai proses check in semua berjalan smooth dan baek - baek, bahkan sesuai request yang aku tulis saat pemesanan di Agoda: Room 10th fl or more and good view. Jadi hal yang paling favorit saat traveling buat aku adalah: "Bisa bangun pagi, melihat keluar jendela dan sadar kalau lagi di bagian lain dari dunia (bukan di rumah). Situasinya. Perbedaanya. Pemandangannya." 


Lobby hotel - sitting area

Lobby Hotel - Xmas Dekorasi
Bicara transportasi.
Filipina kota besar. Yes. Tapi jangan harap kamu bisa gampang dapat transportasi yang shuttle-nya dekat kemana - mana. Kecuali dari awal kamu prepare stay di hotel yang pas dekat shuttle. Menurutku, (masih menurutku lo ini) pilihan transportasi paling efisien ya cuma order Uber. Selain harganya udah terpampang nyata, kamu bisa menghindari scam juga jika memilih taksi. Taksi bisa dibilang jauh lebih mahal tarifnya dari Uber. Sementara jika kamu ingin naik bus atau semacamnya, maka perlu berganti angkutan untuk menuju lokasi.

Satu sudut kota Manila 
Bisa lain hal kalau kamu stay di area Makati, mungkin jalur transportasinya lebih banyak dan lebih dekat ke beberapa lokasi wisata di sekitar Makati. Hanya saja, karena waktu itu area hotelku ada di  Pasay (yang secara agak minggir meski deketan sama Mall gede) tetap butuh 30 - 45menit buat ke tengah kota (dalam hal ini termasuk lokasi wisata Intramuros dan sekitarnya). Selama dua hari di Manila, aku keluar biaya transportasi untuk Uber hampir Rp. 600.000 dengan beberapa tujuan diantaranya dari Bandara ke Hotel, Hotel ke SM Mall, SM Mall ke hotel, Hotel ke Intramuros, Intramuros ke Hotel, Hotel ke Bandara (yang berarti sekitar 6 kali - berarti per kali naik sekitar 100.000. Buat kamu yang ingin jauh lebih hemat, bisa dari jauh hari pantau harga dan list angkutan transportasinya, tapi tetap saja taksi bukanlah yang rekomended di sini. Bahkan bisa keluar lebih banyak uang kalau aku dengan polosnya milih taksi. Hal ini terjadi saat aku harus pindah terminal NAIA, padahal sudah taksi berargo tapi tetap di proses perjalanan, driver taksi tetap scam kita. Namun, karena juga ngga mau berdebat so aku iyain aja (karena sebenarnya setelah dirupiahkan, memang masih belum seberapa hanya sekitar Rp. 15.000 - Rp. 20.000 dari harga semula - coba kalau selisihnya sampai Rp. 50.000 bisa ngamuk juga nih).


Tempat wisata di Intramuros
Setelah prolog lumayan panjang di atas, kita langsung ke inti cerita. Intramuros adalah wishlist aku di 2017 (dan ngga berasa sudah mau ganti tahun 2018). Menantang diri sendiri setiap tahun untuk merealisasikan setiap wishlist, kedatanganku di Intramuros semakin membuatku kagum tentang ragam sejarah di setiap negara. Lokasi di Intramuros sebenarnya seperti kompleks perumahan / area yang mana kita bisa mengunjungi berbagai lokasi berbeda. Sebenarnya kamu bisa jalan kaki, dari satu lokasi ke lokasi lain, karena kalau cek di peta, itu udah mirip labirin yang ngga bisa searah jalan gitu. Bagi traveler yang kadang kena serangan bingung, kita cari gampangnya aja atau malah hanya mengunjungi yang top 3 atau top 5 lokasi aja. Oh ya, kamu juga bisa menyewa Pedicap, tapppiiiiiiiiiiiiiiiiiii.......... be careful!! karena kalau kamu ngga pinter nawar maka kamu bisa kena scam lagi dengan harga tinggi karena kamu turis. Berikut beberapa lokasi yang kami kunjungi di Intramuros:

San Agustin Church
Gereja ini menjadi gereja tertua di Filipina, dan telah menjadi saksi banyak kejadian penting dalam sejarah Filipina di masa lampau. Intramuros menjadi lokasi yang bisa dibilang "kuat" dengan berbagai "cobaan" dan bencana yang dialaminya mulai dari hancur karena peperangan, kebakaran, bencana alam seperti gempa bumi, dan angin topan. Sesuai informasi dari guide (yang adalah supir pedicap), gereja ini didirikan tahun 1951 silam namun sempat ada restorasi pada tahun 1979 dan dibangun kembali pada tahun 1987. Sejarah panjang inilah yang membuat Intramuros sangat istimewa sehingga menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Manila.

Plaza Roma

Manila Cathedral
Nama lengkapnya adalah Manila Metropolitan Cathedral-Basilica berada di Sto. Thomas street, Intramuros, Manila. Pada saat kami kesana juga tengah ada ibadah, meski guide kami menyampaikan bahwa kami boleh masuk, tapi kan jadi sungkan sendiri ya. Di sekitar  Manila Cathedral kamu juga bisa melihat spot bersejarah lainnya seperti taman kota yang kelilingnya banyak gedung kental banget dengan arsitektur Spanyol seperti Plaza Roma (ada Statue of King Carlos IV juga di sana),  Palacio del Gobernado, Memorare Manila Monument, dan untuk belanja souvenir bisa juga mampir Mananzan Handicrafts yang ada di dekat Fort Santiago.

