February 25, 2014

Do You Have a Wish? Prove it. Don't Make it "Just" Wish




Table Manner Bersama Teman-Teman dari SMAN 10 Yogyakarta

Hari Minggu 23, Februari 2014 kemarin, jadi special karena musti in charge hotel, dengan kata lain, tidak libur meski itu di satu-satunya hari libur saya. Special yang lainnya, in charge hari itu, karena ada event table manner anak-anak SMA 10 Yogyakarta. Kebetulan yang ikut table manner session itu adalah anak kelas satu-nya, jadi masih banyak wajah-wajah baru, wajah penuh semangat, atau wajah yang udah keliatan dikit bandel-nya. :)

Jam 8.30 pagi di hotel sudah rame banget anak-anak berseragam sekolah. Oke deh, si kakak satu ini langsung jadi seksi sibuk sana-sini, tapi tetep nggak bisa ngalahin sibuknya Ratri, executive sales aku yang kebetulan lagi pegang event ini. Jam 10 pagi fix kegiatan di mulai. Akhirnya jadi kelihatan semua nih muka-muka semangat anak-anak SMAN 10, yang jumlahnya 33 orang, totalnya sih 38 orang cuma, 5 orangnya itu guru sama orang tua wali murid. 

Dan seperti saat kerja di kantor-kantor aku sebelumnya, kalo pas ada event langsung bisa nambah job desk aku: MC-ing.



Kegiatan dimulai dengan hotel tour, dan making bed, kelompok di bagi menjadi dua, satu kelompok ikut Ratri, satu kelompok lagi ikut sama Ayu. Dan yaaah.. maybe kebetulan ato apa Ayu dipilih sama kelompok anak-anak yang ya rada-rada badung dan aktif. But badung-nya jangan kebayang yang kayak gimana, justru mereka-meraka ini unik, menyenangkan, ceria, dan apa-apa bisa jadi bahan candaan.

Di sambung kegiatan cooking class bareng chef executive, Chef Antonius, dan teman-teman dari SMA 10 kelihatan semangat sekali pas sesi ini. Diajarin masak, masak steak pula. Gimana perut nggak keroncongan pas sembarian masak bareng chef yang pembawaannya juga ceria. Then langsung disambung dengan pengetahuan table manner sama FBM hotel Pak Bambang.

Dan beginilah gaya mereka- khususnya yang cowok-cowok, ngeluh nih karena baru ngeh namanya table manner itu ribet banget.  



 

Ada satu siswa yang menarik perhatian, namanya Argya. Bukan karena dia ganteng atau terlalu aktif bicara, justru karena dia diam, dan terbatas saat ingin melakukan kegiatan. Dia pernah jatuh di sekolah, sejak kejadian itu ada tanda kelumpuhan, dan penglihatannya pun berkurang. Saat datang di cara hari itu, dia juga dibantu teman-temannya karena dia pakai kursi roda.

Nilai plusnya, Argya tetap ikutan acara Table Manner dan semua rangkaian kegiatan, mulai dari hotel tour dan making bed, cooking class, meski keterbatasan membuatnya tidak leluasa seperti teman-temannya yang lain. Ini kutipan speech dia pas acara udah mau kelar:

"....Meski saya tidak bisa melihat, tapi saya bisa mendengar dengan jelas tawa teman-teman saya, suara orang-orang di sekitar saya, dan ini membuat saya bersemangat...."
Acara selesai sekitar jam 3 sore, dan syukurlah semua berjalan dengan lancar. Menjadi sebuah pelajaran untuk semua orang, dalam hal apapun, keterbatasan, atau merasa kerdil karena kekurangan diri, karena harusnya itu bisa menjadi pendorong dan semangat untuk terus kuat. 

Hal itu juga yang keliatan saat teman-teman Argya, punya jadwal piket namanya unik deh: "Piket Argya". Kata bu Widya, wali kelas meraka, siapapun yang mendapat jadwal piket Argya, bertugas membantu Argya kalau menemukan kerepotan di sekolah, khususnya saat harus mengikuti kegiatan yang agak susah atau telalu menyita tenaga, contohnya waktu itu kami ada sesi photo yang diambil di sekitar gazebo, mau tidak mau harus menuruni sekitar 4 anak tangga taman, tapi tanpa disuruh teman-teman yang bertugas, membantu mengangkat kursi roda Argya pelan menuruni tangga taman. 


Unik ya... tapi... yeach.. inilah yang aku dapat hari Minggu kemarin. Capek sih, tapi worth it untuk pelajaran di baliknya. 

Kita tak mungkin hidup sendiri-sendiri bukan?



No comments :

Post a Comment

Copyright © 2014 FILOSOFAST

Distributed By Blogger Templates | Designed By Darmowe dodatki na blogi