PREPARING STEPS: TEKNIK BERBICARA MEMPESONA
(Di Depan Klient Yang Baru Pertama Kita Temui)
“Remember not only to say the right thing in the right place, but far more difficult still, to leave unsaid the wrong thing at the tempting moment.”
― Benjamin Franklin
― Benjamin Franklin
Pernah ada di posisi paling sulit di dunia? Saat saya melempar pertanyaan ini buat pembaca pasti akan sangat banyak hasil jawabannya (bahkan yang lantang di teriakan di dalam hati), seberapa diantaranya akan berkaitan dengan percintaan, nembak gebetan, wawancara kerja, antri wawancara visa USA (yang katanya susah itu - ups!), dan ada mungkin diantara kalian akan menjawab: Public Speaking!
Jika harus menguliti tentang tips berbicara di depan banyak
orang, mungkin tidak akan ada habisnya dalam satu kali tulisan. Dan kali ini
saya hanya akan berbagi tentang bagaimana tips berbicara dengan mempesona di depan klient
pertama kali dengan persiapan yang tak kalah mempesona.
1. "PERTAMA KALI" bukan berarti kamu tidak tahu
dia.
Saat bos meminta kamu untuk bertemu dengan seorang klient,
hal yang paling mendasar yang harus kamu tahu adalah: NAMA & PERUSAHAAN
(asal perusahaan dia bekerja). Ya, jika akhirnya kamu justru diberi info
tentang jawabannya, gender, kota asal, jelas itu adalah informasi penting.
Mengetahui siapa lawan bicara kita adalah BASIC. IMPORTANT. WAJIB. Jika kamu
menemui kesulitan, cara yang biasa saya lakukan adalah: GOOGLING HIM/HER. I use
keywords like:
- John Smith Lord Company Linkedin
- John Smith Lord Company Instagram
- John Smith Lord Company facebook
OH MY GOD! Sometimes I feel that I most powerful stalker in
the world. Setelah kamu menemukan beberapa result dari pencarian google tentang pak John Smith (nama yang telah disamarkan), kamu bisa merangkum beberapa
informasi seperti, history pekerjaan, hobby, bidang yang ia suka, mungkin bahkan
keluarga (dia masih single atau sudah duda) dan bersyukur lagi jika dari foto
koleksi kamu akan tahu makanan kesukaannya dan negara-negara yang telah ia
kunjungi. (Keep that informations, in your heart dan brain) karena kamu pasti akan membutuhkannya.
2. PAHAMI MATERI YANG AKAN KALIAN BICARAKAN.
"Memahami materi akan selangkah lebih menguntungkan
daripada menguasai" (ini berdasarkan apa yang telah saya alami beberapa
kali). Bukan berarti kita tidak perlu menguasai seluruh materi, namun apabila
kamu tidak punya banyak waktu mempelajari materi, paling tidak kamu paham apa
yang akan kamu bicarakan, tentang apa, apa tujuannya, dan apa yang menjadi
goals/targetnya. dalam beberapa kasus, kita hanya punya waktu kurang dari
seminggu untuk menata schedule bertemu dengan klien, sehingga menguasai setiap
materi dengan detail justru akan membuatmu: TOO MUCH THINKING - SKIPPING OTHER
JOB - EFEKNYA JUSTRU SUSAH TIDUR - UPDATE STATUS DI MEDSOS (membuat semua orang
tahu penderitaanmu dan berharap belas kasihan) - STRESS.
3. BUAT CONTEKAN.
Takut lupa mau ngomong apa?
Pertama, tarik nafas dan think: "Just tempatkan ini
bukan jadi hambatan tapi kesempatan".
Buat daftar kecil tentang keywords yang akan mengingatkanmu
tentang apa yang harus kamu bicarakan dengan klien. Kamu bisa mencatatnya dalam
buku agenda yang pasti akan kamu bawa saaat bertemu dengan klient tersebut,
atau mengetiknya dengan rapi dalam kertas terpisah (mengetik dengan bahasa yang
cuma kamu yang memahami, itu juga tidak masalah - yang penting kamu bahagia
saat hari H tiba).
4. WANGI. NICE OUTFIT.
Ternyata tidak semua wanita paham betul apa itu grooming.
Just bahagiakan orang lain seperti kamu ingin dibahagiakan oleh orang lain. Cek
beberapa hal berikut ini (apalagi jika kamu adalah wanita):
- Cek bulu ketek. Kalau kamu nggak aware dengan tingkat kepanjangan bulu ketek kamu, tahu kan dari mana datangnya bau badan pertama kali?
- Cek performa rambut. Simple thing banget memang. Tapi bayangkan kalau pak John Smith sudah datang dengan rambut klimis belah pinggir dan rapi tapi kamu dalam kondisi belum keramas dua hari, berminyak, dan masih ada butiran-butiran debu di rambutmu. Enggak munak, tapi memang terkadang penampilan nomor 1. Tentunya ini adalah salah satu cara menjaga mood lawan bicara.
- Pilih pakaian yang tepat. Rapi. Sesuai dengan tempat pertemuan.
- WANGI. Ini benernya masih bagian dari grooming. Pastikan kamu udah semprotin pewangi ke tubuh, sumber-sumber bau, syukur kalau kamu suka pakai body butter karena baunya lebih tahan lama daripada body lotion.
