June 12, 2015

UBUD: 5 BEST THINGS EVER IN UBUD

 "Happiness is not something ready made. It comes from your own actions." - Dalai Lama

Dua hari stay di Ubud - Bali sungguh hal yang sulit untuk dilupakan. Ini bukan hanya tentang lokasi wisata yang indah dan menjauhkan diri dari bosan, tapi juga karena di Ubud, saya bisa "berlagak" warga lokal Bali, dengan mengikuti acara lokal bahkan berbaur dengan masyarakat lokal. Karena sulit untuk bercerita satu per satu tentang apa saja yang menarik di Ubud, saya merangkumnya menjadi 5 best things ever in Ubud. And here they are:

1. Sunday Market & Food Bazar.
Di dekat lokasi resort, seringkali diadakan bazar makanan dan acara seperti ini hanya dilakukan pada hari Minggu. Semua peserta bazar adalah anak sekolah sekitar usia SMA, atau mungkin lebih tepatnya sekolah kejuruan setingkat SMA. Saya mengunjungi salah satu lokasi bazar, tentunya melakukan dua kebiasaan saya yakni: Makan & bertanya. Saya suka makan. Sangat. Jadi, bazar ini menjadi kesempatan saya untuk mencoba beberapa makanan atau jajanan khas pulau dewata yang belum pernah saya coba meski telah beberapa kali ke Bali. 




Beberapa menu yang saya pilih adalah Nasi Jinggo, Sate rempah pedas dan es campur. Nasi Jinggo, mungkin sederhananya seperti nasi kucing kalo di Jawa, 1 paket nasi ukuran mini, yang di biasanya dibungkus daun pisang, kemudian berisi nasi lauk pauk, dan biasanya kombinasi lauk bisa sangat beragam. Nasi Jinggo saya lengkap dengan 3 batang sate rempah pedas, dan desert es campur. Meski namanya umum, es campur di Bali tidak sama dengan es campur yang pernah saya minum sebelumnya, entah mungkin di larutan gula, atau isi dari es campur itu sendiri. Tapi bisa dibilang, minum es campur ini berasa kenyang. Pengeluaran: Rp. 25.000;

2. Serunya belanja di Sukawati.

Pasar Sukawati berada satu jalur menuju Ubud Monkey Forest, jadi akhirnya saya memutuskan untuk singgah sejenak (lebih tepatnya belanja sejenak) di pasar tradisional ini. Banyak jenis oleh - oleh yang bisa di peroleh di Pasar Sukawati mulai dari yang berbahan kain, berbahan kayu,berbahan plastik, sintetis, semuanya ada. 
Area depan pasar Sukawati




Hal yang paling seru dari belanja di pasar Sukawati adalah "peperangan" saat tawar menawar harga barang. Hampir semua orang asli Bali menyebut logat bahasa Indonesia saya aneh. Sebagian dari mereka menebak saya adalah siswa pertukaran pelajar yang berasal dari Filipina, Thailand, bahkan ada yang menyebut dari Malaysia. 

Tips belanja di pasar Sukawati:
  • Jangan sekali - kali nampak seperti orang bingung. 
  • Gunakan bahasa yang tegas, dalam artian kalian harus nampak menguasai conversation, posisikan penjual harus mengikuti hitungan harga yang kamu buat. Tapi jangan nampak sombong, atau egois ya. Tetap ramah tapi  tegas. 
  • Mulai penawaran dari separuh harga yang ditawarkan penjual. Misalnya penjual menawarkan barang dengan harga Rp. 100.000, lihat barang tersebut apakah worth it untuk harga separuhnya Rp. 50.000, be smart buyer! 
  • Pintar akumulasi. Meskipun kita sudah memperoleh harga barus, tidak ada salahnya kita pandai mengakumulasikan total barang dengan permintaan diskon tambahan. Misalnya, 1 barang sudah separuh harga, namun karena kamu beli 10 items, kamu bisa meminta potongan harga lagi. Siapa sih yang nggak suka barang diskon. *laughing
  • Rem diri. Saat kamu menemukan barang bagus dan murah jangan pernah terbawa arus. Harus tetap memperhatikan kebutuhan, jangan sampai hanya keinginanan sesaat saja, akhirnya ada pembengkakan anggaran pembelian oleh-oleh. 
  • Be friendly! Saat sudah mendapatkan barang, jangan lupa tetap ramah dan tebar senyum ya sama penjual. (jangan mentang-mentang berhasil dapat diskon terus tetep jutek ya). Total pengeluaran: Rp. 200.000

Puas belanja. Foto dulu.

