October 1, 2021

PEREMPUAN

Tulisan Tanpa Judul




"Mba, ada yang ingin saya sampaikan,"

Awalan seperti ini bukan kali pertama, saat rekan kantor mendadak minta waktu, untuk bicara empat mata. Tarohlah mereka adalah para wanita, pejuang-pejuang hebat yang aku pikir menanggung beban dilema terberat dalam berbagai peran yang mereka lakukan. Baru-baru ini juga, rekan kerja saya ini berbincang tentang rencana resign dari kantor karena family matter. Family means, anak-anak, suami, ya gitulah ya. Pada akhirnya mungkin tulisan ini akan dicibir beberapa orang yang melihat bahwa "ya itu kan tugas wanita".  Dihadapkan pada posisi ini sama aja kayak di adu dengan kondisi dan posisi. Kondisi dimana harus jadi leader, dan mengayomi tim, tentang apapun situasi yang dialami. Dan "Posisi" yang menunjukan dua wanita dengan karakter berbeda, dengan pilihan hidup beda, duduk berdua saling berhadapan dan berdekatan.

Ngga ada wanita yang ga hebat sih menurutku. Mereka memilih, apapun itu pilihannya, aku tidak akan menjustifikasi dari sudut pandang anti-patriarkhi-ku. Kehilangan satu diantara salah satu tim ku, di tengah performa yang baik, dan lagi rame-ramenya resort rasanya kayak, hhhh.... ikut sedih sih ya. Jadi intinya dia mengalah karena jarak, akan lebih baik jika fokus pada keluarga agar menekan jarak, effort dan semuanya yang bisa muncul karena ego kedua belah pihak (suami dan istri). Bagus! Itu pilihan. 

Aku dari muda bukan karakter orang yang mudah "menyerahkan" impianku di tangan orang lain. Apapun itu alasannya, peran, kewanitaan, cinta, apapun. Sampai aku ngga bisa lagi hitung. Banyak pelajaran, situasi, cita-cita, kemampuan, dan segalanya yang membuat kita makin memfilter hal-hal atau manusia-manusia yang tidak terlalu berkontribusi dalam hidup. Semakin kesini, pun demikian. Satu-satunya hal yang ingin aku kejar adalah sesuatu yang bisa dihitung, (dan jangan serta merta ini hanya tentang uang). Kilometer jarak, ketinggian pesawat, jumlah ini dan itu, semuanya.

Berpikir logic dan realtisis adalah kunci dari keseimbangan. Jangan salahkan yang tidak seimbang, bisa saja dia sempat bodoh atau bertemu atau terlibat dengan orang bodoh lainnya.

Aku senang bagaimana "kehangatan" tercipta antara dua wanita yang duduk bersama tentang pilihan. Pilihan dia untuk mengalah dan memilih keluarga, dan Pilihan aku untuk fokus kepada impian dan cita-cita. Tidak ada yang salah dari salah satunya, justru yang Anda -Anda bilang, wanita kan harus gini, harus gitu, ahhh... keasyikan apa lagi itu?? Sudah sudah, mari belajar tentang apa itu yang disebut "berpikir terbuka".

Kembali lagi, 
aku akan sekuat tenaga mempertahankan timku, tapi jika itu tidak mengubah keputusannya maka yang bisa aku sampaikan, hitung lagi (bagaimana financial life setelah resign, misal), dengan menghitung kita akan tau tabungan akan bertahan seberapa lama (wajib dengan memasukan anggaran dana darurat). 

Sukses, and see u on top.

1 comment :

Copyright © 2014 FILOSOFAST

Distributed By Blogger Templates | Designed By Darmowe dodatki na blogi