5. SMILEY FACE.
Muka indah jenis ini memang tidak ada pelajarannya. Pernah
ketemu dengan mbak-mbak customer service yang wajahnya kayak pengen kita
tampolin satu-satu. Tapi ada juga yang dari sekilasmata memandang senyumnya
sudah cukup indah (padahal dia nggak berasa lagi senyum). Jujur, saya memiliki
bentuk muka judes dengan garis rahang yang kuat, saat saya tidak
"memaksa" diri saya untuk memiliki "smiley face" saya
gunakan kemampuan bicara yang akan meningkatkan mood mereka. (Ada di poin
selanjutnya). Bagaimana cara mendapatkan wajah manis dengan singkat: Ucapkanlah
huruf "i" dengan tulus, menarik ujung luar bibir ikuti dengan bahasa mata yang hangat.
6. SPEAK!
Saat melihat pak John Smith di ruang meeting, tahapan
umum yang bisa kamu lakukan setelah membuka pintu ruangan (dan pak John sadar
kedatanganmu):
- Kalau kamu merasa senyum kamu jelek cobalah pose wajah seperti mengucap huruf "i" dengan tulus (seperti pada poin nomor 5). Buat perjalananmu antara pintu dan ke arahnya adalah penuh dengan senyum semangat dan optimisme (selama tidak berlebihan).
- Berjalan dengan baik, jangan membungkuk, jangan telalu mendongak, bahu terbuka dengan optimis.
- Jabat tangan pak John dengan bersemangat (jangan berlebihan).
- Tunjukan bahwa kamu senang memiliki kesempatan bertemu dengannya, bisa dengan kata-kata: "Senang sekali bisa bertemu dengan bapak hari ini", "sungguh kesempatan baik untuk saya bisa bertemu dengan Bapak," dan kata-kata sejenis.
- Memuji. Ini bukan hal yang harus dilakukan setiap saat setiap waktu. Memuji adalah cara yang bisa dilakukan untuk membuat dia tidak canggung dan menilai karakter bahwa kamu orang yang menyenangkan. Masih bingung juga cara memuji, just simple things like: "Cuaca di luar cukup cerah, dan Anda nampak bersemangat hari ini?" (dan ini bukan kode).
- Membangun Mood. Pembicaraan pada 5 menit awal dengan klien baru, kamu akan tahu karakter seperti apa dia, apakah santai, pemarah, sangat menghargai waktu, kaku, dan banyak karakter lainnya. Saat kamu tahu lawan bicaramu cukup kaku, baiknya kamu bisa ke arah pembicaraan inti. Tapi jangan sampai hal ini membuat kamu canggung ya. Tetap optimis, coz this is not the end of the world.
- Gunakan hasil pencarian google. pada pembahasan di atas, mengetahui karakter, hobi, dan kesukaan dari pak John bisa kita selip-selipkan saat pembicaraan yang santai, bisa sebelum inti pembahasan bisa juga setelah pembahasan kerja berakhir. Teknis bicara ini akan dibahas secara terpisah di post selanjutnya.
- Saat pembahasan berakhir (meeting selesai) jangan lupa untuk menemaninya keluar ruangan atau bahkan mengantarkannya ke pintu keluar (saat-saat seperti ini adalah kesemptan bagus membangun conversation).
7. TAU KAPAN KITA MENJADI LISTENER KAPAN MENJADI SPEAKER.
Pastikan setelah tahu karakter lawan bicara, kamu akan dapat
memetakan sikap yang tepat. Upayakan jangan pernah memotong pembicaraannya,
bahkan saat apa yang dia ceritakan bukan 100% pekerjaan, karena tidak menutup
kemungkinan kita akan mendengar cerita tentang perjalanan karirnya,
pengalamannya, dan banyak lagi. Orang yang punya karakter "bercerita"
memang akan lebih nyaman berbicara dengan orang yang nampak "dengan senang
hati" mendengarkan, ikut terpesona
dengan ceritanya, dan lain sebagainya. kalau kamu "sudah lelah" kamu
bisa mengucapkan beberapa kata pilihan seperti: "Sungguh menarik
sekali", "nampaknya bapak cukup menguasai bidang ini",
"Saya belajar banyak dari bapak," dan semacamnya.
Jangan sungkan
mencari waktu menutup pembicaraan (apabila pembicaraan dirasa terlalu lama dan
target pembahasan kerja sudah tercapai), tutup pembicaraan dengan kata-kata
seperti: "Semoga di kedepannya saya memiliki kesempatan baik lagi untuk
berbincang dengan bapak, namun saya paham betul kesibukan bapak membuat waktu
sangat berharga...." Tunggu
responnya dulu ya, baru kalau dia menangkap maksud kamu atau ingat bahwa
pembicaraan kerja telah berakhir, biasanya dia
juga akan lebih mudah menutup pembicaraan.
From writer:
Apapun yang telah saya tulis di post ini adalah apa yang sudah saya lakukan.
I did it and now I share it to you all.
Need more tips, topic idea, feel free to email me via
dinata.ayu@gmail.com
Selamat mencoba.