May 10, 2017

AYUTTHAYA PART 1: WAT YAI CHAI MONGKHON

Ayutthaya!


Jadi satu tujuan utamaku datang ke Thailand. Kenapa?
Ini adalah kawan kota lama yang sarat banget sama budaya. Kalau menurut tulisan di Wikipedia, Ayutthaya sama seperti kita pada umumnya, punya nama lengkap. Ayutthaya disebut juga Phra Nakhon Si Ayutthaya dan merupakan ibu kota Provinsi Ayutthaya, Thailand. Didirikan oleh Raja U-Tong pada tahun 1350, untuk menjadi ibu kota kerajaannya, Kerajaan Ayutthaya di Siam. Kemudian, pada tahun 1767 kota ini dihancurkan oleh pasukan Burma, dan reruntuhan kota lamanya kini dikenal sebagai taman bersejarah Ayutthaya.

Banyak sekali situs/reruntuhan peninggalan kerajaan Ayutthaya yang tertata cantik di kota ini. Aku sebut sederhananya sih kayak candi ya, bedanya kalau di Indonesia bebatuan vandi biasanya berwarna gelap sedangkan kalau deretan reruntuhan tua di Ayutthaya berwarna sama seperti bata kemerahan. Yang pasti hal wajib yang perlu kamu bawa saat kunjugngan ke Ayutthaya adalah: JANGAN LUPA BAWA PELINDUNG KEPALA. Kamu bisa bawa topi gaul atau kacamata keren koleksimu, karena bisa dibilang Thailand panas. Nah, Ayutthaya juga. Apalagi kalau kamu berkeliling kompleks tepat di waktu siang saat hari cerah. Bzzzzzzzttttt.....song-go (gosong!).


                                  Tiket ke Ayutthata                      Tiket MRT dari Chatucak Station - Bangsue Stasiun

Tempat pembelian tiket di stasiun Bangsue
Papan rute perjalanan dan jadwal kereta
Kami naik MRT dari Chatucak ke Stasiun MRT Bangsue. Jadi saat kalian keluar dari pintu MRT Bangsue, kalian hanya tinggal berjalan ke arah sebaliknya, karena stasiun kereta Bangsue ada dekat dengan pintu keluar MRT Bangsue. Berhubung sini turis yang kadang bingung, jadi keluar MRT bukannya balik kanan belok kanan kes stasiun Bangsue, kitanya malah maju lurus aja - nurut GPS awalnya tapi ternyata si GMPS ini mnegarahkan jalan ke spanjang rel. better kamu tanya orang sekitar.
Stasiun kereta Bangsue
Setelah menempuh 1,5 jam lamanya dari Stasiun Bangsue ke Stasiun Ayutthaya (harga tiket 14 Bath per orang), kamu akan ditawari banyak pilihan transportasi ataupun kendaraan sewaan. Kamu bisa mengunjungi beberapa lokasi di Ayutthaya dengan kendaraan seperti bajaj bernama Songthaew, sewa motor, naik gajah, atau sewa sepeda. Songthaew mirip seperti Tuk Tuk hanya saja kursinya berhadapan, kalau Tuk Tuk kursi penumpang menghadap ke depan. Naik gajah bisa dibilang bukan pilihan bagus buatku yang saat itu cuman punya waktu kurang dari 4 jam di kota ini untuk kejar kereta sore agar bisa berkunjung kebeberapa tempat lainnya di Bangkok. Kalau kamu ingin mencoba naik gajah, di tempat wisata tertentu seperti di Wat Phra Sri Sanphet juga ada wisata naik gajah. Akhirnya dari beberapa opsi kendaraan yang ada di atas, kami memilih menyewa Songthaew. Awalnya pihak penyewa (ada di dekat pintu keluar Stasiun Ayutthaya) memberikan harga 1000 THB untuk sekitar 4 jam, tapi kami minta diskon menjadi 800THB. Entah itu sebenarnya best deal atau masih kemahalan, tapi kami percayakan rute dan tujuan wisata ke babang supir saja. Awalnya kami ingin mentewa motor namun, untuk kami pelancong dan berada di lokasi baru bisa jadi akan kesulitan dan akan membutuhkan waktu lebih banyak.

TIPS: Fotolah jadwal kereta selanjutnya yang ada di stasiun Ayutthaya untuk tau jadwal keretamu. Untuk berjaga-jaga agar kamu bisa memperkirakan waktu buat jalan-jalan dan kapan harus kembali lagi ke stasiun.