3. Ubud Monkey Forest
Sudah tidak bisa dibayangkan lagi, sebagaimana besar kecintaan saya dengan pemandangan hijau. Keindahan alam dan hutan di Ubud Monkey Forest juga sangat menawan. Hanya saja, karena di sana banyak kera-kera (berbagai ukuran) yang terkadang suka mengajak bercanda (read: usil) maka harus selalu berhati-hati dengan barang bawaan kamu. Untuk tiket masuk Rp. 30.000 per orang.




Banyak sekali turis mancanegara yang sesekali menggoda kera-kera di sana dan mengambil gambar aktifitas kera. Ada beberapa spot indah untuk mengambil foto, dan di dalam kompleks juga ada Pura yang cukup besar namun para pengunjung tidak dapat memasuki area pura tersebut. 




Motret ini usaha lo. :D


4. Nikmati malam di sepanjang jalan raya Ubud - Gianyar.
Betapa konyolnya saya karena beberapa kali datang ke Bali tapi tidak pernah menyempatkan waktu "secara sungguh-sungguh" di wilayang ini. Seperti wilayah sepanjang Legian hingga Kuta, jalan raya Ubud - Gianyar juga menawarkan berbagai pusat perbelanjaan, kerajinan, restaurant, cafe dan banyak hal menarik lainnya. 



Sepanjang jalan dan gang di area ini, membuat kita serasa tidak ada di Indonesia, perpaduan antara Jepang - London - dan manapun area yang serba indah. (*speechless). Jadi readers, meski kalian berjalan kali melalui beberapa gang ataupun sepanjang jalan besar, akan selalu menemukan view yang bagus, dan bahkan tidak bosan untuk bercengkerama dengan warga lokal. Malam itu, saya sempat dinner di Gedong Sisi Warung Ubud Bali. Meskipun namanya warung tapi sebenarnya konsepnya tetap restoran. 

Warung Gedong Sisi Ubud Bali

Pepes Ikan daun kemangi
 
Caesar Salad

Makanannya cukup enak dan banyak pilihan. Untuk makan dua orang memakan biaya yang cukup terjangkau Rp. 172.500; mungkin karena menu yang kami pilih juga tidak terlalu mahal yakni caesar Salad, pepes Ikan daun kemangi, Aqua mineral, dan Fruit punch. Ada juga beberapa menu international jika kalian ingin merasakan menu-menu baru yang belum sempat dicoba selama ini. Berhubung selera saya cenderung ke makanan Indonesia, jadi untuk menu saya memilih Pepes Ikan Daun Kemangi dan Aqua Mineral dingin.

5. Berenang.
Kegiatan ini masuk dalam 5 best things ever in Ubud karena 1. Saya tidak bisa berenang. 2. Berenang di Ubud tidak hanya tentang berenang, tapi bisa spend time di lokasi yang nyaman, indah, pemandangan alam, sawah dan tentunya udara yang masih segar. Saya juga bukan pecinta bangun pagi (kecuali pas hari kerja - mau nggak mau bangun pagi). Tapi, pagi saya di Ubud sangat sayang jika dilewatkan begitu saja. 

Sebelum berenang. *kumpulin nyawa biar nggak tenggelem



Bangun pagi, siap dengan swimsuit baru, outer baru tapi nggak pernah dipakai, dan tentunya lengkap dengan secangkir teh  pagi. Tanpa perlu waktu lama, saya sudah ada di kolam renang resort yang pagi itu belum terlalu banyak orang, hanya 5 orang semuanya adalah wisatawan asing (kecuali saya). Satu hal yang perlu saya tegaskan, saya bukan sungguh-sungguh berenang, saya main air. *tertawa.

Next post I will share about, BALI = BEACH ISLAND. 
Be waiting for it, readers. Thank you.
But, thanks for my best best best assistant photographer. :)

 

No comments :

Post a Comment

Copyright © 2014 FILOSOFAST

Distributed By Blogger Templates | Designed By Darmowe dodatki na blogi