Manila Cathedral

Memorare Manila Monument

Ada satu pojok taman yang ditata rapi dan indah di kawan Intramuros. Di sini kamu bisa melihat statue Plazuela De Santa Isabel, dan papan bertuliskan nama nama lokasi yang dulunya bekas dijajah perang. Monumen ini juga dibangun untuk memperingati 100 ribu orang baik wanita, pria maupun anak - anak yang telah gugur dalam perang yang terjadi dalam 1 bulan saja yakni Februari - Maret tahun 1945. Pepohonan di sekitar taman ini justru menambah esensi yang menenangkan, mengingat monumen ini merupakan simbol perjuangan Filipina melawan penjajah pada masa lalu. *sedih

Foto ala turis. :)
Fort Santiago
Bisa dibilang, Fort Santiago ini adalah kota di dalam benteng. Biaya masuknya adalah 75 peso  untuk dewasa. Kompleks benteng ini sudah ada sejak tahun 1571 dengan kisah sejarah yang luar biasa, karena di lokasi inilah terdapat penjara Dr. Jose Rizal (pahlawan nasional Filipina) yang sebelumnya ditahan sebelum dieksekusi mati di Luneta Park tahun 1896 saat Filipina ada di bawah jajahan Spanyol. Iconic place lainnya sebenarnya ada dinamakan Rizal Park, tapi sayangnya kami tidak sempat ke lokasi karena terbatasnya waktu.

Fort Santiago
Taman - taman indah di Fort Santiago

Casa Manila Museum
Biaya masuk museum ini cukup terjangkau yakni 75 Peso.  Kesan pertama aku masuk ke Casa Manila adalah, ini kayak di film - film telenovela, karena tampilannya seperti rumah yang memiliki sumur, kebun, bangunan utama, dan ruangan - ruangan bahkan ada garasi (mungkin lebih tepatnya garasi kereta kuda). Casa Manila museum memiliki tiga lantai (sayangnya kami ngga sempat naik - naik ke lantai lainnya, fokus di taman dan ground saja hikshiks...). Di sini kamu juga bisa menikmati berbagai makanan nikmat di cafe yang ada di dalam komplesk museum. Kalau bisa dibilang, Casa Manila seperti rumah - rumah orang elit pada masa lampau yang lengkap dengan ruang dansa, kapel dan tata bangunan yang cantik.

Casa Manila Museum
Selain obyek wisata yang menarik, buat kalian yang suka dengan wisata sejarah, sesuatu yang kuno atau vintage kalian tentu harus menjadikan Intramuros tujuan utama saat ke Manila. Nikmati waktu kalian berjalan kaki dari satu tujuan ke tujuan lainnya, karena kalian akan menemukan serta merasakan suasana masa lampau didukung dengan banyaknya bangunan peninggalan jaman penjajahan (ini mah namanya Filipina rasa Eropa).

Kompleks Casa Manila Museum

Kompleks Casa Manila Museum

Kami hanya punya waktu 6 jam untuk mengelilingi Intramuros, karena lanjut ke hotel untuk packing pulang ke Indonesia. Satu tips buatmu saat ingin explore Intramuros adalah matangkan destinasi mana saja yang ingin kamu kunjungi di Intramuros, boleh jika kamu membuat denah rutenya, dan mencatat urutannya dan arah jalannya. Paling tidak kamu ada informasi awal, agar tidak langsung mengandalkan pedicap (becak tradisional) yang rajin luar biasa nawarin jasa mereka. Jika kalian tetap akan menggunakan jasa becak ini, boleh saja tapi pastikan kalian teliti dengan harga dan harus ditawar. Biasanya mereka akan memberikan harga sewa per 30 menit. Sedangkan mungkin rute yang ditempuh hanya berputar - putar dan tidak terlalu jauh satu tempat ke tempat lainnya.

Salah satu toko souvenir di sekitar Intramuros

Bicara soal kota manila, sebenarnya tidak terlalu jauh berbeda dengan berbagai kota besar di Indonesia seperti Jakarta atau Surabaya. Kalau bicara soal kesan tentang kota ini, mungkin karena aku sempat kesulitan membeli souvenir (dalam jumlah besar - lusinan), berbeda saat aku mengunjungi Thailand beberapa waktu lalu yang bisa dibilang mudah menemukan pasar tradisional ataupun pusat grosir souvenir. Info dari driver Uber, kami harus menuju Makati (yang menurut dia lebih banyak opsi transportasi seperti MRT dan lainnya serta lokasi pembelian souvenir yang lebih banyak), tapi dari lokasi kami ke Makati perlu waktu sekitar 1 - 2 jam. Akhirnya mau tidak mau, kami belanja souvenir di emol (SM Mall Asia). Ya, semurah murahnya harga di mol, sebawa - bawa duit berapapun, tetap afdol belanja di grosiran ngga seehhhh (dapett buanyaaak) #meh

Even banyak hal - hal yang minus (kayak sakit, mendadak kena flu, kena scam, lil bit boros, dan semacamnya) tapi tetap ada kesan menyenangkan yang pasti tak akan terlupakan yang tentu ngga bisa disebutkan satu - satu di sini. :)

Oke, see you again Filipina!







Copyright © 2014 FILOSOFAST

Distributed By Blogger Templates | Designed By Darmowe dodatki na blogi