                                         
                                                                      Gambar kanan: Jadwal kereta di Ayutthaya

Stasiun Ayutthaya

Hari itu Senin pagi,
Jalanan di Ayutthaya bisa dibilang sepi kadang juga ramai (kalau pas di perempatan jalan ramainya sih). Tempat wisata pertama yang kita datangi adalah Wat Yai Chai Mongkhon. Wat Yai Chai Mongkhon merupakan sebuah Kuil Buddha yang dibangun oleh Raja U Tong, yang didedikasikan untuk dapat mengakomodasikan para biarawan. Saat masuk ke lokasi ini, kamu akan melihat tempat ticketing (20Bath untuk tiket per orang), kemudian masuk ke area tempat wisata, ada belokan ke kiri untuk dapat melihat salah satu situs buddha yang menjadi point of interest di Wat Yai Chai Mongkhon yakni Buddha tidur (karena posisinya tiduran). Kanan kiri area kamu juga akan melihat beberapa tatanan taman dengan pepohonan dan bunga yang indah. Ada satu bangunan  yang biasa digunakan para biarawan bahkan pengunjung untuk berdoa. Beberapa bangunan lainnya juga ada di dalam kompleks tersebut.





Saat lebih mengexplore area di dalam Wat Yai Chai Mongkhon, ada pula satu temple dengan situs Buddha dengan posisi duduk. Di hadapan temple utama kamu bisa melihat situs Buddha dengan ukuran lebih kecil, terpasang duduk berjajar mengelilingi area kompleks temple utama. Juru kunci ((((jurrruuu kunciiii katanyaa)))) mengatakan bahwa situs Buddha duduk ini mencapai ratusan total dalam kompleks Wat Yai Chai Mongkhon dan dengan berbagai ukuran. Saya pribadi tidak jauh naik ke temple utama, naiknya lumayan tinggi, serupa kalau kita ingin masuk ke beberapa area di candi Borobudur, karena harus menaiki tangga yang cukup tinggi (meski tangga di Wat Yai Chai Mongkhon ini tidak setinggi candi Borobudur).



INFO: Ayutthaya adalah kota tua, dengan berbagai peninggalan budaya masa lalu. Jika kamu bukan karakter pecinta history, hal-hal kuno, ketenangan, dan semacamnya mungkin kamu akan boring. Jalanan dan tempat nongkrong di sini tidak seramai di pusat kota Bangkok.

Street food.
Di Wat Yai Chai Mongkhon (seperti pada umumnya orang abis jalan-jalan) kami mendadak butuh ngemil, dan haus yang tak tertolong. Meski sudah bawa botolan air minum dan juga payung (biar nggak panas-panas banget - meski tetep aja panas), akhirnya kami mengakhir tur di Wat Yai Chai Mongkhon dengan mencari Thai Milk tea. Katanya ini adalah minuman yang paling khas di Thailand. Untunglah di dekat pintu keluar tempat wisata ada ibu-ibu penjualan jajanan dan minuman termasuk Thai tea. Enaaaakkkkkk............... (meski dari sinilah awal mula terjadinya "bencana" di lokasi selanjutnya). 


Minum Thai Tea. Makan jajanan bakso ikan.
Hanya perlu sekitar 30-40 menit untuk explore Wat Yai Chai Mongkhon (kalau aku wajib seesai 30 menit) karena harus melaju ke lokasi-lokasi lainnya mengingat kereta kami datang pukul 15.30 waktu Bangkok untuk tujuan pusat kota (rencana lanjut ke Asiatique dan beberapa tempat di sekitarnya). So, agar nggak kemalaman di jalan berarti kami harus meninggalkan Ayutthaya kurang dari jam 4 dengan prediksi perjalanan 1.5 jam.
INFO: Kami membeli tiket kereta Express dengan harga 15bath per orang (3rd class) karena untuk kereta ordinary baru akan berangkat sekitar pukul 7 malam.


Jadi Ayutthaya part 2 mau bahas apa nih?
Can't wait to share my stories in Ayutthaya with you.

Kiri: Jalanan di Ayutthaya. Kadang sepi kadang ramai. Kanan: Situs Buddha di Wat Yai Chai Mongkhon

Pada intinya Ayutthaya didominasi oleh temple (peninggalan Buddha), bentuknya mirip candi, hampir semuanya. Jadi better buat list lokasi-lokasi utama. In my opinion, 4-6 tempat sudah cukup, atau bisa lebih jika kamu ingin mengunjungi tempat wisata kuliner di Ayutthaya. Oh iya, make sure kondisi badan kalian oke ya, seperti yang aku tulis di atas bahwasanya minum es di kala gerah dan cuaca panas itu paling enak, bisa jadi malah kalian ngedrop gara-gara perpindahan suhu tubuh. Setelah mengunjungi Wat Yai Chai Mongkhon sempat puyeng karena abis kepanasan terus minum es dengan bahagianya. Apalagi next destinasi juga masih candi candi dan candi dan kala itu matahari tepat di atas ubun-ubun. Tetap take care dimanapun kapanpun ya teman -teman, nggak lucu lagi traveling kok sakit. Untung nggak butuh waktu lama untuk pemulihan dari gejala nggak enak badan dan pusing-pusing. 



Tulisan ini telah dipublikasikan di Detik Travel, 8 Desember 2017:

https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-3555764/kuil-dengan-ratusan-patung-buddha



No comments :

Post a Comment

Copyright © 2014 FILOSOFAST

Distributed By Blogger Templates | Designed By Darmowe dodatki na blogi